Surat Untuk
Diriku 5 Tahun Mendatang, Aku Yakin Kamu Sudah Mewujudkan Cita-citamu
Oleh: Wesih Malia
Teruntuk diriku,
Mungkin
nanti 5 tahun mendatang kamu akan menjadi orang berbeda. Pastinya berbeda dari
hari ini saat aku menulis surat ini untukmu. Aku tahu kamu mempunyai tujuan
yang sudah kamu rancang untuk kamu wujudkan di 5 tahun mendatang. Aku tahu kamu adalah orang yang tidak pernah
putus asa dan selalu ingin mencoba dan mencoba.
Aku tahu kamu dilahirkan dari keluarga
yang sederhana. Keluarga yang harmonis dan menghangatkan. Bogor adalah kota
kelahiranmu bukan? Sejak itu pada tanggal 16 Juli 1996 kamu dilahirkan tepat
pukul 16.00 WIB. Aku tahu semua itu karena kamu adalah aku. Dengan penuh kasih
sayang dan harapan dari ayah dan ibu terhadap putri kecilnya, mereka merawatku
sampai saat ini umurku 19 tahun. Dan kini, dengan pendidikan yang aku tempuh di
bangku kuliah tepatnya di Universitas Pendidikan Indonesia yang berada di kota
kembang ini mengharuskan aku untuk jauh dari mereka. Dan akupun jarang sekali
untuk pulang ke kampung halaman karena untuk pulang tidak ada uang. Jangankan
untuk uang pulang, uang bekal hidup di bandung pun mengandalkan beasiswa. Yah
semacam beasiswa untuk orang-orang yang tidak mampu. Kadang rindu sering datang
bahkan setiap saat ketika ada masalah. Banyak sekali masalah ataupun persoalan
seperti kekurangan bekal hidup, kekurangan peralatan kuliah, serta menghadapi
hidup yang keras di kota orang. Terkadang semua itu yang membuatku ingin
mengakhiri semuanya dan pulang berkumpul dengan keluarga, namun akupun selalu
ingat bahwa orangtua dan keluargaku di sana menaruh harapan besar terhadapku. Aku
tidak ingin mengecewakan keluargaku terutama ayah dan ibu yang selalu mendukung
keinginanku dan selalu berkorban untukku agar kelak aku dapat meraih
cita-citaku. Menjadi seorang guru adalah cita-citaku sejak umur 6 tahun. Saat itu aku masih duduk di bangku
sekolah dasar, dengan semangatnya membaca dan belajar untuk dapat menjadi orang
pintar dan timbulah keinginan untuk menjadi seorang guru untuk dapat membuat
orang-orang pintar. Itu sekilas sejarah yang akan kamu kenang di kemudian nanti
setelah kamu memang benar-benar mewujudkannya.
Surat ini aku buat untuk diriku sendiri di 5 tahun
yang akan datang. Mungkin 5 tahun yang akan datang aku sudah menjadi orang yang
berbeda. Entah aku sudah sukses meraih cita-citaku atau masih dalam proses
pencapaian cita-cita. Bisa saja aku sudah mempunyai pendamping hidup dunia
akhirat. Aku berharap di 5 tahun yang akan datang nanti aku sudah berhasil
meraih cita-citaku menjadi seorang guru yang cerdas, bermoral, profesional,
penuh motivasi, amanah, dan yang paling penting menjadi seorang guru teladan
yang disenangi oleh murid-muridnya.
Aku yakin 5 tahun yang akan datang kamu
berhasil mewujudkan cita-citamu menyelesaikan studimu dan menjadi seorang guru.
Aku ingin kamu wujudkan keinginanku, yaitu melihat ibu dan ayah menangis karena
bangga melihatmu memengenakan toga dan berkata “inilah putriku, putri yang
dilahirkan dari seorang kuli bangunan dapat menyelesaikan studinya dan
mendapatkan gelar sarjana”. Tentu orangtua dan keluargamu bangga terhadap apa
yang telah kamu wujudkan. Aku ingin mengatakan selamat untuk kamu wahai diriku
karena telah berhasil meraih cita-cita yang selama ini didambakan. Perjuangan
yang luar biasa dan akhirnya mampu untuk mewujudkannya. Jangan lupa bersyukur
kepada Tuhan, juga berterima kasihlah kepada ayah dan ibu yang setiap hari
mendo’akan serta selalu mendukung perjuanganmu. Lalu, beberapa pertanyaan yang ingin aku ajukan nanti
kepadamu wahai diriku. Pertama, bagaimana perasaanmu hari ini? Tentunya kamu
lebih bahagia dari aku yang hari ini sedang menuliskan surat untukmu. Kedua,
bagaimana rasanya menjadi seorang guru? Ketiga, apakah menyenangkan atau
menjengkelkan karena menghadapi kelas dengan latar belakang siswa yang beragam?
Semoga itu bukan sesuatu hal yang menjadikan persoalan yang rumit bagimu. Jangan
galak-galak kalau jadi guru nanti di
khawatirkan muridnya malah malas dan tidak mau belajar denganmu. Jadilah guru
yang disenangi muridnya buatlah muridmu mematuhi perintahmu tapi perintah yang
positif. Selamat juga untuk kamu wahai diriku karena mungkin kamu telah di
dampingi oleh seseorang yang menjadi pilihan kamu untuk menjadi imam bagi dunia
dan akhiratmu.
Hmmm... rasanya pasti tidak bisa
diungkapkan, hanya rasa haru yang ada dibenakmu nanti. Terharu karena impian
yang selama ini diinginkan dan diperjuangkan, akhirnya dapat membuahkan
hasil. Dan terharu karena kamu membaca
surat ini mengingatkan kamu dengan perjuanganmu saat ini.