KESEMPATAN BISNIS KELUARGA
“BROWNIES KUKUS
AMANDA”
Makalah
Diajukkan untuk memenuhi salah satu
tugas kelompok
Mata
Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu Dr. Endang Supardi, M.Si.
Oleh
Kelompok 4:
Nida
Sari Fadillah 1400735
Sandika
Dwi Candra 1405138
Wesih
Malia 1404674
JURUSAN PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan
anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Kesempatan Bisnis Keluarga “Brownies Kukus Amanda”.
Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan di masa akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Penulis mohon maaf jika
terjadi kesalahan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Bandung, 15 September 2016
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bisnis keluarga merupakan salah satu bentuk bisnis
yang melibatkan sebagian anggota keluarga di dalam kepemilikan atau operasi
bisnis. Family business juga merupakan salah satu jalan untuk mempertahankan
keharmonisan rumah tangga, akan tetapi terkadang juga kebanyakan orang
mengambil family business ini sebagai salah satu lembah kehancuran rumah
tangga. Akan tetapi kalau dicermati dengan baik dan bisa memanage dengan efektif dan efesien, maka hubungan rumah tangga
akan terjalin dengan rasa kasih sayang dan penuh ketenteraman, bersama orang
yang kita kasihi.
Dalam Family business yang terlibat di dalamnya
juga, tidak serta merta akan meninggalkan tanggung jawab yang telah dipikulnya
sesuai dengan kaidah-kaidah atau aturan yang telah diberlakukan, seseorang yang
dapat mengatur ataupun mengontrol dirinya, maka anatara bisnis dan keluaarga
setidaknya dapat diimbangi dan dijalani kehidupan antara bisnis dan keluarga
dengan secara kondusif.
Terkadang banyak orang yang meninggalkan
keluarganya sendiri, karena sudah tergoda dengan racun duniawi, yakni
berbisnis, yang tidak pernah mengenal batas dan waktu, sehingga keluarga
dilantarkan dengan begitu saja tanpa memikirkan konsekuensinya baik dirinya
sendiri dan keluarganya. Oleh sebab itu, dalam berbisnis dan sudah menjalin suatu
hubungan keluarga paling tidak dapat mengimbangi anatara keluarga dan bisnis,
sehingga dalam membina rumah tangga dapat bersifat continue dan menjadi panutan
rumah tangga yang SAMAWATA (Sakinah, Mawahdah, Warahmah dan Taqwa).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah
yang terdapat dalam penulisan ini di antaranya sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan bisnis keluarga?
2.
Apa saja bentuk-bentuk bisnis keluarga?
3.
Apa saja elemen-elemen yang terdapat pada bisnis
keluarga?
4.
Bagaimana peran dan hubungannya dalam bisnis keluarga?
5.
Bagaimana mekanisme dan manajemen usaha bisnis keluarga?
6.
Apa saja keuntungan dalam bisnis keluarga?
7.
Apa saja kendala-kendala dalam menjalankan bisnis
keluarga?
8.
Apa saja ciri-ciri khusus manajemen perusahaan keluarga?
9.
Bagaimana
impelentasi bisnis keluarga yang terdapat di “Brownies Kukus Amanda?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu bisnis keluarga.
2. Untuk mengetahui bnetuk-bentuk bisnis keluarga.
3. Untuk mengetahui elemen-elemen yang terdapat pada bisnis
keluarga.
4. Untuk mengetahui bagaimana peran dan hubungan dalam
bisnis keluarga.
5. Untuk mengetahui mekanisme dan manajemen bisnis keluarga.
6. Untuk mengetahui keuntungan dari bisnis keluarga.
7. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam
bisnis keluarga.
8. Untuk mengetahui ciri-ciri manajemen dalam bisnis
keluarga.
9.
Untuk
mengetahui bagaiamana implementasi bisnis keluarga yang terdapat di “Brownies
Kukus Amanda”.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat
dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan tentang kesempatan
bisnis keluarga serta proses bisnis keluarga yang terdapat di “Brownies Kukus
Amanda” yang merupakan salah satu contoh bisnis keluarga.
BAB II
LANDASAN TEORETIS
2.1.Definisi Bisnis Keluarga
Dalam terminologi bisnis, perusahaan
keluarga terbagi menjadi dua macam. Pertama adalah family owned enterprise
(FOE), yaitu perusahaan yang dimiliki oleh keluarga tetapi dikelola oleh
profesional yang berasal dari luar lingkaran keluarga. Keluarga hanya berperan
sebagai pemilik dan tidak melibatkan diri dalam operasi di lapangan. Perusahaan
seperti ini merupakan bentuk lanjutan dari usaha yang semula dikelola oleh
keluarga yang mendirikannya. Jenis perusahaan keluarga yang kedua adalah family business
enterprise (FBE), yaitu perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh keluarga
pendirinya. Perusahaan tipe ini dicirikan oleh dipegangnya posisi-posisi kunci
dalam perusahaan oleh anggota keluarga. Jenis perusahan keluarga inilah yang
banyak terdapat di Indonesia.
Menurut (Tracey, 2001, hal. 3-4) menyatakan bahwa “A
business is a family business if its owners think it is and want it to be”.
Pernyataan ini terlihat sangat sederhana namun mengandung arti yang sangat
dalam. Dikatakan bahwa suatu perusahaan tergolong sebagai perusahaan keluarga
manakala pemiliknya berfikir dan menginginkan perusahaannya sebagai perusahaan
keluarga.
Pendapat
senada juga dikemukakan oleh (Bernard, 1975, hal. 42) bahwa perusahaan
keluarga dikendalikan oleh anggota keluarga tunggal khususnya dalam proses
pengambilan keputusan bisnis yang penting.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bisnis keluarga adalah bisnis yang anggota
keluarganya secara langsung terlibat dalam kepemilikan dan jabatan atau fungsi.
2.2.Bentuk-bentuk Bisnis Keluarga
Efektif atau tidaknya peran keluarga
dalam perusahaan dapat dilihat dari ketiga bentuk bisnis keluarga berikut.
Karakter dari ketiga bentuk ini tidak sama. yaitu;
1. Family owned business (FOB). Pada
bentuk FOB keluarga hanya sebagai shareholder, pengelolaan perusahaan
diserahkan kepada eksekutif profesional dari luar lingkungan keluarga, dan
saudara yang lain tidak ikut mengendalikan perusahaan.
2. Family business (FB). Pada FB,
keluarga bertindak sebagai shareholder juga mengurus perusahaan artinya
perusahaan dimiliki dan dikelola oleh anggota keluarga pendiri.
3. Business family (BF). Bentuk
perusahaan BF keluarga sebagai pemilik perusahaan cenderung menekankan pada
hubungan kekerabatan saja.
Dalam
membangun bisnis bersama keluarga atau pasangan terlebih dahulu harus jelas
mendefinisikan bentuk usaha keluarga tersebut, yaitu family business atau
business family. Kedua
bentuk bisnis itu berbeda, FB lebih menekankan pada profesionalitas dari
keluarga yang mengoperasikan atau profesional yang bekerja di perusahaan itu.
Sedangkan BF, menekankan pada hubungan kekeluargaan. Walaupun bisnis dikelola
bersama keluarga, perusahaan tetap harus menerapkan prinsip good corporate
governance (tata kelola perusahaan yang baik).
Seiring
dengan tumbuh dan berkembangnya perusahaan, tidak jarang perusahaan keluarga
“berubah bentuk” dari FB menjadi FOB, misalnya: Salim Group, Lippo, Bakrie
Group, Ciputra, dan lain-lain. Apapun bentuk atau golongan bisnis keluarga yang
dipilih, keluarga harus mampu mengatasi sejumlah masalah yang sering timbul,
antara lain soal kepemimpinan, konflik, suksesi, transparansi, kompetisi dan
budaya perusahaan.
2.3.Elemen-elemen Bisnis Keluarga
J ohn Davis dan Morris
Taguiri dalam (Hoover, 2000, hal. 61) menyatakan bahwa terdapat tiga
(3) elemen pengaruh dalam bisnis keluarga, yaitu:
1. Keluarga, keberhasilan dalam
keluarga diukur dalam artian harmoni, kesatuan, dan perkembangan individu yang
bahagia dengan harga diri yang solid dan positif.
2. Bisnis, adalah entitas
ekonomi dimana keberhasilan diukur bukan pada harga diri dan kesenangan
interpersonal individu, tetapi dalam produktivitas dan profesionalisme.
Sehingga ukuran utama seseorang terletak pada kontribusi terhadap pelaksanaan
strategi, pencapaian terget, dan profitabilitas perusahaan.
3. Kepemilikan, didasarkan pada
peranan seseorang dalam investasi dalam perusahaan, peranan meminimalkan
risiko, mewakili perusahaan berhubungan dengan pihak luar.
Dalam bisnis keluarga,
ketiga elemen tersebut bercampur menjadi satu
bahkan batas-batas diantara
ketiganya kabur dan tak tampak. Banyak fungsi
menjadi tumpang tindih
sehingga sering terjadi ketegangan hubungan, tetapi
banyak hal menunjukkan bahwa
kesuksesan bisnis keluarga dimulai dari kaburnya batas-batas itu.
2.4.Peran keluarga dalam bisnis keluarga
Peran dalam hubungan keluarga adalah
seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati
kedudukan sosial tertentu dalam keluarga, bila individu menempati kedudukan tertentu,
maka mereka merasa bahwa setiap kedudukan yang mereka tempati akan menimbulkan
harapan (expectations) dari orang-orang disekitarnya. Peran adalah
prilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki sesuatu status.
Peran dalam hubungan keluarga (G. Justin Longenecker, 2001, hal. 410) adalah:
1.
Orang
tua sebagai pendiri.
Pada
umumnya, di dalam usaha keluarga adalah seorang pria atau wanita yang
mendirikan dan merencanakan untuk mewariskan bisnis kepada anak laki-laki atau
anak perempuan. Pada kebanyakan kasus, bisnis keluarga bertambah secara
serentak. Beberapa pendiri bisnis sulit mencapai keseimbangan antara bisnis dan
tanggung jawab keluarga. Di dalam situasi yang lain orang tua juga harus bisa
meluangkan waktu untuk berkumpul bersama anak-anaknya.
Pendiri
bisnis keluarga yang memiliki anak usia remaja merencanakan anaknya untuk ikut
serta dalam bisnis dan 78% dari semua pendiri bisnis keluarga berniat untuk
mewariskan bisnis mereka kepada anak-anaknya (Zimmerer dan Scarborough,
2002:56).
Peran orang tua dalam
hubungan dengan anak akan semakin komplek karena orang tua di dalam menjalankan
perannya akan banyak mengalami konflik. Di satu pihak orang tua sebagai
pengendali bisnis keluarga mempunyai peran sebagai atasan, tetapi dilain pihak
orang tua mempunyai peran untuk menjadi kepala keluarga yang harus memelihara
hubungan baik dengan anak-anaknya.
2.
Peran
saudara.
Keluarga
dengan beberapa anak, dua atau lebih dari mereka mungkin akan terlibat di dalam
bisnis keluarga. Ini tergantung keinginan dari individu anak-anak. Pada
beberapa kasus, orang tua merasa beruntung jika paling tidak satu anak-anak
memilih untuk menjalankan bisnis keluarga. Namun, masalah akan timbul jika dua
atau lebih anak-anak yang terlibat dalam bisnis keluarga. Yang terbaik adalah
anak-anak bekerja menjadi suatu tim, setiap anak memberikan kontribusi pelayanan
menurut kemampuan masing-masing. Sebagaimana pengalaman keluarga perusahaan
terbaik dan kesatuan di dalam hubungan keluarga, bisnis keluarga akan
mendapatkan keuntungan dari kolaborasi yang efektif antara kakak dan adik.
Lambing dan
Kuehl dalam buku Entrepreneuship (2000:39) menyatakan bahwa masalah akan
timbul jika beberapa anak ingin terlibat didalam bisnis keluarga. Orang tua
sebagai pendiri bisnis harus memutuskan anak-anak yang akan bergabung di dalam
menjalankan bisnis keluarga, dan disinilah potensial persaingan antara saudara
kandung.
3.
Peran
pasangan dari wirausaha.
Bisnis keluarga yang pada awalnya hanya keluarga inti, setelah
mengalami perkembangan akan merekrut karyawan dari lingkungan keluarga sendiri
juga baik itu sanak keluarga, keponaan sampai pada pasangan dari
wirausaha/menantu, walaupun mempekerjakan orang-orang yang mempunyai hubungan
kekeluargaan menurut Raharja prinsip Good Corporate Governance (Tata
Kelola Perusaan Yang Baik) harus tetap dijalankan, dalam bisnis keluarga
pasangan wirausaha juga mempunyai peran yang sangat penting. Mereka bisa
memberikan motivasi dan dorongan kepada wirausaha, menjadi pendengar yang baik,
bisa menjadi mediator antara para wirausaha jika terjadi perbedaan pendapat,
ikut serta memberikan masukan dan saran-saran untuk kemajuan bisnis dan juga
membantu dalam menanggulangi masalah-masalah yang ada dalam bisnis.
2.5.Mekanisme dan Manajemen Usaha Bisnis Keluarga
2.5.1 Mekanisme Bisnis Keluarga
Dunia
bisnis dan dunia keluarga memang memiliki perbedaan yang amat curam. Jelas,
dalam sebuah keluarga kepentingan keluarga akan mengalahkan kepentingan-kepentingan
yang lain. Padahal, perusahaan menuntut sikap yang profesional. Termasuk juga
dalam masalah kompensasi atau pembagian keuntungan. Perusahaan profesional akan
mendasarkan pemberian gaji pada nilai pasar dan riwayat kerja (kinerja)
seseorang. Sedangkan keluarga mendasarkan pemberian gaji pada kebutuhan.
Di
sini terlihat betapa keluarga memiliki standar yang tidak jelas. Masalah
terpenting dalam keberlanjutan bisnis keluarga adalah masalah suksesi. Suksesi
memang bukan satu-satunya penentu kelanggengan bisnis keluarga. Tapi, mau tidak
mau generasi pendahulu harus memberikan tongkat estafet perusahaan kepada
generasi berikutnya. Suksesi tidak hanya berarti pada tingkat pimpinan dan managerial
saja, termasuk pada kebijakan-kebijakan perusahaan.
Terdapat
tujuh langkah dalam melakukan suksesi perusahaan keluarga: mengevaluasi
struktur kepemilikan; mengembangkan gambaran struktur yang diharapkan setelah
suksesi; Mengevaluasi keinginan keluarga; mengembangkan proses pemilihan,
melatih dan memonitoring penerus masa depan; Melakukan aktivitas team building
dari keluarga; Menciptakan dewan direksi yang efektif; Yang terakhir,
memasukkan penerus pada saat yang tepat, yaitu ketika pendiri berusia 50 tahun
dan penerus berusia 30 tahun
2.5.2 Manajemen Bisnis Keluarga
Kompleksitas
hubungan dalam perusahaan keluarga memerlukan manajemen yang terbuka, artinya
manajemen yang dikelola secara profesional. Manajemen yang baik diperlukan
untuk kesuksesan tiap bisnis. Praktek manajemen bisnis keluarga yang baik
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Merangsang
pemikiran dan pemahaman strategi bisnis yang baru
b.
Merekrut
dan mempertahankan manajer non keluarga yang baik
c.
Menciptakan
organisasi yang fleksibel dan inovatif
d.
Menciptakan
dan melindungi modal
e.
Menyiapkan
pengganti kepemimpinan (suksesi)
Salah
satu permasalahan umum yang dihadapi ketika perusahaan keluarga berkembang
adalah menentukan gaya bisnis apa yang sebaiknya diterapkan dalam manajemennya.
Ketika perusahaan masih dalam taraf kecil, manajemen keluarga masih dapat digunakan.
Tetapi makin besar perkembangan usahanya, gaya manajemen tentunya harus berubah
karena kemungkinan tidak lagi mampu jika hanya anggota keluarga yang mengelola.
Ciri
negatif yang harus dihindari oleh perusahaan keluarga antara lain; kurang
formalitas, pemisahan urusan personal bisnis yang tidak jelas, serta
kepemimpinan ganda. Hubungan interpersonal yang emosional juga harus dihindari.
Dalam bisnis keluarga, sikap-sikap jujur, ulet dan tidak serakah akan membawa
pada perkembangan yang baik. Sifat jujur diperlukan agar orang tetap percaya
dengan setiap perkataan dan perbuatannya. Sikap ulet dapat mendorong seseorang
untuk maju dan tidak gagal. Sikap tidak serakah mencegah seorang pengusaha
tidak fokus dalam melakukan ekspansi usahanya.
Manajemen
keuangan bukan sekedar bagaimana memanajemen uang kas. Tapi lebih dari itu,
manajemen keuangan adalah bagaimana perusahaan mengelola kekayaan untuk
menghasilkan keuntungan dan memanfaatkan sumber-sumber modal untuk membiayai
usaha. Meski sederhana, bisnis keluarga pun perlu menerapkan prinsip-prinsip
manajemen keuangan.
Berikut
beberapa dasar manajemen keuangan bagi bisnis keluarga.
- Pisahkan uang pribadi dan usaha.
Kesalahan paling umum yang dilakukan
pengusaha UKM dalam mengelola keuangan adalah mencampur uang usaha dengan uang
pribadi. Mungkin karena usaha masih kecil, kita berpikir tidak masalah jika
mencampur uang usaha dengan uang pribadi. Namun yang kebanyakan terjadi, kita
sulit membedakan pengeluaran pribadi dan usaha. Walhasil, keperluan pribadi
sedikit demi sedikit menggerogoti saldo uang usaha.
- Rencanakan penggunaan uang.
Bahkan saat perusahaan memiliki
modal lebih banyak, perusahaan tetap harus merencanakan penggunaan uang sebaik
mungkin. Jangan hambur-hamburkan uang meski saldo kas tampaknya berlebihan.
Tanpa perencanaan yang matang. Sesuaikan rencana pengeluaran dengan
target-target penjualan dan penerimaan kas. Urungkan rencana-rencana belanja
modal jika tidak memberikan manfaat dalam meningkatkan penjualan atau
menurunkan biaya-biaya. Lakukan analisa “cost and benefit” atau “untung rugi”
untuk meyakinkan bahwa penggunaan uang perusahaan tidak bakal sia-sia dan
memberikan return yang menguntungkan.
- Buat buku catatan keuangan.
Bisnis tidak cukup dikelola
berdasarkan ingatan, melainkan dengan catatan yang lengkap. Minimal anda wajib
memiliki buku kas yang mencatat keluar masuknya uang. Lalu cocokkan setiap hari
saldo uang dengan catatan anda. Ini untuk mengontrol lalu lintas uang dan
memastikan tidak ada uang yang terselip. Selanjutnya tingkatkan kemampuan
administrasi kita untuk mencatat penjualan dan biaya-biaya. Tidak kalah
penting, kita juga harus mencatat saldo-saldo hutang piutang, persediaan dan
aset-aset tetap perusahaan. Jika mampu, gunakan sistem komputer untuk
memudahkan proses pencatatan. Dan alangkah lebih baik lagi jika anda bisa
menerapkan sistem akuntansi yang memadai.
- Hitung keuntungan dengan benar.
Menghitung keuntungan dengan tepat
sama pentingnya dengan menghasilkan keuntungan itu sendiri. Bagian yang paling
kritikal dalam menghitung keuntungan adalah menghitung biaya-biaya. Sebagian
besar biaya bisa diketahui karena melibatkan pembayaran uang tunai. Sebagian
yang lain tidak berupa uang kas, seperti penyusutan dan amortisasi. Sebagian
lagi belum terjadi namun perlu dicadangkan untuk dikeluarkan di masa mendatang,
seperti pajak dan bunga pinjaman.
- Putar arus kas lebih cepat.
Jangan hanya berpusat pada
keuntungan. Manajemen keuangan meliputi juga bagaimana perusahaan mengelola
hutang, piutang dan persediaan barang dagangan. Banyak usaha mengalami
kesulitan kas meski catatan akuntansi mereka menunjukkan angka berwarna biru.
Perhatikan bagaimana anda memutar kas. Putaran kas anda melambat jika termin
penjualan kredit anda lebih lama ketimbang kulakannya, atau jika anda harus
menyimpan persediaan barang dagangan. Anda harus mengusahakan termin penjualan
kredit sama dengan pembelian kredit anda. Anda juga harus mampu menekan tingkat
persediaan sedemikian rupa agar tetap dapat memenuhi order namun tanpa
membebani keuangan.
- Awasi harta, hutang dan modal.
Secara berkala, kita perlu memeriksa
persediaan di gudang dan memastikan semuanya dalam keadaan lengkap dan baik.
Namun sebelum kita bisa melakukan itu, kita perlu mempunyai administrasi yang
memadai untuk mengontrol semua itu. Hal yang sama perlu anda lakukan terhadap
piutang-piutang kepada pembeli dan tagihan-tagihan dari suplier. Kita tidak mau
ada tagihan yang macet atau kedobelan membayar kepada suplier gara-gara catatan
anda berantakan. Jika kita tidak mampu melakukan semua itu sendiri, anda dapat
mempekerjakan bagian keuangan dan menetapkan prosedur keuangan yang cukup untuk
memastikan bahwa harta kekayaan usaha perusahaan selalu terjaga dengan baik.
- Sisihkan keuntungan untuk pengembangan usaha.
Menyisihkan sebagian keuntungan
untuk pengembangan usaha. Salah satu tugas penting manajemen keuangan adalah
menjaga kelangsungan hidup bisnis dengan mendorong dan mengarahkan investasi ke
bidang-bidang yang menguntungkan.
2.6.Keuntungan dalam Bisnis Keluarga
Masalah-masalah
yang berhubungan dengan bisnis keluarga dapat dengan mudah membutakan orang
muda untuk mengambil keuntungan di dalam bisnis. Banyak keuntungan yang
berhubungan dengan keterlibatan keluarga seharusnya diakui dan digunakan untuk
merekrut anggota keluarga agar bekerja dalam perusahaan keluarga.
Keuntungan
datang dari hubungan kekeluargaan
yang kuat, anggota –anggota keluarga tertarik pada bisnis karena ikatan keluar. Memulai dari usaha kecil bersama
keluarga – dengan suami, anak, atau sanak saudara bisa menjadi tantangan yang
unik.
Di
sisi lain, ini juga sangat membantu untuk urusan kepercayaan dan cara yang
bagus untuk mengajak semua anggota keluarga untuk bersama-sama demi keamanan
generasi selanjutnya. Keuntungan
utama dari menjalankan bisnis dengan keluarga adalah adanya kepercayaan yang
tidak didapatkan dari bisnis yang tidak berorientasi pada keluarga. Karena
adanya kepercayaan dan hubungan keluarga inilah, anggota keluarga bisa bekerja
lebih giat dan tidak membutuhkan kontrak legal dan permasalahan lain yang
berkaitan dengan karyawan. Keuntungan lain adalah, terlepas dari banyaknya
argumen, keluarga memiliki kecenderungan untuk tetap bersatu dalam masa-masa
sulit. Hal ini disebabkan karena setiap anggota memiliki pemahaman yang lebih
terhadap anggota keluarga yang lain, dan memiliki argumen, kerja sama, dan
pengalaman negatif bersama-sama.
2.7.Kendala-Kendala dalam Menjalankan Bisnis Keluarga
Dari
masalah-masalah yang sering muncul dalam bisnis keluarga, terutama masalah
profesionalisme, akhirnya muncul mitos, “generasi pertama membangun, generasi
kedua menikmati, dan generasi ketiga menghancurkan”. Dan, masalah kepemimpinan
dalam perusahaan keluarga, masalah konflik yang sering terjadi dalam bisnis
keluarga, suksesi, kompetensi, dan budaya dalam perusahaan keluarga sebagai
tawaran paradigma baru dalam bisnis keluarga. Semua ini tidak lain sebagai
counter attack terhadap mitos: “generasi pertama membangun, generasi kedua
menikmati, dan generasi ketiga menghancurkan”.
2.8.Proses Suksesi Kepimimpinan
Sebelum melakukan suksesi kepemimpinan sebaiknya
suatu perusahaan menentukan kriteria dari pimpinan yang akan dibutuhkan. Seorang pimpinan sebaiknya mempunyai kriteria- kriteria sebagai
berikut:
1.
Memiliki ambisi
2.
Sikap terhadap kebijakan
3.
Sikap terhadap rekan
4.
Sikap
terhadap keluarga
5.
Kemampuan pemimpin
6.
Sikap terhadap tuntutan waktu dan
energi
7.
Mempunyai pengalaman yang luas
8.
Mempunyai pergaulan yang luas
9.
Sikap mau terus belajar
Setelah menentukan kriteria pimpinan barulah ada proses suksesi
kepemimpinan dalam usaha keluarga. Ada tiga tahapan dalam proses suksesi
kepemimpinan dalam usaha keluarga:
1) Level I Pra-Suksesi
a.
Tahap Pertama Pra-Bisnis
Pada tahapan ini, anak yang akan
ditunjuk sebagai calon penerus perusahaan diarahkan untuk menjadi sadar dan mau
mengenal segi-segi pokok atau permukaan perusahaan dan atau industri yang
dimiliki oleh orangtuanya.
b.
Tahap Kedua Pengenalan
Pada tahap ini, anak-anak sebagai
penerus perusahaan akan dibeberkan untuk diperkenalkan pada jargon-jargon
bisnis, para pegawainya dan lingkungan bisnis perusahaan yang dimiliki oleh orang
tuanya.
c.
Tahap Ketiga Pengenalan
Fungsi-Fungsi Operasional
Pada tahap ini, anak sebagai calon
penerus perusahaan mulai diperkenalkan terhadap fungsi-fungsi operasioanal
penting, seperti proses produksi, penelitian dan pengembangan, keuangan,
akuntnasi, pemasaran, pengawasan dan fungsi-fungsi lain perusahaan yang
esensial.
2)
Level II Masuk Penggantian
a.
Tahap Keempat Menjalankan Fungsional
Pada tahapan ini, anak yang akan
ditunjuk sebagai penerus perusahaan sudah mulai diminta untuk sebagai pengganti
potensial mulai bekerja sebagai pegawai purnawaktu. Penerus tersebut sudah
menjalankan seluruh fungsi yang ditempatkan pada posisi bukan manajemen
menengah atau manajemen puncak, melainkan diberi pekerjaan pada posisi staf.
b.
Tahap Kelima Melaksanakan Fungsi
Lanjutan
Pada tahapan ini, anak yang akan
ditunjuk sebagai penerus perusahaan akan diminta untuk sebagi pengganti
potensial. Anak sebagai penerus perusahaan didudukkan untuk memangku posisi
pempinan termasuk memahami posisi-posisi utama manajemen missal menjadi presiden
direktur perusahaan.
3)
Level III Transfer
Kepemimpinan Sesungguhnya
a.
Tahap Keenam Suksesi Awal
Pada tahap ini, anak sebagai penerus perusahaan/ sebagai suksesor mengambil
tampuk kepemimpinan, termasuk periode dimana suksesor secara legal (de jure)
berkedudukan sebagai pemimpin perusahaan yang sah secara hukum.
b.
Tahap Ketujuh Suksesi Sungguhan
Pada tahap ini, anak sebgai penerus perusahaan sudah berfungsi sebagai
pengganti pucuk pimpinan secara fakta (de facto) atau direktur utama
pada usaha keluarga yang bersangkutan.
Menurut
Soedibyo (2007) menemukan dalam penelitiannya, bahwa terdapat lima fakta
penting dalam proses suksesi di perusahaan keluarga, yaitu:
1. Persiapan suksesi adalah
sangat penting, itulah sebabnya persiapan suksesi harus dikerjakan secara
bersama-sama antara generasi tua dan generasi penerus. Keberlanjutan perusahaan
keluarga tergantung pada kualitas persiapannya.
2. Generasi muda yang kompeten
adalah prasyarat untuk memelihara dan meningkatkan kinerja perusahaan keluarga.
3. Mutu suksesi ditentukan oleh
variable yang dapat mengkomunikasikan konsep dan filosofi kepada generasi muda.
4. Penanaman nilai-nilai
keluarga adalah sangat penting untuk dilakukan bersama. Untuk menghindari
konflik, diperlukan pernyataan yang jelas atas hak dan kewajiban masing-masing
anggota keluarga sejak dini. Konsep unit entity (pembedaan antara milik sendiri
dan milik perusahaan) harus betul-betul dipahami dengan jelas diantara anggota keluarga.
5. Factor lain yang menentukan
keberhasilan suksesi adalah semangat, pamrih (intention), kejujuran, dan
honesty, and ketulusan (sincerity) dalam melakukan bisnis. Konflik antara
generasi tua dan muda berasal dari perlakuan yang berbeda dalam memandang
bagaimana melanjutkan perusahaan keluarga.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan : Brownies “Amanda”
Bidang Usaha : Makanan ( Brownies )
Nama Pemilik : Ibu Sumiwiludjeng Sjukur
Kelahiran : Jombang, Jawa Timur, 01 Agustus 1940
Pendidikan Terakhir : Tataboga dari IKIP Jakarta/ UNJ
Visi :
Menjadi
leader kue kukus berkualitas, dengan cita rasa terbaik di Indonesia.
Misi : Memperkenalkan
dan selalu membuat inovasi produk yang berkualitas, guna memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.
Menciptakan nikai pertubuhan pasar secara berkesinambungan.
Memberikan dan memperkenalkan kualitas terbaik dari daur hidup produk
kepada pelanggan dengan mempertahankan cita rasa yang telah dipercaya.
3.2 Lokasi Perusahaan
Brownies “Amanda” berpusat di Bandung Jl. Rancabolang No.
29 Bandung, Phone : 022-92754191/022-70774113 (AMANDA PUSAT) dan
mempunyai cabang hampir di seluruh Indonesia yaitu
1.
Jawa Barat :
Bandung, Bogor, Cirebon, Cimahi
2.
Jawa Tengah :
Yogyakarta, Solo
3.
Jawa Timur :
Surabaya, Malang, Sidoarjo
4.
Sumatera Utara :
Medan
3.3 Perkembangan Bisnis Amanda Brownies Kukus
Perkembangan
brownies kukus amanda memang tidak singkat dan mudah dalam meraih kesuksesan
sepertin sekarang ini. Dari tahun ke tahun mereka tetap konsisten untuk
menjalankan bisnis tersebut.
Tahun
|
Perkembangan
|
1999
|
Sumi mencoba resep kue bolu kukus yang didapatkan dari salah seorang
saudaranya. Ia mencoba resep tersebut hingga berulang-ulang, sampai akhirnya
menemukan takaran yang pas untuk bolu kukus tersebut. Dibantu oleh putra
sulungnya Joko Ervianto beserta istrinya (Atin), Sumi menawarkan peluang usaha
bolu kukus cokelat tersebut sebagai salah satu menu di katering mereka.
Berkat kelezatan dan cita rasa bolu kukus cokelat yang unik, produk peluang
usaha tersebut dengan mudahnya diminati para konsumen.
|
2000
|
Joko dan Atin membuka
kios kaki lima di kompleks pertokoan Metro, Margahayu Bandung untuk
menjualnya. Meski disukai konsumen katering, ketika pertama kali dijual bebas
brownies kukur kurang menarik minat pembeli.
|
2001
|
Akibat pertokoan di Metro
terbakar, kios brownies ikut digusur. Dan akhirnya kios pindah ke J1. Tata
Surya 11, yang masih terletak di kompleks yang sama. Anehnya, pindah lokasi
di perumahan bukannya meredupkan rezeki, malah menjadi titik terang bisnis
brownies kukus ini. Di sini, keuntungannya justru berlipat ganda.
|
2002
|
Sumi dan keluarganya berpindah lagi ke lokasi usaha baru di Jl.
Rancabolang Bandung. Mengulangi kesuksesan di tahun sebelumnya, dari lokasi
yang baru kesuksesan peluang usaha brownies kukus Amanda menunjukan kemajuan
yang luar biasa. Lokasi yang strategis dan didukung dengan cita rasa brownies
kukus yang lezat, mengantarkan bisnis yang dulunya hanya dikerjakan di rumah
kini menjadi industri kue yang sangat sukses.
|
2003
|
Membuka cabang di Jl. Otten
|
2004
|
Merek brownies kukus Amanda resmi dipatenkan menjadi brand produk kue
buatan Sumi dan keluarganya.
|
2005
|
Beroperasinya pabrik baru di jalan Rancabolang
Tepatnya tanggal 10 September pembukaan toko dan kantor pusat di Jl.
Rancabolang no. 29 Bandung. Akhir Tahun tanggal 10 Desember 2005 pembukaan di
Ruko Paskal Hyper Square 25.
|
2006
|
Peresmian dan beroperasinya “Amanda Mobile” di Dago
Cabang 1 pindah dari Jl. Lodaya no.8 ke Jl. Lengkong Besar 101 B, Bandung
Menuju Pelayanan Terbaik.
|
Perkembangan bisnis brownies kukus amanda memang
dibangun dengan kerja sama dan kerja keras dari setiap anggota keluarga. Dari
tahun ke tahun bisnis keluarga ini terus membuka cabang di berbagai daerah
tidak hanya di Jawa Barat, sudah masuk ke Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumateri
Utara dan Sulawesi Selatan.
3.4 Produk
Menurut
Ibu Sumi, nama “Amanda” di ambil dari suatu singkatan yaitu “Anak Mantu Damai”.
Itulah harapan Ibu Sumiwiludjeng terhadap keempat anak lelakinya, Joko
Ervianto, Andi Darmansyah , Sugeng Cahyono, dan Rizka Kurniawan, yang dari kecil
selalu hidup rukun.
Brownies
kukus “Amanda” merupakan suatu produk yang berasal dari Bandung yang
semula hanya mengandalkan produksi “Brownies Kukus Original’/Chocolate”,
sekarang telah memproduksi brownies kukus dengan rasa yang beraneka ragam guna mengikuti
perkembangan pasar dan selera konsumen.
Brownies
“Amanda” hanya menghasilkan produk yang berupa brownies, namun dengan inovasi
rasa yang berbeda. Brownies kukus amanda adalah salah satu
oleh-oleh paling terkenal di Bandung, kesuksesan memasarkan brownies kukus
amanda membuatnya menjadi terkenal sebagai oleh-oleh dari Bandung. Tentunya
kesuksesan ini diraih dengan kerja keras dan konsistensi dari sosok yang
menciptakan resep brownies kukus amanda yaitu Ny. Sumiwiludjeng. Bisnis yang pada awalnya adalah
bisnis rumahan yang dalam produksinya hanya mengandalkan anggota keluarga
sekarang telah menjadi bisnis yang memiliki karyawan dalam membantu produksi brownies
kukus amanda. Mengawali bisnis sesuai dengan minat dan bakat, memang
merupakan alternatif tepat untuk bisa sukses menjalankan sebuah bisnis.
3.5 Sistem Manajemen Brownies Kukus Amanda
Selain sukses mendongkrak penjualan,
cita-cita Sumi yang tersurat dalam nama Amanda juga terkabul. Semua anak dan
menantu pasangan Sumi dan Sjukur ikut mengelola bisnis ini dan semuanya hidup
rukun.
Joko yang menjabat sebagai direktur
utama, meminta adik-adiknya, Andi Darmansyah dan Sugeng Cahyono, mengelola 4
cabang resmi yang ada di Bandung, yaitu di jl. Cikawao, Antapani, Hyper Square
Pasir Kaliki, dan toko mobil di JI. Dago. Hanya adik ipar yang bungsu, Rizka,
masih belum tertarik terjun dalam bisnis ini
Pusat toko mereka pindah ke bangunan
permanen dua lantai dan berhalaman lapang yang megah di JI Rancabolang No 29,
Margahayu, Bandung. Andi dan Sugeng juga ditarik ke kantor pusat untuk memegang
jabatan sebagai direktur keuangan dan direktur operasional. Sementara itu,
pabrik pembuatan Brownies Kukus Amanda tetap di JI. Rancabolang 2.
3.6 Manajemen Sumber Daya Manusia
Karyawan yang dipekerjakan oleh pemilik perusahaan
ini adalah sekitas 9 orang. Karyawan bekerja berdasarkan pembagian waktu kerja
yang telah ditetapkan. Pembagian waktu kerja ada dua yaitu saat pagi hari dan
sore hari. Seleksi penerimaan karyawan yang dilakukan adalah dengan adanya
standart pendidikan yaitu SMA, dan memang berniat untuk berkecimpung dalam
bidang pekerjaan yang akan diberikan. Karyawan akan diberikan pelatihan skill
secara rutin untuk meningkatkan mutu dari karyawan perusahaan tersebut. Selain
itu, pengalaman pekerjaan juga menjadi penentu dalam diterimanya karyawan
tersebut sebagai pegawai perusahaan. Setiap karyawan memiliki hak dan fasilitas
yang sangat baik seperti adanya asuransi jiwa bagi setiap karyawan dan juga
adanya pengobatan gratis bagi setiap karyawan yang sedang sakit. Seluruh biaya
akan ditanggung oleh perusahaan demi menjaga kesejahteraan karyawannya. Jam
kerja dari setiap karyawan perharinya adalah maksimal 8 jam, dimana hari libur
karyawan akan tetap bekerja, kecuali libur Idul Fitri. Adanya sistem reward
yang dibuat oleh pemimpin perusahaan menjadi pemberi semangat bagi karyawan
untuk memberikan yang terbaik kepada perusahaan, seperti tamasya pribadi, dan lain-lain.
Beberapa punishment juga diberikan kepada karyawan yang melanggar sistem
peusahaan yang ada. Karyawan akan diberikan peringatan terlebih dahulu apabila
melakukan setiap kesalahan. Pembagian tugas yang diberikan kepada karyawan
perempuan dan laki-laki juga diterapkan dalam perusahaan, dimana pegawai
perempuan akan ditempatkan di pekerjaan yang lebih ringan seperti kasir, dan
untuk pegawai laki-laki akan ditempatkan dipekerjaan yang lebih berat, seperti
front office. Tentu saja dengan adanya perbedaan pada setiap gender ini akan
berdampak pada upah atau gaji setiap pegawai, dimana pasti akan
terdapat perbedaan gaji.
3.7 Analisis SWOT Amanda Brownies Kukus
Brownies kukus Amanda merupakan suatu produk yang
berasal dari Bandung yang semula hanya mengandalkan produksi “Brownies Kukus
Original’/Chocolate”, sekarang telah memproduksi Brownies kukus dengan rasa
yang beraneka ragam guna mengikuti perkembangan pasar dan selera konsumen.
3.7.1 Strength (Kekuatan)
Strength
adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau
program yang bersifat internal. Kekuatan yang dimiliki toko Amanda Brownies
adalah sebagai berikut:
a. Fasion, Amanda
Brownies memiliki fasion yang menarik dan unik sehingga membuat orang – orang
ingin merasakan produknya.
b. Konsistensi
dan inovasi, amanda Brownies hanya menyediakan satu macam jenis kue yaitu
“Brownies” namun dengan inovasi rasa yang berbeda sehingga akan menjadi ciri
khas produk ini dan membuat konsumen lebih tertarik untuk mencoba dan membeli.
c. Rasa, “Amanda Brownies” mempunyai banyak pilihan
rasa dengan harga yang cukup terjangkau bagi kalangan menegah ke atas.
d. Lokasi
strategis, lokasi “Amanda Brownies” letaknya sangat strategis sehingga mudah
dijangkau oleh konsumen, baik itu dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan
umum.
e. Kemasan, “Amanda
Brownies” menggunakan kemasan yang bercorak dan menarik yang berbeda-beda untuk
setiap rasa, sehingga menambah nilai “prestigious” dari produk ini.
f. Delivery
Order, terdapat
layanan delivery order sehingga konsumen dari berbagai kota
dapat memesan produk ini, namun dengan tambahan biaya pengiriman.
3.7.2 Weaknesses (Kelemahan)
Weaknesses
adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang tidak berjalan dengan baik atau sumber
daya yang dibutuhkan oleh perusahaan tetapi tidak dimiliki oleh perusahaan.
Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada
beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat
karena tidak memaksimalkan kekuatan yang sudah ada.
Kelemahan
yang dimiliki toko Amanda Brownies adalah sebagai berikut:
a. Produk
hanya satu jenis, produk yang ditawarkan hanya satu jenis, hal ini dapat
menjadi kekuatan dari bisnis ini, namun juga dapat menjadikan kelemahan, jika
selera konsumen terus berubah, bukan tidak mungkin produk ini akan di
tinggalkan dan beralih ke produk lain yang lebih inovasi.
b. Toko
terbatas pada kota besar, “Amanda Brownies” bukan merupakan bisnis waralaba,
jadi tidak setiap kota terdapat outlet/toko, cabang “Amanda Brownies” hanya di
buka di kota-kota besar.
c. Masa expired singkat,
brownies ini mempunyai masa expired yang relatif singkat yaitu
sekitar 4 hari pada suhu kamar dan maksimum 1 minggu jika disimpan di lemari
pendingin (kulkas).
d. Harga brownies
yang kurang ekonomis, sehingga yang menikmatinya hanya kalangan menengah
keatas.
3.7.3 Opportunities (Peluang)
Opportunity
adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan
bagi perusahaan untuk memanfaatkan. Opportunity tidak hanya berupa kebijakan
atau peluang dalam hal ini mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga
berupa respon masyarakat atau isu yang diangkat. Peluang yang dimiliki toko
Amanda Brownies adalah sebagai berikut:
a. Selera, toko
Amanda Brownies memproduksi brownies kukus dengan rasa beraneka ragam, Selain
itu inovasi rasa ini juga dimaksudkan untuk membidik/menarik semua segmen pasar
Sehingga toko “Amanda Brownies” menjadikan selera masyarakat sebagai peluang
untuk mendapatakan lebih banyak profit.
b. Persaingan,
melihat dari persaingan peluang bisnis ini akan sangat menjanjikan sekali, hal
ini karena saingan untuk usaha ini bisa dikatakan belum banyak.
3.7.1 Threats (Ancaman)
Threats
adalah factor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi
berkembangnya atau berjalannya sebuah perusahaan. Ancaman utama yang dihadapi
Amanda Brownies berasal dari competitor (pesaing) produk yang
sejenis yaitu kue dan ataupun makanan. Beberapa ancaman tersebut adalah:
a. Keadaan
Tempat. Karena Brownies berada di kota – kota besar sehingga setiap tahunnya
semakin banyak pendatang di kota – kota tersebut, hal ini
membuat bisnis makanan mempunyai prospek yang kurang baik.
b. Akan
banyak pihak lain yang akan meniru usaha kita ini, hal ini tentu akan membuat
saingan yang baru bagi kita
c. Adanya
oko-toko kue tradisional yang ada di masyarakat dengan harga yang terjangkau
untuk kalangan menengah kebawah.
BAB V
PENUTUP
4.1 Simpulan
Bisnis keluarga merupakan
bisnis yang anggota keluarganya secara langsung terlibat dalam kepemilikan dan
jabatan atau fungsi. Perusahaan
keluarga terbagi menjadi dua macam. Pertama adalah family owned enterprise
(FOE), yaitu perusahaan yang dimiliki oleh keluarga tetapi dikelola oleh
profesional yang berasal dari luar lingkaran keluarga. Jenis perusahaan keluarga yang kedua
adalah family business enterprise (FBE), yaitu perusahaan yang dimiliki dan
dikelola oleh keluarga pendirinya. Perusahaan tipe ini dicirikan oleh
dipegangnya posisi-posisi kunci dalam perusahaan oleh anggota keluarga. Dari hasil
analisis contoh bisnis keluarga yaitu “Amanda Brownies” dapat dikatakan bahwa
“Amanda Brownies” termasuk dalam jenis usaha keluarga family business enterprise (FBE),
yaitu perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh keluarga pendirinya. “Amanda
Brownies juga memperkerjakan banyak pegawai untuk menunjang usahanya karena
semakin tahun usahanya semakin melejit sehingga membutuhkan SDM yang banyak
yang mendukung.
4.2 Saran
Menurut kelompok kami proses bisnis keluarga yang dijalankan “Amanda
Brownies” sangat baik. Hanya saja dalam penentuan harga yang hanya bisa
dinikmati oleh kalangan atas saja. Seharusnya “Amanda Brownies” juga menyediakan brownies yang harganya bisa
dijangkau oleh kalangan menengah ke bawah.
DAFTAR PUSTAKA
Bernard, B. (1975). The Development of Organization
Structure In The Family Firm. Journal of General Management , 45-60.
G. Justin Longenecker, d. (2001). Kewirausahaan: Manajemen Usaha
Kecil. Jakarta: PT Salemba Emban Patria.
Hoover, E. A. (2000). Getting A Long In Family Busniess The
Relationship Intelligence Handbook, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
Raja Gravindo Persada.
Soedibyo, M. (2007). Kajian terhadap Suksesi KEpemimpinan Puncak
(CEO) Perusahaan Keluarga Indonesia - Menurut Perspektif Penerus.
Jakarta: Disertasi, Program PAsca Sarjana,Universitas Indonesia.
Tracey, D. (2001). Family Business - Stories from Australia Family
Business and the Peeople Who Operate Them. the Volatile Mix Of Love Power and
Money. Melbourne: Information Australia.
No comments:
Post a Comment