Friday, March 18, 2016

MAKALAH KAJIAN AYAT QS. AL-ASHR AYAT 1-3

KAJIAN AYAT
QS. AL-ASHR AYAT 1-3

Makalah
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Tutorial SPAI


Oleh:
Ani Yulianti
Migi Kurniawati
Rani Nurwahyuni
Wesih Malia (1404674)



JURUSAN PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis  ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan  anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah  yang berjudul Kajian Ayat Surat Al-Ashr ayat 1-3.
Penulis  menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan penulis selaku penyusun dan bagi pembaca penulis minta maaf jika terjadi kesalahan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.




Bandung, 15 April 2015



Penulis









DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
1.2  Rumusan Masalah...................................................................................... 1
1.3  Tujuan Penelitian....................................................................................... 2
1.4  Manfaat Penelitian..................................................................................... 2
BAB II  PEMBAHASAN
2.1 Makna Surat Al-Ashr.................................................................................
2.2 Tafsir dan Penjelasan QS. Al-Ashr Ayat 1-3...............................................
2.3 Asbabun Nuzul QS. Al-Ashr Ayat 1-3........................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan.....................................................................................................
3.2 Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA














BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Al-Qur'an merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bukti akan kebenaran diutusnya beliau sebagai Rasul. Al-Qur'an yang diturunkan kepada nabi Muhammad tersebut untuk disampaikan kepada umat manusia agar dijadikan sebagai pedoman dan petunjuk, Untuk dapat memahami Al-Qur'an dengan benar sebagai pedoman dan petunjuk tidak hanya cukup dengan memiliki disiplin ilmu yang terkait dengan al-Qur'an. Tetapi membutuhkan suatu metode atau pendekatan yang tepat agar bisa sampai kepada pemahaman yang mengarah kepada sesuatu yang seharusnya di kehendaki oleh Allah, meskipun tidak ada yang bisa memastikan apa yang didapatkannya merupakan pemahaman yang paling tepat sesuai yang di kehendak oleh Allah SWT.
Kali ini penulis akan mengulas tafsir surat Al Ashr. Surat ini merupakan surat yang sangat pendek, mesikpun bukan yang terpendek dalam Al-Qur'an. Karena sebagaimana sudah maklum, bahwa yang terpendek adalah surat Al-Kautsar. Surat Al-Ashr, meskipun pendek, akan tetapi sangat dalam makna yang terkandung di dalamnya. Hal-hal yang terkandung di dalamnya sangat komplek. Kekomplekkan tersebut menyangkut kebahagiaan, kesengsaraan, serta kesuksesan dan kegagalan manusia hidup di dunia.

1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat di dalam penulisan ini antara lain
1.      Apa yang terkandung dalam surat Al-Asr ayat 1-3?
2.      Bagaiman cara manusia bisa terbebas dari kerugian?

1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan dari penullisan makalah ini adalah sebagai berikut
1.        Untuk mengetahui yang terkandung dalam surat Al-Asr ayat 1-3
2.        Agar tahu bagaimana cara manusia bisa terbebas dari kerugian

1.4  Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain
1.      Untuk menambah wawasan tentang tafsir QS. Al-Ashr
2.      Untuk memberikan pamahaman tentang QS. Al-Ashr













BAB II
PEMBAHSAN
2.1  Makna Surat Al-Ashar
لصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ صَوْا وَتَوَا الصَّالِحَاتِ وَعَمِلُوا ءَامَنُوا الَّذِينَ إِلاَّ •خُسْرٍ لَفِي الإِنسَانَ إِنَّ •وَالْعَصْرِ
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran" (QS. Al Ashr).
Surat Al Ashr merupakan sebuah surat dalam Al Quran yang banyak dihafal oleh kaum muslimin karena pendek dan mudah dihafal. Namun sayangnya, sangat sedikit di antara kaum muslimin yang dapat memahaminya. Padahal, meskipun surat ini pendek, akan tetapi memiliki kandungan makna yang sangat dalam. Sampai-sampai Imam Asy Syafii rahimahullah berkata,
لَوْ تَدَبَّرَ النَّاسُ هَذِهِ السُّوْرَةَ لَوَسَعَتْهُمْ
"Seandainya setiap manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka." [Tafsir Ibnu Katsir 8/499].

Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah berkata, "Maksud perkataan Imam Syafii adalah surat ini telah cukup bagi manusia untuk mendorong mereka agar memegang teguh agama Allah dengan beriman, beramal sholih, berdakwah kepada Allah, dan bersabar atas semua itu. Beliau tidak bermaksud bahwa manusia cukup merenungkan surat ini tanpa mengamalkan seluruh syariat. Karena seorang yang berakal apabila mendengar atau membaca surat ini, maka ia pasti akan berusaha untuk membebaskan dirinya dari kerugian dengan cara menghiasi diri dengan empat kriteria yang tersebut dalam surat ini, yaitu beriman, beramal shalih, saling menasehati agar menegakkan kebenaran (berdakwah) dan saling menasehati agar bersabar" [Syarh Tsalatsatul Ushul].

2.2  Tafsir dan Penjelasan Surat Al-Ashr
Pada ayat 1, Allah swt. Bersumpah dengan menyebut  masa. Masa berarti waktu yang dilalui manusia,  maksud ayat pertama surat ini adalah  agar Rasulullah  dan orang-orang yang beriman  memperhatikan waktu dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
Pada ayat 2, menjelaskan bahwa kebanyakan manusia  dalam keadaan merugi.
Kerugian yang dialami manusia ialah bahwa kesempatan di dunia tidak digunakan sebaik-baiknya.
Pada ayat 3 menjelaskan tentang cara yang harus ditempuh  agar  manusia tidak termasuk orang yang rugi. Pada ayat  ini ada empat  syarat agar orang tidak merugi, yaitu beriman  dan beramal saleh, saling menasihati tentang kebenaran, dan saling menasihati tentang kesabaran.

Pertama, orang-orang yang beriman
Syaikh Abu Bakar al-Jazairi dalam tafsirnya berkata: “Orang-orang yang beriman dikecualikan Allah dari kerugian. Mereka menjadi orang-orang yang beruntung dan tidak tergolong orang-orang yang merugi. Yang dimaksud beriman di sini adalah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, serta beriman kepada apa yang didatangkan kepada Rasulullah berupa petunjuk dan agama yang haq (Islam)
Allah Swt. bersumpah  masa  itu mengandung banyak pristiwa dan contoh yang menunjukkan kekuasaan-Nya, disamping menunjukkan betapa bijaksananya Allah. Coba lihat, apa yang terkandung dalam masa itu. Misalnya, bergantinya antara siang dan malam, yang keduanya merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah Hal ini seperti dalam firman Allah :
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan.” (Q.S. Fussilat : 37)
Dan lihatlah apa yang terjadi di dalamnya: bahagia, sengsara, sehat dan sakit, kaya, miskin, santai, capek, susah, bergembira dan lain sebagai-nya. Semua itu menunjukkan kepada orang-orang yang berakal waras, bahwa alam semesta ini ada yang menciptakan dan mengaturnya. Seharus-nya, Allah -lah yang disembah dan diminta, sehingga dapat menghilang-kan segala bentuk kesusahan dan menarik kebaikan. Tetapi, kaum kafir mengaitkan bencana dan berbagai peristiwa kepada masa. Mereka mengatakan, "Bencana ini bersumber dari masa, atau masa itu adalah masa paceklik.
Kemudian Allah mengajarkan kepada mereka bahwa masa itu ada­lah salah satu di antara makhluk Allah. Masa itu merupakan wadah yang di dalamnya terjadi berbagai peristiwa baik atau buruk. Jika seseorang tertimpa musibah, maka semua itu karena perbuatannya sendiri, dan masa (zaman) tidak ikut bertanggung jawab.
Kedua, orang yang beramal sholeh
sesungguhnya manusia itu adalah merugi dalam amal perbuatannya, kecuali orang-orang yang Allah kecualikan. Perbuatan manusia itu me­rupakan sumber kesengsaraannya sendiri. Jadi, sebagai sumbernya bukanlah masa atau tempat. la sendirilah yang menjerumuskan dirinya ke dalam kehancuran. Dosa seseorang terhadap Yang Maha Menciptakan dan Yang Maha Menganugerahi kenikmatan dan dapat dirasakan olehnya, adalah perbuatan yang paling berdosa. Hal inilah yang menyebabkan hancurnya diri sendiri. Yakinlah dengan i'tikad yang benar. Bahwa alam semesta ini hanya memiliki satu Tuhan Yang Maha Menciptakan dan yang memberikan rida kepada orang yang taat, dan murka kepada orang-orang yang berbuat maksiat. Dan yakinlah bahwa di antara keutamaan dan keburukan itu sangat berbeda. Dengan demikian, perbedaan ini dapat dijadikan sebagai pen-dorong untak beramal baik atau kebajikan. Jadi, setiap orang itu haruslah bisa bermanfaat untuk dirinya dan orang lain, atau kebaikan seseorang hendaknya dapat dirasakan oleh orang lain. Kesimpulannya, bahwa perbuatan mereka itu membuang hal-hal yang bersifat sementara, dan lebih memilih hal-hal yang bersifat abadi. Alangkah beruntungnya mereka dalam transaksi ini, dan betapa baiknya perilaku mereka.
Ketiga, saling menasehati supaya mentaati kebenaran
Mereka saling berwasiat antar sesama agar berpegang pada kebenaran yang tak diragukan lagi, dan kebaikan-kebaikan itu tidak akan lenyap bekas-bekasnya, baik di dunia maupun di akhirat. Hal yang baik ini tersimpulkan di dalam iman kepada Allah, mengikuti ajaran-ajaran Kitab-Nya dan mengikuti petunjuk-petunjuk Rasulullah dalam seluruh tindakan, baik mengenai perjanjian atau perbuatan dan lain sebagainya.
Keempat, saling menasehati untuk menetapi kesabaran
Saling mewasiatkan antar sesama kepada kesabaran dan dan menekankan diri untuk tidak berbuat maksiat, yang biasanya disenangi oleh ma­nusia yang nalurinya senang terhadap hal-hal seperti ini. Di samping itu, sabar dalam taat kepada Allah, yang biasanya sangat berat dilaksanakan oleh umat manusia Juga bersabar dalam menghadapi berbagai cobaan Allah untuk menguji hamba-hamba-Nya. Semuanya itu diterima dengan rela hati, lahir dan batin. Di dalam rangka menyelamatkan diri dari kerugian ini, maka umat manusia harus mengetahui kebenaran, kemudian mengikatkan dirinya dengan kebenaran tersebut, di samping memantapkan di dalam hati

Pada surah sebelumnya, Allah menjelaskan tentang keadaan orang-orang yang hanya gemar menyombongkan diri dengan memperbanyak harta dan hal-hal lain yang dapat melupakan taat kepada Allah. Di dalam surah ini, Allah menjelaskan bahwa manusia itu selalu cenderung kepada kerusakan dan membawa dirinya dalam kehancuran. Kecuali orang-orang mendapat pemeliharaan Allah, dan jiwanya dibersihkan dari kecenderungan-kecenderungan yang merusak. Jadi, seakan-akan isi su­rah ini merupakan sebab dari isi surah sebelumnya. Hanya saja, di dalam surah sebelumnya dijelaskan tentang sifat-sifat orang yang senantiasa mengikuti hawa nafsunya dan mengikuti setan, sehingga dirinya berada dalam kehancuran. Di dalam surah ini dijelaskan tentang orang yang mempercantik dirinya dengan perwatakan yang baik. Karenanya, ia beriman kepada Allah dan beramal saleh, di samping saling memberi wasiat agar berpegang teguh kepada kebenaran dan sabar dalam menghadapi tantangan-tantangan.
Dalam menggunakan waktu ada dua yaitu:
1.      Mengisi Waktu
Al-Qur’an memerintahkan ummatnya untuk memanfaatkan waktu semaksimal mungkin bahkan dituntut manusia untuk mengisi waktu ashr (Waktu) nya dengan berbagai amal dengan mempergunakan semua daya yang dimilikinya.
Dari sini ditemukan bahwa Al-Qur’an mengecam secara tegas orang yang mengisi waktunya dengan bermain tanpa tujuan tertentu misalnya kanak-kanak. Atau melengahkan sesuatu yang lebih penting seperti sebagian remaja sekedar mengisi waktunya untuk berhias, atau menumpuk harta benda dan memperbanyak anak dengan tujuan berbangga seperti halnya banyak dilakukan orang tua.
Kerja atau amal dalam bahasa Al-Qur’an sering kali dikemukakan dalam bentuk indefinitif (Nakiroh) bentuk ini oleh pakar bahasa dipahami sebagai memberi makna umum sehingga amalan yang dimaksud mencakup segalam macam jenis  kerja perhatikan mislanya Firman Allah  SWT dalam Surat Ali Imran ayat 195
“Aku (Allah) tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan.”
Bahkan Al-Qur’an tidak hanya memerintahkan asal bekerja sama, tapi bekerja dengan sungguh-sungguh sepenuh hati. Al-Qur’an tidak memberi peluang kepada seseorang yang tidak melakukan suatu aktifitas kerja sepanjang saat yang dialaminya dalam kehidupan dunia ini. Surat Al-Ash dan dua ayat terakhir dari surat Alam Nasrah menguraikan secara gamblang mengenai tuntunan diatas.
2.      Menyia-nyiakan waktu
Jika anda bertanya apakah akibat yang akan terjadi jika kita menyia-nyiakan waktu? salah satu jawaban yang paling gamblang adalah ayat pertama dan kedua surat Al-Ashr. Allah memulai surat ini dengan bersumpah Wal Ashr (Demi Masa) untuk membantah anggapan sebagian orang yang mempersalahkan waktu dalam kegagalan mereka, tidak ada sesuatu yang dinamai masa sial atau masa mujur karena yang berpengaruh adalah kebaikan dan keburukan usaha seseorang dan Allah juga bersumpah dengan ashr yang arti harfiyahnya adalah memeras sesuatu sehingga ditemukan hal yang paling tersembunyi padanya untuk menyatakan bahwa Demi masa saat manusia mencapai hasil setelah memeras tenaganya, sesungguhnya ia merugi apapun hasil yang dicapainya itu kecuali jika ia beriman dan beramal sholeh.
Kerugian tersebut baru disadari setelah berlalunya masa yang berkepanjangan yakni paling tidak akan disadari pada waktu ashr kehidupan menjelang hayat terbenam.
¨Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,”
Masa adalah modal utama manusia. Apabila  tidak diisi dengan kegitan, waktu akan berlalu begitu saja ketika waktu berlalu begitu saja. Jangankan keuntungan diperoleh modalpun telah hilang. Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ra pernah berkata : “ Rezeki yang tidak diperoleh hari ini masih bisa diharapkan perolehannya lebih banyak dihari esok, tetapi waktu yang berlalu hari ini tidak mungkin kembali esok.
2.3  Asbabun Nuzul QS. Al-Ashr ayat 1-3
Surat Al-Ashr termasuk Surat Makkiyah diturunkan sesudah Surat Alam Nasyrah. Menurut Muhammad Abduh, Asbabun Nuzul Surat Al-Ashr ini adalah berkaitan dengan kebiasaan masyarakat Arab yang apabila sore hari duduk bercakap-cakap membicarakan tentang berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari. Banyak pula yang bermegah-megahan asal usul nenek moyang mereka, kedudukan, serta harta kekayaan. Akibat pembicaraan yang tidak jelas arahnya ini, sering terjadi pertikaian dan permusuhan.
Oleh karena itu, sebagian mereka ada yang mengutuk waktu asar, menganggap waktu asar adalah waktu yang celaka, waktu yang naas, banyak bahaya yang terjadi pada waktu asar. Dari kejadian ini Allah menurunkan Surat Al-Ashr, yang menjelaskan tentang kerugian manusia yang menyia-nyiakan waktu ashar.



BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Surat Al-Asr ayat 1-3 menerangkan tentang “Memanfaatkan Waktu dengan empat pokok kegiatan terbebas dari kerugian”
Cara manusia agar terbebas dari kerugian yaitu :
·         Beriman
·         Beramal Sholeh
·         Saling Berwasiat pada kebenaran
·         Saling berwasiat pada kesabaran

3.2 Saran
Tulisan ini dimaksudkan sekedar  ikut memberikan sumbangan kecil dalam rangka menjelaskan bagaimana memanfaatkan waktu yang mengacu pada surat Al-Asr ayat 1-3. Akhirnya mengingat bahwa segala sesuatu tidak ada yang sempurna, maka jika para pembaca ada yang menjumpai kekeliruan pada penulisan ini, asupan pikiran dan saran dari para pembaca merupakan ilmu bagi penulis. Harapan kami semoga pembaca puas dengan adanya makalah ini.






DAFTAR PUSTAKA
Usaid, Abu Abdul Fattah. 1996. Merenungi Surat Al-ashr [online]. Tersedia:http://www.salafybpp.com/index.php/fataawa/96-merenungi-surat-al-ashr.html [11April 2015]
Hammam, Abu Kiryani. 2013. Sekilas Keutamaan Surat Al-Ashr[online]. Tersedia:http://muslim.or.id/al-quran/sekilas-keutamaan-surat-al-ashr.html [11 April 2015]
Alqur’an dan Terjemahannya



No comments:

Post a Comment

CONTOH SURAT LAMARAN PEKERJAAN

  Bogor , 08 Desember 2020 Hal                   : Lamaran Pekerjaan Lampiran          : 1 Berkas   Kepada Yth. .....................