WESTERNISASI PENGIKIS JATI DIRI BANGSA
INDONESIA
Makalah
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok
Mata kuliah Pendidikan Sosial Budaya
Oleh:
Kelompok 3
Ayu Sekarini (1400190)
Cepy Abdilla (1400158)
Hotnahum N. (140xxxx)
Gina Mirta Wahyuni (1407224)
Indah Asmarani (1403964)
Tiara Sri Rahayu (1406659)
Wesih Malia (1404674)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN
PERKANTORAN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan
anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Westernisasi Pengikis Jati Diri
Bangsa Indonesia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa akan datang.
Akhir kata,
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan penulis selaku penyusun dan
bagi pembaca penulis minta maaf jika terjadi kesalahan. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih.
Bandung, April 2016
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini merupakan zaman
globalisasi, dimana saat ini setiap Negara didunia ini dapat dengan mudah
berinteraksi dan saling mempengaruhi yang tidak lagi terlalu memperhatikan batasan-batasan
Negara. Dengan semakin mudahnya setiap Negara didunia berinteraksi maka tidak
akan lepas dari munculnya pengaruh-pengaruh baru di masing-masing Negara yang
berinteraksi. Pengaruh-pengaruh tersebut dapat berupa masuknya budaya baru
(budaya asing), berubahnya pola pikir dan paradigma masyarakat, perubahan pola
tingkah laku dan prilaku masyarakat, dll.
Globalisasi sangatlah memberikan
pengaruh besar kepada Negara Indonesia, baik pengaruh positif maupun pengaruh
negative. Pengaruh positif yang di timbulkan akibat globalisasi adalah dengan
adanya globalisasi menyebabkan kemajuan Negara Indonesia baik dalam bidang
perekonomian, pendidikan maupun ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mudahnya
pengaksesan informasi tentang kondisi Negara lain. Sedangkan pengaruh negative
adalah munculnya adopsi budaya dimana terkadang budaya Indonesia diakui tanpa
izin sebagai milik Negara lain dan munculnya sikap westenisasi.
Westernisasi merupakan pengaruh negative akibat
globalisasi, Westernisasi yaitu sebuah sikap atau perbuatan meniru gaya
pergaulan dan gaya hidup bangsa lain . dengan munculnya westernisasi akan
membahayakan bangsa Indonesia dimana dengan westernisasi masyarakat indonesia
akan terpengaruh budaya asing pergaulan mereka akan mengikuti pergaulan bangsa
asing sehingga lambat laun bangsa indonesia akan melupakan budaya bangsa
sendiri, kecintaan mereka pada budaya indonesia akan menurun dan bahkan hilang.
Dilatarbelakangi
oleh segala kontroversi yang terjadi di dalam masyarakat Indonesia, tulisan ini
hendak mengurai lebih dalam tentang westernisasi yang terjadi di masyarakat Indonesia. Westernisasi yang begitu marak terjadi
di Negara Indonesia ini sangatlah berbahaya dan dapat menghilangkan jati diri
bangsa Indonesia. Selain itu pandangan hidup masyarakat pun jadi berubah, tidak
lagi berpandangan terhadap pancasila dan bisa meruntuhkan rasa nasionalisme
yang ada didalam jiwa dan raga masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, makalah
ini akan membahas tentang dampak dan pengaruh westernisasi terhadap pandangan
hidup bangsa Indonesia yang mengakibatkan hilangnya identitas bangsa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam
makalah ini yaitu
1.
Apa
faktor-faktor penyebab westernisasi di Indonesia?
2.
Bagaimana
dampak yang ditimbulkan westernisasi di kalangan masyarakat?
3.
Bagaimana
solusi agar westernisasi tidak menjalar di masyarakat Indonesia?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut
1.
Untuk
mengetahui apa saja faktor-faktor penyebab westernisasi di Indonesia.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana dampak yang
ditimbulkan westernisasi di kalangan masyarakat.
3.
Untuk
mengetahui bagaimana solusi agar westernisasi tidak menjalar di masyarakat
Indonesia.
1.4 Manfaat
Manfaat
dari penulisan makalah ini adalah untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan
tentang pandangan hidup bangsa Indonesia dan westernisasi sebagai faktor yang
menyebabkan hilangnya jati diri bangsa
Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Pengertian Pandangan Hidup
Pandangan
hidup bangsa merupakan system nilai yang dipilih dan dianut oleh suatu bangsa
karena kebaikan, kebenaran, keindahan dan manfaatnya bagi bangsa itu sendiri
sehingga dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Secara umum pandangan hidup
merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan
rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu,
masyarakat, atau negara.
Menurut Koentjaraningrat (Sitanggang, 2014) Pandangan hidup
(World View) adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat yang dipilih
secara selekif oleh individu dan golongan di dalam masyarakat. Sedangkan Menurut Manuel Kaisiepo (Sitanggang, 2014) Pandangan hidup mencerminkan citra diri
seseorang karena pandangan hidup itu mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.
Pandangan hidup sering
disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan
kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan
pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua golongan.
Dengan
demikian Pandangan hidup sesuatu bangsa ini merupakan kristalisasi dari
nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya
dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya
Pandangan
hidup ini menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari kesatuan rangkaian
nilai-nilai luhur yang berfungsi sebagai pedoman untuk mengatur hubungan
manusia dengan sesama, lingkungan dan mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya.
2.2 Tipe – tipe Pandangan Hidup
Setiap
masyarakat mempunyai pandangan hidup yang menjadi arah dan penentu masa depan
mereka. Pandangan hidup adalah hasil pemikiran dan pengalaman yang berupa
nilai-nilai kehidupan yang member manfaat, sehingga dijadikan pegangan, pedoman
pengarahan, atau petunjuk hidup. Pandangan hidup tidak timbul dalam waktu
singkat, tetapi melalui proses pengalaman yang terus-menerus dan
lama, sehingga nilai-nilai kehidupan tersebut sudah teruji dalam penerapannya.
Hasil pengujian itu dapat diterima oleh akal dan diakui kebenarannya. Atas
dasar ini, anggota masyarakat menerima hasil pemikiran yang berupa nilai-nilai
kehidupan itu sebagai pegangan, pedoman, pengarahan, atau petunjuk yang disebut
pandangan hidup. Dilihat dari segi pola kehidupan masyarakat, pandangan hidup
digolongkan menjadi dua, yaitu pandangan hidup tradisional dan pandangan hidup
modern. (Sulismadi, 2011)
a.
Pandangan
hidup tradisional
Pandangan
hidup tidak akan berfungsi secara wajar jika tidak digunakan dalam hidup
bermasyarakat. Manusia yang hidup menyendiri, seperti dalam
cerita Robinson Cruso, tidak mampu memfungsikan secara wajar pandangan
hidupnya, mengembangkan budaya sendiri saja sulit karena tidak ada yang
ditirunya dari manusia lain. Akan tetapi, apabila manusia itu hidup
bermasyarakat, akan terjadi suatu proses
interaksi yang teratur guna mewujudkan tujuan hidup bersama. Keteraturan
tersebut dipatuhi oleh setiap anggota.
Pandangan
hidup tradisional merupakan gambaran pola hidup berdasarkan berbagai macam
norma kehidupan tradisional, seperti :
1. Norma kehidupan keagamaan disebut
pandangan hidup tradisional religious;
2. Norma kehidupan kekeluargaan disebut
pandangan hidup tradisional kekeluargaan;
3. Norma kehidupan gotong royong disebut
pandangan hidup tradisional gotong royong.
Dan
lain-lain lagi sesuai dengan tradisi budaya yang menjadi dasar dan pedoman
kehidupan masyarakat setempat. Jadi pandangan hidup tradisional didasarkan pada
nilai-nilai tradisi yang berkembang secara turun-temurun yang oleh masyarakat
dianggap bermanfaat, sehingga dijadikan pedoman hidup mereka.
b.
Pandangan
hidup modern
Pandangan
hidup modern selalu dikaitkan dengan kehidupan modern yang berbasis organisasi
atau partai politik. Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang
sebagai pendukung suatu organisasi, pandangan hidup itu disebut “ideologi’.
Apabila organisasi itu organisasi politik, pandangan hidupnya disebut idelogi
politik. Apabila organisasi itu adalah Negara, Pandangan hidupnya disebut
ideologi Negara. Berbeda dengan pandangan hidup tradisional yang didasarkan
atas keteraturan dan kesadaran, maka pandangan hidup modern didasarkan atas
kekuasaan yang intinya kekuatan dan paksaan (political authority based on
power and force).
Bermacam
Tipe Pandangan Hidup
Berdasarkan
hasil pengkajian, di dunia ini terdapat bermacam-macam pandangan hidup modern
yang dianut kelompok manusia, yang umumnya terhimpun dalam organisasi Negara.
Pandangan hidup tersebut dapat digolongkan menjadi 5 macam, seperti dijelaskan
dalam uraian berikut :
a. Pandangan hidup liberalisme
Menurut
ajaran pandangan hidup ini, setiap anggota organisasi atau warga Negara bebas
berusaha guna mewujudkan kesejahteraan berdasarkan nilai-nilai kehidupan
liberal yang dianutnya. Sifat yang menonjol adalah kebebasan bersaing antara
individu yang satu dan individu yang lain. Setiapa individu bebas berusaha
mencari dan memiliki kekayaan tanpa batas. Hak asasi manusia dihargai dan
dijunjung tinggi. Pandangan hidup liberalisme dianut oleh orang Barat, antara
lain Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, dan Belanda.
b. Pandangan hidup sosialisme
Menurut
ajaran pandangan hidup ini, anggota organisasi atau warga Negara berusaha untuk
mewujudkan kesejahteraan tidak secara individual, tetapi dengan menekankan pada
prinsip secara kolektif, kesejahteraan bersama berdasarkan prinsip yang telah
diterapkan oleh Negara. Warga Negara masih bebas memiliki kekayaan sampai batas
tertentu yang ditetapkan oleh Negara. Hak asasi manusia diakui sesuai dengan
asas kebersamaan. Pandangan hidup sosialisme dianut oleh orang Barat dan orang
Timur, antara lain Rusia, Yugoslavia, Hongaria, Ethiopia, Unganda, Zimbabwe,
Laos, dan Kamboja.
c. Pandangan hidup komunisme
Menurut
ajaran pandangan hidup ini, Negara lebih berperan mengatur usaha/perjuangan
warga Negara untuk mewujudkan kesejahteraan kolektif. Setiap warga Negara harus
tunduk dan patuh pada prinsip yang ditetapkan Negara. Asas kebersamaan,
pemerataan, sama rata sama rata diterapkan secara ketat. Semua alat produksi
dimiliki dan diatur oleh Negara. Setiap orang tidak boleh memiliki kekayaan
melebihi batas yang ditetapkan oleh Negara. Tidak ada jaminan kebebasan hak
asasi manusia. Cara mewujudkan kesejahteraan tidak sesuai dengan harkat dan
martabat manusia, manusia tidak lebih dari alat produksi untuk menghasilkan
kesejahteraan (kemakmuran). Pandangan hidup komunisme dianut oleh orang Barat
juga orang Timur, antara lain Kuba, Cina, Vietnam, dan Korea Utara.
d. Pandangan hidup sosialisme religius
Menurut
ajaran pandangan hidup ini, anggota organisasi atau warga Negara berusaha untuk
mewujudkan kesejahteraan bersama secara kolektif berdasarkan prinsip
kebersamaan yang sesuai dengan ajaran agama, dan diridai oleh Tuhan. Pandangan
hidup sosialisme religius dianut oleh orang Timur Tengah dan orang Timur,
antara lain Mesir, Siria, Libya, Irak, Indonesia, Muang Thai, Bangladesh, dan
Malaysia.
e. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pandangan Hidup
Menurut Huijbers (Maran, 2006, hal. 120-121), ada beberapa hal
yang bisa membuat orang memandang hidup secara kurang positif
1.
Keadaan
jasmani yang kurang baik. Keadaan ini berkaitan dengan keadaan dunia fisik dan
keadaan tubuh manusia
2. Kemiskinan. Kemiskinan itu berkaitan
langsung dengan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia, seperti kebutuhan akan
sandang, pangan, dan papan.
3. Ketidakadilan. Apa yang diharapkan orang
dari kehidupan masyarakat adalah suatu kehidupan bersama di mana semua orang
diberi kesempatan yang sama untuk membangun dan mengembangkan hidupnya.
4. Malapetaka. Bisa terjadi, malapetaka
dapat memusnahkan nilai-nilai hidup seseorang. Malapetaka bisa membuat orang
jadi takut.
BAB III
STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
3.1 Studi Kasus
Rasa
nasionalisme serta kebudayaan bangsa Indonesia kini mulai pudar. Dengan
berkembang dan masuknya kebudayaan asing di Indonesia menjadikan budaya Indonesia
tersingkir sudah. Belakangan ini kita tahu bahwa budaya barat hampir menguasai
dan meruntuhkan kebudayaan Negara ini. Kebiasaan masyarakat Indonesia sekarang
sudah melenceng dan lebih memilih mengikuti budaya-budaya asing ketimbang
budaya sendiri. Ini sangatlah berbahaya. Kebudayaan kita sudah dianggap budaya
yang sudah ketinggalan zaman atau tidak modern
lagi oleh masyarakat dan para pemuda-pemudi di Indonesia sendiri. Dan mereka
lebih memilih untuk mengikuti budaya-budaya luar.
Westernisasi ditandai dengan semakin lunturnya budaya
asli suatu bangsa di suatu negara, dimana seseorang atau sekelompok orang atau
bangsa lebih bangga menggunakan atau mengikuti budaya bangsa barat, misalnya
lebih bangga menggunakan bahasa asing daripada bahasa bangsa atau bahasa ibu sendiri.
Saat ini masyarakat Indonesia pun sedang dilanda sebuah musibah besar, bangsa Indonesia
mulai terserang dampak westernisasi dimana semakin lunturya budaya asli
Indonesia. Masyarakat Indonesia terutama para pemuda-pemudi yang seharusnya
menjadi penjaga dan pelestari budaya malah justru lebih bangga bergaya dan
berpenampilan mengikuti gaya orang-orang barat. Bahkan para kaum elit dan kaum
terpelajar Indonesialah yang membawa dan mengenalkan budaya westernisasi.
Budaya Indonesia yang luhur dan berbudaya baik saat
ini mulai hilang, dahulu para pemuda Indonesia menggunakan pakaian yang sopan,
tetapi saat ini mereka mulai menggunakan pakaian yang terbuka atau kurang sopan
dan tidak sesuai dengan budaya timur atau budaya Indonesia. Para wanita pada
umumnya sekarang lebih percaya diri menggunakan rok mini dan pakain ketat
dibandingkan dengan menggunakan pakaian yang tertutup atau pakaian yang sesuai
dengan budaya Indonesia. Jika pengaruh westernisasi ini dibiarkan berkambang di
Indonesia, maka budaya-budaya luhur bangsa Indonesia akan luntur atau bahkan
yang lebih buruk akan hilang
Westernisasi berasal dari kata west
yang artinya barat. Westernisasi berarti proses pembaratan, pengambilalihan,
atau peniruan budaya barat. Segala tata cara kehidupan mengacu pada budaya
dunia barat, dan proses pengambilan atau peniruannya langsung, tanpa ada
seleksi atau penyesuaian dengan budaya setempat. Menurut Samuel.P.Huntington (1996) dalam
bukunya yang berjudul ”The Clash Of Civilization” Westernisasi adalah Proses
yang mengikuti segala bentuk gaya hidup bangsa barat. Adapun pengertian lain,
Westernisasi adalah suatu perbuatan seseorang yang mulai kehilangan jiwa
nasionalisme yang meniru atau melakukan aktivitas bersifat kebarat-baratan.
Westernisasi adalah proses peniruan oleh suatu masyarakat atau negara terhadap
kebudayaan dari negara-negara barat yang dianggap lebih baik dari budayanya
sendiri, atau pemujaan terhadap gaya kebarat-baratan yang berlebihan (KKBI).
Dikutip dari Cornard Phillip (2005) “Bahwa penganut
westernisasi akan berusaha untuk menciptakan kembali kebudayaan asli dalam
gambaran mereka sendiri, dengan mengacuhkan fakta bahwa model kebudayaan yang
mereka buat tidak layak untuk sebuah rancangan luar dari barat.”
Westernisasi atau gaya kebarat-baratan kini semakin
merasuki kebudayaan Indonesia. Masyarakat Indonesia seakan melupakan warisan
kebudayaan nenek moyang. Westernisasi adalah suatu perbuatan seseorang yang
mulai kehilangan nasionalismenya, yang meniru atau melakukan aktivitas yang
bersifat kebarat-baratan (budaya orang barat). Westernisasi seperti wabah yang
siap menerjang kapan saja dan siapa saja. Jika kita tak lagi menghargai budaya
sendiri. Dilihat dari pandangan sosiologi, westernisasi ini bisa menimbulkan
dampak negatif terhadap suatu budaya apabila proses penyerapan kebudayaannya
terlalu berlebihan dengan tidak memperhatikan aspek-aspek dari budaya lokal itu
sendiri. Westernisasi merupakan sikap meniru mentah-mentah apa yang dilihat
tanpa pertimbangan terlebih dahulu. Westernisasi biasanya banyak dilakukan oleh
orang yang ingin cepat dikatakan modern dan takut dikatakan ketinggalan zaman.
Kebudayaan orang timur yang dianut oleh orang Indonesia yang bersifat positif
seperti gotong royong, sopan, bersifat kerohanian, tenggang rasa, saling tolong
menolong ke sesama mulai ditinggalkan begitu saja demi westernisasi. Oleh
karena itu, banyak orang diantara kita menjadi orang yang tanggung, menjadi
tidak modern karena sikap dan perilaku modernnya tidak diadopsi, tetapi
kebudayaan materinya atau westernisasinya segera diadopsi.
Ironisnya, hal ini mulai tampak di Indonesia, hegemoni
westernisasi telah melahirkan suatu konsepsi pada kalangan remaja terutama
bahwa kalau mau “gaul” harus berpakaian atau meniru gaya orang-orang barat. Di
sisi lain, hal ini menyebabkan lunturnya jiwa-jiwa nasionalisme dalam diri
mereka sendiri.
Jati diri bangsa Indonesia perlu ditingkatkan untuk
mengembalikan kebudayaan Indonesia dengan mengedepankan empat pilar kebangsaan
yakni Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. "Melihat di era
globalisasi ini, pengaruh televisi, pengaruh pelajar luar negeri yang membawa
kebudayaan asing masuk ke Indonesia, jadi jati diri bangsa perlu ditingkatkan.
Gerakan westernisasi telah mampu merembes hampir di
setiap Negara-negara di dunia, khususnya Negara Indonesia. Dengan diam-diam
masyarakatnya terseret ke dalam peradaban Barat yang materialistik dan modern.
Akibatnya mereka terikat oleh roda peradaban
barat. Pengaruh westernisasi ini berbeda-beda antara satu negara dengan
negara lain khususnya di Indonesia. Westernisasi sudah berkembang di masyarakat
luas. Dan hal ini menuntut kita untuk mewaspadai manakah yang bisa diterima dan
mana yang tidak perlu diikuti. Pemikiran Westernisasi adalah sebuah arus besar
yang mempunyai jangkauan politik sosial kultural dan teknologi. Arus ini
bertujuan mewarnai kehidupan bangsa-bangsa terutama rakyat Indonesia dengan
gaya yang ke barat-baratan. Dengan banyak cara, westernisasi menggusur kepribadian
suatu bangsa yang merdeka dan memiliki karakteristik yang unik. Kemudian bangsa
tersebut dijadikan boneka yang meniru secara total peradaban barat.
Westernisasi di Indonesia merupakan suatu masalah yang
perlu dicermati bersama karena menyebabkan perubahan terhadap masyarakat
multikultural Indonesia yang semakin lupa akan nilai luhur, budaya, norma, adat
istiadat yang sejujurnya merupakan warisan kepribadian bangsa Indonesia asli
berasal dari nenek moyang kita terdahulu. Kemudian apabila warisan kepribadian
bangsa tersebut dilestarikan maka sesungguhnya akan memberikan suatu nilai
lebih bagi kehidupan bangsa Indonesia dibandingkan dengan negara lain, karena
setiap bangsa memiliki kepribadian bangsa yang berbeda-beda. Scholte (2000)
menyatakan menyebarnya pikiran Westernisasi: “Westernisasi adalah salah satu
bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarluasnya budaya dari barat
sehingga mengglobal”.
3.2 Faktor-Faktor Yang Dapat Menimbulkan Westernisasi
1)
Masuknya budaya barat dan akultrasi budaya.
2)
Munculnya keinginan kebebasan seperti Negara-negara barat.
3)
Kurangnya kesadaran masyarakat akan memilah budaya yang baik maupun yang
buruk.
4)
Masyarakat yang konsumtif terhadap barang-barang dari Negara-negara barat.
5)
Keinginan bangsa Barat untuk menguasai dunia Melalui westernisasi ini dunia
barat mecoba mempengaruhi hampir semua manusia untuk mengikuti kebudayaanya.
Hal ini dilakukan supaya tidak ada kebudayaan lain yang mempunyai karakteristik
dan keunikan tersendiri yang dapat menandingi bangsa barat oleh karena itu di
bentuklah westernisasi.
3.3 Manfaat Yang Ditimbulkan Dari Westernisasi
1) Perubahan Tata Nilai dan Sikap Adanya modernisasi dan
globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang
semua irasional menjadi rasional.
2)
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan
mendorong untuk berpikir lebih maju.
3)
Tingkat Kehidupan yang lebih Baik Dibukanya industri yang memproduksi
alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha
mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
3.4 Dampak Yang Ditimbulkan Dari Westernisasi
1)
Westernisasi melahirkan sekularisasi.
Sekularisasi adalah mengasingkan agama dari kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Dengan ide ini masyarakat dicegah untuk melibatkan peran dan fungsi
agama dalam mengatur urusan-urusan politik. Ide dan paham ini jika dibiarkan
terus-menerus dan semakin mengakar di dalam masyarakat akan menimbulkan
berbagai efek negatif seperti meningkatnya jumlah angka tindak kriminalitas,
pelecehan seksual, tindak korupsi, kolusi, dan nepotisme serta
perilaku-perilaku yang buruk.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa westernisasi
telah menjalar kedalam berbagai bidang dan aspek kehidupan. Misalnya
pemerintahan di Indonesia yang semakin hari semakin
2)
Westernisasi memunculkan demokratisasi dan liberalisasi. Kedua paham
tersebut berasal dari dunia barat, dengan adanya westernisasi secara tidak
langsung paham tersebut mempengaruhi pola dan pikiran kita dalm dunia
pemerintahan maupun perekonomian.
3)
Hilangnya tradisi dan budaya asli. Dengan adanya westernisasi orang lebih
banyak menghambakan kebudayaan-kebudayaan asing daripada kebudayaan sendiri.
4)
Dapat mengakibatkan turunnya moral penduduk suatu negara yang terkena
dampak westernisasi. Misalnya, dunia malam membuat bangsa indonesia terjebak
dalam hal-hal yang bersifat negatif dan tidak sesuai dengan etika negara
indonesia.
5)
Gaya Hidup Kebarat-baratan. Banyak sekali aspek yang sudah mulai
digegerogoti dengan berkembangnya Westernisasi. Gaya hidup orang sekarang yang
lebih mementingkan gengsi dan kepraktisan tanpa mengetahui dampak buruk yang akan
dirasakannya. Misalnya, sekarang orang lebih memilih makanan cepat saji atau
istilahnya adalah fast food seperti: burger, fried chicken, minuman kaleng,
soda dan sebagainya. Makanan diatas merupakan salah satu makanan dengan
kategori junk food. Beberapa akibat apabila seseorang terlalu sering
mengkonsumsi Junk Food antara lain junk food yang mengandung banyak gula, dapat
merusak gigi dan menyebabkan terjadinya kavitas (gigi berlubang). Terlalu
sering makan makanan yang banyak gula, membuat kadar insulin dalam tubuh tidak
stabil, dan memicu terjadinya penyakit Diabetes Melitus / kencing manis di
kemudian hari. Junk food menyebabkan terjadinya obesitas (kegemukan). Tidak
semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang
mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua,
kehidupan bebas remaja, sex bebas, dan lain-lain.
6)
Sikap Individualistik Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju
membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya.
Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
7)
Pola Hidup Konsumtif. Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan
barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik
untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
8)
Pergaulan bebas. Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang
diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa
ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung
kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk
didalamnya tentang pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang
negatif, yang antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex
bebas, dan lain-lain yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit HIV / AIDS
9) Dan lunturnya rasa nasionalisme bangsa sendiri. Indonesia memiliki beraneka ragam seni dan
budaya. Dari sabang sampai merauke memiliki keunikannya masing-masing.
Seharusnya kita patut bangga dengan keanekaragaman ini, terutama budaya
Indonesia yang memiliki coraknya masing-masing sesuai dengan daerahnya. Seperti
halnya tarian, lagu, baju adat dan bahasa daerah. Akan tetapi dengan semakin
berkembangnya jaman, budaya tradisi daerah yang mulai luntur akan nilai dan
maknanya. Generasi muda saat ini lebih memilih untuk mengikuti tren yang ada.
Seolah-olah tidak perduli lagi untuk melestarikan budaya-budaya Indonesia.
Mereka lebih memilih tarian modern seperti break dance daripada tarian-tarian
tradisional seperti tari kuda lumping, tari bedoyo dan sebagainya. Selain itu
mereka lebih senang menyanyikan lagu dengan aliran pop, rock, metal daripada
lagu-lagu tradisional Indonesia ataupun aliran seperti keroncong, campursari
dan sebagainya. Dengan alasan sudah kuno dan sudah tidak jaman itulah yang
membuat budaya Indonesia semakin luntur nilainya. Akibatnya adalah beberapa
budaya kita berhasil di klaim oleh negara tetangga Malaysia sebagai miliknya,
seperti Reog dan Batik. Keadaan Indonesia seperti inilah yang menyebabkan
banyak sekali oknum yang memanfaatkan sifat acuh tak acuh anak bangsa terhadap
budayanya sendiri.
Aktor-Aktor atau Alat Westernisasi.
• Media (Internet, Surat
Kabar, Majalah, Televisi, Dan sebagainya)
• Selebritis-selebritis dari
Negara-negara barat
• Film
• Musik
• Video klip / musik dari musisi-musisi
luar
Contoh-contoh Pengaruh Westernisasi
• Penggunaan bahasa asing
dalam kehidupan sehari-hari.
• Cara berpakaian yang
kebarat-baratan.
• Gaya hidup yang
kebarat-baratan.
• Adanya masyarakat yang
menganut paham :
1.
Kapitalisme
2.
Hedonisme
• Pemaknaan simbol secara
berlebihan.
3.5 Solusi Penyelesaian Masalah Westernisasi Yang Terjadi Di Indonesia
1.
Mengenalkan budaya-budaya asli Indonesia kepada masyarakat Indonesia dan
melestarikan serta mengenalkan budaya-budaya asli Indonesia ke mancanegara.
2.
Melakukan penyaringan-penyaringan terhadap budaya asing yang masuk ke
Indonesia.
3.
Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang arti rasa nasionalisme.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Westernisasi merupakan gaya atau tingkah laku seseorang yang mengikuti gaya
prilaku dan gaya hidup bangsa asing yaitu bangsa-bangsa barat. Dimana seseorang
atau sekelompok itu mengikuti tingkah laku, cara berpakaian atau berpenampilan
dan bahkan juga mengikuti budaya bangsa-bangsa barat seperti inggris dan
negara-negara dibenua Eropa dan Amerika lainnya. Westernisasi saat ini
sangatlah mudah berkembang di Indonesia hal ini disebabkan karena kurangnya
pengetahuan tentang IPTEK, mudahnya budaya asing masuk ke Indonesia dan tidak
adanya penyaringan terhadap budaya-budaya yang masuk ke Indonesia sehingga
westernisasi mudah berkembang dengan mudah di Indonesia.
Westernisasi yang berkembang di Indonesia memberikan dampak, baik berupa dampak
positif maupun dampak negatif. dampak positifnya yaitu perkembangan IPTEK
semakin luas dan masuknya ide-ide baru yang membuat masyarakat Indonesia
terutama pengusaha dan pemuda memiliki motivasi melakukan inovatif. Dan dampak
negatifnya yaitu lunturnya jiwa nasionalisme dan munculnya sikap hedonisme,
sekularisme dan konsumtif yang mengubah pandangan hidup masyarakat Indonesia.
Meski banyak dampak positif yang di timbulkan tetap saja westernisasi itu
sangat membahayakan nasionalisme bangsa dan negara serta hilangnya kebudayaan
bangsa dan identitas bangsa.
Solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi perkembangan westernisasi salah
satunya adalah memberikan pemahaman yang mendalam tentang arti penting
nasionalisme dan melakukan penyaringan atau pemilahan budaya atau pengaruh yang
masuk di indonesia.
4.2 Saran
Agar pandangan hidup masyarakat
Indonesia tidak terpengaruh oleh pandangan hidup orang-orang Barat, maka bangsa
Indonesia sendiri harus benar-benar pintar dalam menyikapi dan menyeleksi
budaya asing yang masuk ke Indonesia.Sebagai warga negara Indonesia hendaknya
kita tidak melupakan budaya asli kita walaupun kita menyukai atau merasa budaya
Barat lebih modern, budaya Indonesia juga tidak kalah dengan budaya Barat.
Indonesia memiliki banyak hasil karya seperti batik, lagu-lagu daerah, bahasa daerah
dan lain-lain. Kita juga perlu menerapkan upaya-upaya pencegahan dari dampak
negatif westernisasi supaya tidak ada penyesalan dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
(KBBI), K. B. (2013, Desember 05). Westernisasi.
Dipetik April 25, 2016, dari http://kbbi.web.id:
http://kbbi.web.id/westernisasi
Huntington's, S. P. (2011). Clash of Civilizations.
Harvard: Simon & Schuster.
Maran, R. (2006). Manusia
dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sitanggang, R.
(2014). Makalah Manusia dan Pandangan Hidup. Pemantangsiantar:
Univeristas Islam Sumatera Utara.
Sulismadi, A. S.
(2011). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Malang: Universitas Muhamadiyah
Malang.
No comments:
Post a Comment