PERENCANAAN
PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI
PERKANTORAN
Oleh:
Wesih Malia
NIM: 1404674
wesihmalia@student.upi.edu
wesihmalia@student.upi.edu
Perencanaan pembelajaran adalah proses penyusunan berbagai keputusan
pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan pembelajaran untuk
mencapai kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan.
Pemilihan
model pembelajaran Discovery Learning dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk membantu peseta
didik untuk belajar menemukan suatu konsep, mendorong peserta didik untuk
berpikir, bekerja atas inisiatif sendiri dan mampu merumuskan hipotesis sendiri
serta meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses kegiatan belajar.
Konsep discovery merupakan prosedur pengajaran yang menekankan penemuan
sampai peserta didik menyadari suatu konsep sehingga terhindar dari belajar
secara verbal. Seperti yang telahdisebutkan pada penelitian yang dilakukan oleh
Meyer (2010) menunjukkan bahwa proses penemuan (discovery) dalam
pembelajaran akan membantu peserta didik untuk memahami dan menganalisis proses
kreativitas dan pengambilan keputusan dalam temuannya. Jadi, Discovery Learning model pembelajaran yang mengharuskan
peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga peserta
didik dapat menemukan konsep dari setiap materi pelajaran yang diberikan khususnya pada mata pelajaran Pengantar
Adminitrasi Perkantoran.
Materi
dalam mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran kebanyakan tentang
konsep-konsep perkantoran. Dimana siswa dituntut memahami konsep-konsep
tersebut. Menurut Hosnan (2014: 285), terdapat beberapa langkah-langkah yang
harus ditempuh oleh guru dalam melaksanakan model pembelajaran Discovery
Learning, diantaranya:
1. Merumuskan
masalah
2.
Dari data yang
diberikan guru, peserta didik menyusun, memproses, mengorganisir, dan
menganalisis data tersebut.
3.
Peserta didik menyusun
konjektur (perkiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.
4.
Bila dipandang perlu,
konjektur yang telah dibuat peserta didik diperiksa oleh guru.
5.
Apabila telah diperoleh
kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut, maka verbalisasi konjektur
sebaiknya diserahkan juga kepada peserta didik untuk menyusunnya.
6. Sesudah
peserta didik menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal
latihan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar.
Sebagai contoh
standar kompetensi dan kompetensi dasar dari mata pelajaran Pengantar
Administrasi Perkantoran sebagai berikut:
1. Standar Kompetensi : Mengenai karakteristik Administrasi
Perkantoran
2. Kompetensi Dasar : Mengevaluasi Berbagai
Karakteristik Adm. Perkantoran
Indikator yang harus
dicapai oleh peserta didik dalam ranah kognitif yaitu
1. Pengenalan dan
pemahaman mengenai administrasi perkantoran serta berbagai karakteristik
administrasi perkantoran.
2. Proses yang dilakukan
yaitu melaksanakan diskusi mengenai karakteristik dan evaluasi karakteristik
administrasi perkantoran:
a. Mengamati pelayanan
dalam sebuah kantor
b. Mengamati kegiatan
kantor yang bersifat terbuka dan luas
c. Mengamati kegiatan
kantor yang dapat dilaksanakan oleh semua pihak dalam organisasi
d.
Mendiskusikan permasalahan dalam karakteristik
administrasi perkantoran
e. Membuat kesimpulan
Di
dalam pembelajaran guru dapat memberikan beberapa permasalahan di dalam
karakteristik administrasi perkantoran secara berkelompok 3 sampai 5 orang
menyelesaikan permasalahan tersebut lalu mendiskusikannya serta
mengidentifikasikan ciri-ciri administrasi perkantoran yang baik dan
mengkaitkan karakteristik dengan evaluasi karakteristik administrasi
perkantoran selanjutnya membuat kesimpulan kelompok. Disediakan seperangkat
alat tulis dan, peralatan penanganan surat, siswa dapat mengetahui pola
kegiatan administrasi dan peralatan penanganan surat yang telah disediakan
dengan tepat. Proses pembelajarannya
meliputi mengamati dokumen, mendiskusikan masalah serta pengambilan keputusan
dan simpulan. Dengan begitu siswa akan aktif dalam proses pembelajaran.
Referensi:
Hosnan.
(2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.
Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Meyer,
M. (2010). A Logical view for Investigating dan initiating processes of
discovering mathematical coherences. ZDM Mathematics Education , Vol.
74. No. 2.
No comments:
Post a Comment