Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA), Sudah Siapkah Kita?
Oleh: Wesih Malia
Kemajuan ekonomi
suatu bangsa menjadi tolak ukur bangsa yang sejahtera dan dihargai oleh bangsa
lainnya. Kemajuan ekonomi dapat dilihat dari semangat kewirausahaan yang kuat
dari bangsanya sendiri. Masyarakat Ekonomi ASEAN atau disingkat MEA merupakan
realisasi pasar bebas yang dibuat oleh
seluruh negara ASEAN untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan
ASEAN juga meningkatkan kemajuan negaranya melalui bidang ekonomi untuk dapat
bersaing dengan bangsa lain di luar Asia Tenggara.
Indonesia merupakan salah satunya yang tergabung dalam Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA). Sudah siapkan masyarakat Indonesia menghadapi MEA? Mau tidak
mau, suka tidak suka, siap tidak siap bukan lagi hal yang harus diperdebatkan karena
MEA sudah menjadi keputusan dan ketetapan negara-negara ASEAN. Dan Indonesia
harus siap menghadapi MEA. Tentu saja hal itu harus diimbangi dengan SDM Indonesia
yang unggul yang mampu bersaing dengan negara lain dalam MEA. Inilah peran
pemerintah untuk membuat strategi dalam menciptakan SDM untuk peningkatan
kualitas. Tidak hanya pemerintah saja, kita sebagai pemuda-pemudi Indonesia
harus melek dan peka terhadap realisasi MEA karena pengaruh diberlakukannya MEA
ini akan berpengaruh terhadap berbagai bidang, diantaranya bidang ekonomi,
pendidikan, sosial dan budaya. Sehingga hal tersebut menjadi masalah
perbincangan yang sangat penting bagi kita semua masyarakat Indonesia, khusunya
pemuda-pemudi sebagai generasi penerus bangsa yang akan menjadi pemimpin di
masa yang akan datang. Terlebih di kalangan mahasiswa sebagai agen of change (agen perubahan), setidaknya dari lulusan
perguruan tinggi harus menjalankan peranannya yang sangat penting untuk kemajuan
suatu negara dan mampu bersaing dengan negara lain.
Peran saya sebagai mahasiswa dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN
atau disingkat MEA adalah meningkatkan softskill
dan hardskill untuk menghadapi tantangan MEA. MEA menuntut kita dalam hal
kemampuan bahasa, kewirausahaan, serta keterampilan. Dimana ketiga
hal tersebut harus saling bersinergi untuk menuntun kita agar bisa bersaing
dalam MEA. Kemampuan bahasa sangat penting untuk dapat berkomunikasi dengan
negara lain karena tidak mungkin kita berkomunikasi menggunakan bahasa
Indonesia secara kontinuitas, adakalanya kita menggunakan bahasa asing misalnya
bahasa inggrs atau bahasa negara lain (Malaysia, Filipina, Kamboja, dan lain-lain).
Kemampuan wirausaha dan keterampilan juga menjadi modal untuk bisa bersaing
karena kita dituntut untuk terus kreatif dan inovatif. Indonesia kaya akan SDM
dan SDA akan tetapi, pemerintah dan masyarakat kurang mampu mnegoptimalkannya. Sehingga
ini menjadi tugas kita untuk mampu mengelola SDA dan SDM dengan seoptimal
mungkin agar dapat memberikan keuntungan yang besar terhadap negara ini dan
mampu bersaing dengan negara-negara lain. Hal tersebut tidak akan berjalan dengan
lancar apabila tidak dilandasi dengan semangat yang kuat, keberanian dan
kemandirian. Oleh karena itu, keberanian dan kemandiriaan serta semangat yang
kuat baik dari pemerintah yang membuat kebijakan maupun masyarakat yang
menjalankan kebijakan sangat diperlukan untuk mewujudkan usaha tersebut.
Ada yang lebih penting lagi yaitu mahasiswa harus mampu melakukan
suatu penelitian. Karena penelitian sifatnya menemukan hal-hal yang baru atau
memperbaiki sesuatu yang sudah ada sebelumnya. Dimana penelitian tersebut dapat
membantu pemerintah dalam menemukan solusi dari permasalahan yang menghambat
masyarakat Indonesia untuk memajukan negaranya. Baik dari kalangan pengusaha
yang mempunyai pengaruh besar terhadap perekonomian MEA maupun masyarakat
menengah ke bawah yang terus mengikuti
arus perkembangan zaman yang selalu menuntut kita untuk kreatif dan inovatif. MEA
menuntut masyarakat Indonesia untuk mampu bersaing dalam segi apapun baik itu
ekonomi, pendidikan, maupun sosial-budaya. Misalnya, dengan melakukan penelitian
akan sangat membantu pemerintah untuk memperbaiki kebiajkan atau program kerja
yang kurang detail atau perlu untuk dikaji kembali dalam mengetahui segala
sesuatu yang diperlukan masyarakat dalam menghadapi persiangan MEA terutama
untuk masyarakat menengah ke bawah yang masih awam.
Jadi, dalam menghadapi MEA Indonesia harus benar-benar siap
dalam hal SDM yang unggul dengan kemampuan softskill
dan hardskill. Dan meningkatkan tiga kemampuan yang dapat menuntun masyarakat
Indonesia menghadapi MEA diantaranya adalah kemampuan bahasa, kewirausahaan,
dan keterampilan. Dengan begitu saya optimis Indonesia bisa menjadi negara yang
mampu bersaing dengan negara-negara lain di ASEAN.