Memilih Untuk Melepaskan
#WMNotes
Suasana pagi dengan udara yang sejuk, embun menetes di
dedaunan segar sampai hembusan nafasku, kicauan burungpun masih jelas terdengar
di luaran sana berterbangan dengan lincahnya. Seperti langit yang kutatap lewat
jendela kamarku, aku mulai mengingat lalu merasa yang merangsang jari jemariku
untuk mengetik kata demi kata yang mungkin sebuah ungkapan yang kini aku
rasakan.
Kenangan memang selalu mencari celah untuk mematahkan ingatan
dalam benak. Kenangan itu membawa kamu yang bahkan sudah termakan oleh waktu
tetapi tak pernah habis kubebani dengan tanya. Kamu yang pernah begitu
kupahami, aku katakan pernah karena memang pernah dan kini tak lagi. Ada sebuah
jarak dan batas transparan dari dirimu yang tidak bisa kutembus hanya saja
terlihat tapi tak bisa kusentuh. Bayangmu yang tak bisa lagi kuterka, pikiranmu
yang tak bisa lagi kumengerti, bahkan sikapmu yang semakin hari semakin tak
kupahami akan kemana arah dan tujuannya. Dulu aku katakan itu hal yang
sederhana sangat sederhana tapi sekarang apakah yang ada dalam dirimu bisa
kutebak? Entahlah karena kini aku tak bisa lagi
menemani harimu, ini sebuah keputusan yang sangat sakit untuk kuputuskan
hingga dada berkobar menekan sakitnya hati, kau pasti akan bertanya mengapa
jika keputusan yang ku ambil menyakiti diriku sendiri? Aku akan menjawab itu
mungkin akan lebih baik bagiku nanti setelah aku benar-benar melupakanmu
melepas rasa yang selalu terkurung dalam ingatan di tempurung kepalaku. Jika aku
terus bersamamu aku akan merasakan perih
setiap hari. Mungkin kau tak pernah merasa dan bahkan kau tak pernah tau
seberapa kuat aku mencoba bertahan denganmu, itu bukan sesuatu yang mudah
karena bertahan dengamu berarti aku harus menekan hatiku untuk selalu bisa
memahamimu yang kamu sendiripun tidak bisa untuk memahamiku karena aku tahu kau
tak sepenuhnya menyayangiku. Sebenarnya ini masalah sederhana yang tak tahu
kenapa malah menjadi rumit. Yang akhir-akhir ini malah membuat kita saling
menyalahkan satu sama lain. Bukan salahmu jika harus ada kata selesai di antara
kita. Dan bukan salahku jika aku tak lagi meneruskan rasa kali pertama yang
membuatku bisa mencintaimu dengan tulus. Ini hanya cara kita belajar arti dari
sebuah proses pendewasaan. Biarkanlah waktu yang mengajari kita untuk bisa
menerimanya.
Aku menyerah untuk rasa ini yang akan memperburuk kondisi
hati, aku menyerah untuk menitipkan
segala rasa yang dulu pernah kau pinta dan aku menyerah untuk masa depan
yang pernah kita impikan untuk bisa kita wujudkan. Sungguh sebenarnya bukan ini
yang kumau, bukan ini yang kuharapkan, dan bukan kondisi ini yang ingin ku
rasakan tapi nasi sudah menjadi bubur, cerita kita hanya tinggal kenangan yang
kadang kenangan itu selalu mencari jalan untuk bisa lagi masuk dalam ingatan
kita. Maaf jika keputusan ini yang harus kuambil dan maaf jika aku secepat ini
melepaskan. Memasuki ruang kosong hatimu adalah cara terbaik mengenal cinta,
tetapi melepaskan diri adalah satu-satunya cara yang paling tepat untuk menjauh
dari pergerakan luka. Kita akan baik-baik saja. Untuk sekarang kita fokus pada
kegiatan kita masing-masing, semangatlah untuk meraih cita-cita dan semangat
lah untuk terus memperbaiki diri, karena seberapa rencana yang telah kita buat
tetaplah rencana Allah yang paling indah. Mungkin ini salah satu rencana-Nya
yang belum kita rasakan pasti keindahannya tapi aku yakin suatu saat akan indah
pada waktunya. Yah menunggu memang sesuatu yang sangat menyebalkan tetapi di
saat waktu menunggu teruslah untuk mengisi waktu untuk meningkatkan kualitas
diri agar nanti kita dipertemukan dalam keadaan dimana kita bisa mengerti dan
memahami makna cinta dan kasih sayang yang sesungguhnya.
No comments:
Post a Comment