Monday, April 10, 2017

Kesempatan Bisnis Keluarga



KESEMPATAN BISNIS KELUARGA
 “BROWNIES KUKUS AMANDA”

Makalah
Diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok
Mata Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu Dr. Endang Supardi, M.Si.


Oleh
Kelompok 4:
Nida Sari Fadillah                       1400735
Sandika Dwi Candra                  1405138
Wesih Malia                                1404674



JURUSAN PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis  ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan  anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah  yang berjudul Kesempatan Bisnis Keluarga “Brownies Kukus Amanda”.
Penulis  menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Penulis mohon maaf jika terjadi kesalahan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.



Bandung, 15 September 2016

Penulis,


DAFTAR ISI






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Bisnis keluarga merupakan salah satu bentuk bisnis yang melibatkan sebagian anggota keluarga di dalam kepemilikan atau operasi bisnis. Family business juga merupakan salah satu jalan untuk mempertahankan keharmonisan rumah tangga, akan tetapi terkadang juga kebanyakan orang mengambil family business ini sebagai salah satu lembah kehancuran rumah tangga. Akan tetapi kalau dicermati dengan baik dan bisa memanage dengan efektif dan efesien, maka hubungan rumah tangga akan terjalin dengan rasa kasih sayang dan penuh ketenteraman, bersama orang yang kita kasihi.
Dalam Family business yang terlibat di dalamnya juga, tidak serta merta akan meninggalkan tanggung jawab yang telah dipikulnya sesuai dengan kaidah-kaidah atau aturan yang telah diberlakukan, seseorang yang dapat mengatur ataupun mengontrol dirinya, maka anatara bisnis dan keluaarga setidaknya dapat diimbangi dan dijalani kehidupan antara bisnis dan keluarga dengan secara kondusif.
Terkadang banyak orang yang meninggalkan keluarganya sendiri, karena sudah tergoda dengan racun duniawi, yakni berbisnis, yang tidak pernah mengenal batas dan waktu, sehingga keluarga dilantarkan dengan begitu saja tanpa memikirkan konsekuensinya baik dirinya sendiri dan keluarganya. Oleh sebab itu, dalam berbisnis dan sudah menjalin suatu hubungan keluarga paling tidak dapat mengimbangi anatara keluarga dan bisnis, sehingga dalam membina rumah tangga dapat bersifat continue dan menjadi panutan rumah tangga yang SAMAWATA (Sakinah, Mawahdah, Warahmah dan Taqwa).

1.2  Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat dalam penulisan ini di antaranya sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan bisnis keluarga?
2.      Apa saja bentuk-bentuk bisnis keluarga?
3.      Apa saja elemen-elemen yang terdapat pada bisnis keluarga?
4.      Bagaimana peran dan hubungannya dalam bisnis keluarga?
5.      Bagaimana mekanisme dan manajemen usaha bisnis keluarga?
6.      Apa saja keuntungan dalam bisnis keluarga?
7.      Apa saja kendala-kendala dalam menjalankan bisnis keluarga?
8.      Apa saja ciri-ciri khusus manajemen perusahaan keluarga?
9.      Bagaimana impelentasi bisnis keluarga yang terdapat di “Brownies Kukus Amanda?

1.3  Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui apa itu bisnis keluarga.
2.      Untuk mengetahui bnetuk-bentuk bisnis keluarga.
3.      Untuk mengetahui elemen-elemen yang terdapat pada bisnis keluarga.
4.      Untuk mengetahui bagaimana peran dan hubungan dalam bisnis keluarga.
5.      Untuk mengetahui mekanisme dan manajemen bisnis keluarga.
6.      Untuk mengetahui keuntungan dari bisnis keluarga.
7.      Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam bisnis keluarga.
8.      Untuk mengetahui ciri-ciri manajemen dalam bisnis keluarga.
9.      Untuk mengetahui bagaiamana implementasi bisnis keluarga yang terdapat di “Brownies Kukus Amanda”.

1.4  Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan tentang kesempatan bisnis keluarga serta proses bisnis keluarga yang terdapat di “Brownies Kukus Amanda” yang merupakan salah satu contoh bisnis keluarga.


BAB II
LANDASAN TEORETIS

2.1.Definisi Bisnis Keluarga

Dalam terminologi bisnis, perusahaan keluarga terbagi menjadi dua macam. Pertama adalah family owned enterprise (FOE), yaitu perusahaan yang dimiliki oleh keluarga tetapi dikelola oleh profesional yang berasal dari luar lingkaran keluarga. Keluarga hanya berperan sebagai pemilik dan tidak melibatkan diri dalam operasi di lapangan. Perusahaan seperti ini merupakan bentuk lanjutan dari usaha yang semula dikelola oleh keluarga yang mendirikannya. Jenis perusahaan keluarga yang kedua adalah family business enterprise (FBE), yaitu perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh keluarga pendirinya. Perusahaan tipe ini dicirikan oleh dipegangnya posisi-posisi kunci dalam perusahaan oleh anggota keluarga. Jenis perusahan keluarga inilah yang banyak terdapat di Indonesia.
Menurut (Tracey, 2001, hal. 3-4) menyatakan bahwa “A business is a family business if its owners think it is and want it to be”. Pernyataan ini terlihat sangat sederhana namun mengandung arti yang sangat dalam. Dikatakan bahwa suatu perusahaan tergolong sebagai perusahaan keluarga manakala pemiliknya berfikir dan menginginkan perusahaannya sebagai perusahaan keluarga.
Pendapat senada juga dikemukakan oleh (Bernard, 1975, hal. 42) bahwa perusahaan keluarga dikendalikan oleh anggota keluarga tunggal khususnya dalam proses pengambilan keputusan bisnis yang penting.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bisnis keluarga adalah bisnis yang anggota keluarganya secara langsung terlibat dalam kepemilikan dan jabatan atau fungsi.

2.2.Bentuk-bentuk Bisnis Keluarga

Efektif atau tidaknya peran keluarga dalam perusahaan dapat dilihat dari ketiga bentuk bisnis keluarga berikut. Karakter dari ketiga bentuk ini tidak sama. yaitu;
1.      Family owned business (FOB). Pada bentuk FOB keluarga hanya sebagai shareholder, pengelolaan perusahaan diserahkan kepada eksekutif profesional dari luar lingkungan keluarga, dan saudara yang lain tidak ikut mengendalikan perusahaan.
2.      Family business (FB). Pada FB, keluarga bertindak sebagai shareholder juga mengurus perusahaan artinya perusahaan dimiliki dan dikelola oleh anggota keluarga pendiri.
3.      Business family (BF). Bentuk perusahaan BF keluarga sebagai pemilik perusahaan cenderung menekankan pada hubungan kekerabatan saja.
Dalam membangun bisnis bersama keluarga atau pasangan terlebih dahulu harus jelas mendefinisikan bentuk usaha keluarga tersebut, yaitu family business atau business family. Kedua bentuk bisnis itu berbeda, FB lebih menekankan pada profesionalitas dari keluarga yang mengoperasikan atau profesional yang bekerja di perusahaan itu. Sedangkan BF, menekankan pada hubungan kekeluargaan. Walaupun bisnis dikelola bersama keluarga, perusahaan tetap harus menerapkan prinsip good corporate governance (tata kelola perusahaan yang baik).
Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya perusahaan, tidak jarang perusahaan keluarga “berubah bentuk” dari FB menjadi FOB, misalnya: Salim Group, Lippo, Bakrie Group, Ciputra, dan lain-lain. Apapun bentuk atau golongan bisnis keluarga yang dipilih, keluarga harus mampu mengatasi sejumlah masalah yang sering timbul, antara lain soal kepemimpinan, konflik, suksesi, transparansi, kompetisi dan budaya perusahaan.

2.3.Elemen-elemen Bisnis Keluarga

J ohn Davis dan Morris Taguiri dalam (Hoover, 2000, hal. 61) menyatakan bahwa terdapat tiga (3) elemen pengaruh dalam bisnis keluarga, yaitu:
1.      Keluarga, keberhasilan dalam keluarga diukur dalam artian harmoni, kesatuan, dan perkembangan individu yang bahagia dengan harga diri yang solid dan positif.
2.      Bisnis, adalah entitas ekonomi dimana keberhasilan diukur bukan pada harga diri dan kesenangan interpersonal individu, tetapi dalam produktivitas dan profesionalisme. Sehingga ukuran utama seseorang terletak pada kontribusi terhadap pelaksanaan strategi, pencapaian terget, dan profitabilitas perusahaan.
3.      Kepemilikan, didasarkan pada peranan seseorang dalam investasi dalam perusahaan, peranan meminimalkan risiko, mewakili perusahaan berhubungan dengan pihak luar.
Dalam bisnis keluarga, ketiga elemen tersebut bercampur menjadi satu
bahkan batas-batas diantara ketiganya kabur dan tak tampak. Banyak fungsi
menjadi tumpang tindih sehingga sering terjadi ketegangan hubungan, tetapi
banyak hal menunjukkan bahwa kesuksesan bisnis keluarga dimulai dari kaburnya batas-batas itu.

2.4.Peran keluarga dalam bisnis keluarga

Peran dalam hubungan keluarga adalah seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu dalam keluarga, bila individu menempati kedudukan tertentu, maka mereka merasa bahwa setiap kedudukan yang mereka tempati akan menimbulkan harapan (expectations) dari orang-orang disekitarnya. Peran adalah prilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki sesuatu status.
Peran dalam hubungan keluarga  (G. Justin Longenecker, 2001, hal. 410) adalah:
1.        Orang tua sebagai pendiri.
Pada umumnya, di dalam usaha keluarga adalah seorang pria atau wanita yang mendirikan dan merencanakan untuk mewariskan bisnis kepada anak laki-laki atau anak perempuan. Pada kebanyakan kasus, bisnis keluarga bertambah secara serentak. Beberapa pendiri bisnis sulit mencapai keseimbangan antara bisnis dan tanggung jawab keluarga. Di dalam situasi yang lain orang tua juga harus bisa meluangkan waktu untuk berkumpul bersama anak-anaknya.
Pendiri bisnis keluarga yang memiliki anak usia remaja merencanakan anaknya untuk ikut serta dalam bisnis dan 78% dari semua pendiri bisnis keluarga berniat untuk mewariskan bisnis mereka kepada anak-anaknya (Zimmerer dan Scarborough, 2002:56).
Peran orang tua dalam hubungan dengan anak akan semakin komplek karena orang tua di dalam menjalankan perannya akan banyak mengalami konflik. Di satu pihak orang tua sebagai pengendali bisnis keluarga mempunyai peran sebagai atasan, tetapi dilain pihak orang tua mempunyai peran untuk menjadi kepala keluarga yang harus memelihara hubungan baik dengan anak-anaknya.

2.        Peran saudara.
Keluarga dengan beberapa anak, dua atau lebih dari mereka mungkin akan terlibat di dalam bisnis keluarga. Ini tergantung keinginan dari individu anak-anak. Pada beberapa kasus, orang tua merasa beruntung jika paling tidak satu anak-anak memilih untuk menjalankan bisnis keluarga. Namun, masalah akan timbul jika dua atau lebih anak-anak yang terlibat dalam bisnis keluarga. Yang terbaik adalah anak-anak bekerja menjadi suatu tim, setiap anak memberikan kontribusi pelayanan menurut kemampuan masing-masing. Sebagaimana pengalaman keluarga perusahaan terbaik dan kesatuan di dalam hubungan keluarga, bisnis keluarga akan mendapatkan keuntungan dari kolaborasi yang efektif antara kakak dan adik.
Lambing dan Kuehl dalam buku Entrepreneuship (2000:39) menyatakan bahwa masalah akan timbul jika beberapa anak ingin terlibat didalam bisnis keluarga. Orang tua sebagai pendiri bisnis harus memutuskan anak-anak yang akan bergabung di dalam menjalankan bisnis keluarga, dan disinilah potensial persaingan antara saudara kandung.

3.        Peran pasangan dari wirausaha.
Bisnis keluarga yang pada awalnya hanya keluarga inti, setelah mengalami perkembangan akan merekrut karyawan dari lingkungan keluarga sendiri juga baik itu sanak keluarga, keponaan sampai pada pasangan dari wirausaha/menantu, walaupun mempekerjakan orang-orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan menurut Raharja prinsip Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusaan Yang Baik) harus tetap dijalankan, dalam bisnis keluarga pasangan wirausaha juga mempunyai peran yang sangat penting. Mereka bisa memberikan motivasi dan dorongan kepada wirausaha, menjadi pendengar yang baik, bisa menjadi mediator antara para wirausaha jika terjadi perbedaan pendapat, ikut serta memberikan masukan dan saran-saran untuk kemajuan bisnis dan juga membantu dalam menanggulangi masalah-masalah yang ada dalam bisnis.

2.5.Mekanisme dan Manajemen Usaha Bisnis Keluarga

2.5.1    Mekanisme Bisnis Keluarga

Dunia bisnis dan dunia keluarga memang memiliki perbedaan yang amat curam. Jelas, dalam sebuah keluarga kepentingan keluarga akan mengalahkan kepentingan-kepentingan yang lain. Padahal, perusahaan menuntut sikap yang profesional. Termasuk juga dalam masalah kompensasi atau pembagian keuntungan. Perusahaan profesional akan mendasarkan pemberian gaji pada nilai pasar dan riwayat kerja (kinerja) seseorang. Sedangkan keluarga mendasarkan pemberian gaji pada kebutuhan.
Di sini terlihat betapa keluarga memiliki standar yang tidak jelas. Masalah terpenting dalam keberlanjutan bisnis keluarga adalah masalah suksesi. Suksesi memang bukan satu-satunya penentu kelanggengan bisnis keluarga. Tapi, mau tidak mau generasi pendahulu harus memberikan tongkat estafet perusahaan kepada generasi berikutnya. Suksesi tidak hanya berarti pada tingkat pimpinan dan managerial saja, termasuk pada kebijakan-kebijakan perusahaan.
Terdapat tujuh langkah dalam melakukan suksesi perusahaan keluarga: mengevaluasi struktur kepemilikan; mengembangkan gambaran struktur yang diharapkan setelah suksesi; Mengevaluasi keinginan keluarga; mengembangkan proses pemilihan, melatih dan memonitoring penerus masa depan; Melakukan aktivitas team building dari keluarga; Menciptakan dewan direksi yang efektif; Yang terakhir, memasukkan penerus pada saat yang tepat, yaitu ketika pendiri berusia 50 tahun dan penerus berusia 30 tahun

2.5.2    Manajemen Bisnis Keluarga

Kompleksitas hubungan dalam perusahaan keluarga memerlukan manajemen yang terbuka, artinya manajemen yang dikelola secara profesional. Manajemen yang baik diperlukan untuk kesuksesan tiap bisnis. Praktek manajemen bisnis keluarga yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Merangsang pemikiran dan pemahaman strategi bisnis yang baru
b.      Merekrut dan mempertahankan manajer non keluarga yang baik
c.       Menciptakan organisasi yang fleksibel dan inovatif
d.      Menciptakan dan melindungi modal
e.       Menyiapkan pengganti kepemimpinan (suksesi)
Salah satu permasalahan umum yang dihadapi ketika perusahaan keluarga berkembang adalah menentukan gaya bisnis apa yang sebaiknya diterapkan dalam manajemennya. Ketika perusahaan masih dalam taraf kecil, manajemen keluarga masih dapat digunakan. Tetapi makin besar perkembangan usahanya, gaya manajemen tentunya harus berubah karena kemungkinan tidak lagi mampu jika hanya anggota keluarga yang mengelola.
Ciri negatif yang harus dihindari oleh perusahaan keluarga antara lain; kurang formalitas, pemisahan urusan personal bisnis yang tidak jelas, serta kepemimpinan ganda. Hubungan interpersonal yang emosional juga harus dihindari. Dalam bisnis keluarga, sikap-sikap jujur, ulet dan tidak serakah akan membawa pada perkembangan yang baik. Sifat jujur diperlukan agar orang tetap percaya dengan setiap perkataan dan perbuatannya. Sikap ulet dapat mendorong seseorang untuk maju dan tidak gagal. Sikap tidak serakah mencegah seorang pengusaha tidak fokus dalam melakukan ekspansi usahanya.
Manajemen keuangan bukan sekedar bagaimana memanajemen uang kas. Tapi lebih dari itu, manajemen keuangan adalah bagaimana perusahaan mengelola kekayaan untuk menghasilkan keuntungan dan memanfaatkan sumber-sumber modal untuk membiayai usaha. Meski sederhana, bisnis keluarga pun perlu menerapkan prinsip-prinsip manajemen keuangan.
Berikut beberapa dasar manajemen keuangan bagi bisnis keluarga.
  1. Pisahkan uang pribadi dan usaha.
Kesalahan paling umum yang dilakukan pengusaha UKM dalam mengelola keuangan adalah mencampur uang usaha dengan uang pribadi. Mungkin karena usaha masih kecil, kita berpikir tidak masalah jika mencampur uang usaha dengan uang pribadi. Namun yang kebanyakan terjadi, kita sulit membedakan pengeluaran pribadi dan usaha. Walhasil, keperluan pribadi sedikit demi sedikit menggerogoti saldo uang usaha.
  1. Rencanakan penggunaan uang.
Bahkan saat perusahaan memiliki modal lebih banyak, perusahaan tetap harus merencanakan penggunaan uang sebaik mungkin. Jangan hambur-hamburkan uang meski saldo kas tampaknya berlebihan. Tanpa perencanaan yang matang. Sesuaikan rencana pengeluaran dengan target-target penjualan dan penerimaan kas. Urungkan rencana-rencana belanja modal jika tidak memberikan manfaat dalam meningkatkan penjualan atau menurunkan biaya-biaya. Lakukan analisa “cost and benefit” atau “untung rugi” untuk meyakinkan bahwa penggunaan uang perusahaan tidak bakal sia-sia dan memberikan return yang menguntungkan.
  1. Buat buku catatan keuangan.
Bisnis tidak cukup dikelola berdasarkan ingatan, melainkan dengan catatan yang lengkap. Minimal anda wajib memiliki buku kas yang mencatat keluar masuknya uang. Lalu cocokkan setiap hari saldo uang dengan catatan anda. Ini untuk mengontrol lalu lintas uang dan memastikan tidak ada uang yang terselip. Selanjutnya tingkatkan kemampuan administrasi kita untuk mencatat penjualan dan biaya-biaya. Tidak kalah penting, kita juga harus mencatat saldo-saldo hutang piutang, persediaan dan aset-aset tetap perusahaan. Jika mampu, gunakan sistem komputer untuk memudahkan proses pencatatan. Dan alangkah lebih baik lagi jika anda bisa menerapkan sistem akuntansi yang memadai.
  1. Hitung keuntungan dengan benar.
Menghitung keuntungan dengan tepat sama pentingnya dengan menghasilkan keuntungan itu sendiri. Bagian yang paling kritikal dalam menghitung keuntungan adalah menghitung biaya-biaya. Sebagian besar biaya bisa diketahui karena melibatkan pembayaran uang tunai. Sebagian yang lain tidak berupa uang kas, seperti penyusutan dan amortisasi. Sebagian lagi belum terjadi namun perlu dicadangkan untuk dikeluarkan di masa mendatang, seperti pajak dan bunga pinjaman.
  1. Putar arus kas lebih cepat.
Jangan hanya berpusat pada keuntungan. Manajemen keuangan meliputi juga bagaimana perusahaan mengelola hutang, piutang dan persediaan barang dagangan. Banyak usaha mengalami kesulitan kas meski catatan akuntansi mereka menunjukkan angka berwarna biru. Perhatikan bagaimana anda memutar kas. Putaran kas anda melambat jika termin penjualan kredit anda lebih lama ketimbang kulakannya, atau jika anda harus menyimpan persediaan barang dagangan. Anda harus mengusahakan termin penjualan kredit sama dengan pembelian kredit anda. Anda juga harus mampu menekan tingkat persediaan sedemikian rupa agar tetap dapat memenuhi order namun tanpa membebani keuangan.
  1. Awasi harta, hutang dan modal.
Secara berkala, kita perlu memeriksa persediaan di gudang dan memastikan semuanya dalam keadaan lengkap dan baik. Namun sebelum kita bisa melakukan itu, kita perlu mempunyai administrasi yang memadai untuk mengontrol semua itu. Hal yang sama perlu anda lakukan terhadap piutang-piutang kepada pembeli dan tagihan-tagihan dari suplier. Kita tidak mau ada tagihan yang macet atau kedobelan membayar kepada suplier gara-gara catatan anda berantakan. Jika kita tidak mampu melakukan semua itu sendiri, anda dapat mempekerjakan bagian keuangan dan menetapkan prosedur keuangan yang cukup untuk memastikan bahwa harta kekayaan usaha perusahaan selalu terjaga dengan baik.
  1. Sisihkan keuntungan untuk pengembangan usaha.
Menyisihkan sebagian keuntungan untuk pengembangan usaha. Salah satu tugas penting manajemen keuangan adalah menjaga kelangsungan hidup bisnis dengan mendorong dan mengarahkan investasi ke bidang-bidang yang menguntungkan.

2.6.Keuntungan dalam Bisnis Keluarga

Masalah-masalah yang berhubungan dengan bisnis keluarga dapat dengan mudah membutakan orang muda untuk mengambil keuntungan di dalam bisnis. Banyak keuntungan yang berhubungan dengan keterlibatan keluarga seharusnya diakui dan digunakan untuk merekrut anggota keluarga agar bekerja dalam perusahaan keluarga.
Keuntungan datang dari hubungan kekeluargaan yang kuat, anggota –anggota keluarga tertarik pada bisnis karena ikatan keluar. Memulai dari usaha kecil bersama keluarga – dengan suami, anak, atau sanak saudara bisa menjadi tantangan yang unik.
Di sisi lain, ini juga sangat membantu untuk urusan kepercayaan dan cara yang bagus untuk mengajak semua anggota keluarga untuk bersama-sama demi keamanan generasi selanjutnya. Keuntungan utama dari menjalankan bisnis dengan keluarga adalah adanya kepercayaan yang tidak didapatkan dari bisnis yang tidak berorientasi pada keluarga. Karena adanya kepercayaan dan hubungan keluarga inilah, anggota keluarga bisa bekerja lebih giat dan tidak membutuhkan kontrak legal dan permasalahan lain yang berkaitan dengan karyawan. Keuntungan lain adalah, terlepas dari banyaknya argumen, keluarga memiliki kecenderungan untuk tetap bersatu dalam masa-masa sulit. Hal ini disebabkan karena setiap anggota memiliki pemahaman yang lebih terhadap anggota keluarga yang lain, dan memiliki argumen, kerja sama, dan pengalaman negatif bersama-sama.

2.7.Kendala-Kendala dalam Menjalankan Bisnis Keluarga

Dari masalah-masalah yang sering muncul dalam bisnis keluarga, terutama masalah profesionalisme, akhirnya muncul mitos, “generasi pertama membangun, generasi kedua menikmati, dan generasi ketiga menghancurkan”. Dan, masalah kepemimpinan dalam perusahaan keluarga, masalah konflik yang sering terjadi dalam bisnis keluarga, suksesi, kompetensi, dan budaya dalam perusahaan keluarga sebagai tawaran paradigma baru dalam bisnis keluarga. Semua ini tidak lain sebagai counter attack terhadap mitos: “generasi pertama membangun, generasi kedua menikmati, dan generasi ketiga menghancurkan”.

2.8.Proses Suksesi Kepimimpinan

Sebelum melakukan suksesi kepemimpinan sebaiknya suatu perusahaan menentukan kriteria dari pimpinan yang akan dibutuhkan. Seorang pimpinan sebaiknya mempunyai kriteria- kriteria sebagai berikut:
1.      Memiliki ambisi
2.      Sikap terhadap kebijakan
3.      Sikap terhadap rekan
4.       Sikap terhadap keluarga
5.      Kemampuan pemimpin
6.      Sikap terhadap tuntutan waktu dan energi
7.      Mempunyai pengalaman yang luas
8.      Mempunyai pergaulan yang luas
9.      Sikap mau terus belajar
Setelah menentukan kriteria pimpinan barulah ada proses suksesi kepemimpinan dalam usaha keluarga. Ada tiga tahapan dalam proses suksesi kepemimpinan dalam usaha keluarga:
1)      Level I Pra-Suksesi
a.       Tahap Pertama Pra-Bisnis
Pada tahapan ini, anak yang akan ditunjuk sebagai calon penerus perusahaan diarahkan untuk menjadi sadar dan mau mengenal segi-segi pokok atau permukaan perusahaan dan atau industri yang dimiliki oleh orangtuanya.
b.      Tahap Kedua Pengenalan
Pada tahap ini, anak-anak sebagai penerus perusahaan akan dibeberkan untuk diperkenalkan pada jargon-jargon bisnis, para pegawainya dan lingkungan bisnis perusahaan yang dimiliki oleh orang tuanya.
c.       Tahap Ketiga Pengenalan Fungsi-Fungsi Operasional
Pada tahap ini, anak sebagai calon penerus perusahaan mulai diperkenalkan terhadap fungsi-fungsi operasioanal penting, seperti proses produksi, penelitian dan pengembangan, keuangan, akuntnasi, pemasaran, pengawasan dan fungsi-fungsi lain perusahaan yang esensial.
2)      Level II Masuk Penggantian
a.       Tahap Keempat Menjalankan Fungsional
Pada tahapan ini, anak yang akan ditunjuk sebagai penerus perusahaan sudah mulai diminta untuk sebagai pengganti potensial mulai bekerja sebagai pegawai purnawaktu. Penerus tersebut sudah menjalankan seluruh fungsi yang ditempatkan pada posisi bukan manajemen menengah atau manajemen puncak, melainkan diberi pekerjaan pada posisi staf.
b.      Tahap Kelima Melaksanakan Fungsi Lanjutan
Pada tahapan ini, anak yang akan ditunjuk sebagai penerus perusahaan akan diminta untuk sebagi pengganti potensial. Anak sebagai penerus perusahaan didudukkan untuk memangku posisi pempinan termasuk memahami posisi-posisi utama manajemen missal menjadi presiden direktur perusahaan.
3)       Level III Transfer Kepemimpinan Sesungguhnya
a.       Tahap Keenam Suksesi Awal
Pada tahap ini, anak sebagai penerus perusahaan/ sebagai suksesor mengambil tampuk kepemimpinan, termasuk periode dimana suksesor secara legal (de jure) berkedudukan sebagai pemimpin perusahaan yang sah secara hukum.
b.      Tahap Ketujuh Suksesi Sungguhan
Pada tahap ini, anak sebgai penerus perusahaan sudah berfungsi sebagai pengganti pucuk pimpinan secara fakta (de facto) atau direktur utama pada usaha keluarga yang bersangkutan.
Menurut Soedibyo (2007) menemukan dalam penelitiannya, bahwa terdapat lima fakta penting dalam proses suksesi di perusahaan keluarga, yaitu:
1.      Persiapan suksesi adalah sangat penting, itulah sebabnya persiapan suksesi harus dikerjakan secara bersama-sama antara generasi tua dan generasi penerus. Keberlanjutan perusahaan keluarga tergantung pada kualitas persiapannya.
2.      Generasi muda yang kompeten adalah prasyarat untuk memelihara dan meningkatkan kinerja perusahaan keluarga.
3.      Mutu suksesi ditentukan oleh variable yang dapat mengkomunikasikan konsep dan filosofi kepada generasi muda.
4.      Penanaman nilai-nilai keluarga adalah sangat penting untuk dilakukan bersama. Untuk menghindari konflik, diperlukan pernyataan yang jelas atas hak dan kewajiban masing-masing anggota keluarga sejak dini. Konsep unit entity (pembedaan antara milik sendiri dan milik perusahaan) harus betul-betul dipahami dengan jelas diantara anggota keluarga.
5.      Factor lain yang menentukan keberhasilan suksesi adalah semangat, pamrih (intention), kejujuran, dan honesty, and ketulusan (sincerity) dalam melakukan bisnis. Konflik antara generasi tua dan muda berasal dari perlakuan yang berbeda dalam memandang bagaimana melanjutkan perusahaan keluarga.


BAB III
PEMBAHASAN

3.1  Identitas Perusahaan

Nama Perusahaan                     :      Brownies “Amanda”
Bidang Usaha                           :      Makanan ( Brownies )
Nama Pemilik                           :      Ibu Sumiwiludjeng Sjukur
Kelahiran                                  :      Jombang, Jawa Timur, 01 Agustus 1940
Pendidikan Terakhir                 :      Tataboga dari IKIP Jakarta/ UNJ
Visi                                           :      Menjadi leader kue kukus berkualitas, dengan cita rasa terbaik di Indonesia.
Misi                                           :      Memperkenalkan dan selalu membuat inovasi produk yang berkualitas, guna memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
                                                         Menciptakan nikai pertubuhan pasar secara berkesinambungan.
                                                         Memberikan dan memperkenalkan kualitas terbaik dari daur hidup produk kepada pelanggan dengan mempertahankan cita rasa yang telah dipercaya.

3.2   Lokasi Perusahaan

Brownies “Amanda” berpusat di Bandung Jl. Rancabolang No. 29 Bandung, Phone : 022-92754191/022-70774113 (AMANDA PUSAT) dan mempunyai cabang hampir di seluruh Indonesia yaitu
1.      Jawa Barat                : Bandung, Bogor, Cirebon, Cimahi
2.      Jawa Tengah             : Yogyakarta, Solo 
3.      Jawa Timur               : Surabaya,  Malang, Sidoarjo
4.      Sumatera Utara        : Medan

3.3  Perkembangan Bisnis Amanda Brownies Kukus

Perkembangan brownies kukus amanda memang tidak singkat dan mudah dalam meraih kesuksesan sepertin sekarang ini. Dari tahun ke tahun mereka tetap konsisten untuk menjalankan bisnis tersebut.
Tahun
Perkembangan
1999
Sumi mencoba resep kue bolu kukus yang didapatkan dari salah seorang saudaranya. Ia mencoba resep tersebut hingga berulang-ulang, sampai akhirnya menemukan takaran yang pas untuk bolu kukus tersebut. Dibantu oleh putra sulungnya Joko Ervianto beserta istrinya (Atin), Sumi menawarkan peluang usaha bolu kukus cokelat tersebut sebagai salah satu menu di katering mereka. Berkat kelezatan dan cita rasa bolu kukus cokelat yang unik, produk peluang usaha tersebut dengan mudahnya diminati para konsumen.
2000
Joko dan Atin membuka kios kaki lima di kompleks pertokoan Metro, Margahayu Bandung untuk menjualnya. Meski disukai konsumen katering, ketika pertama kali dijual bebas brownies kukur kurang menarik minat pembeli.
2001
Akibat pertokoan di Metro terbakar, kios brownies ikut digusur. Dan akhirnya kios pindah ke J1. Tata Surya 11, yang masih terletak di kompleks yang sama. Anehnya, pindah lokasi di perumahan bukannya meredupkan rezeki, malah menjadi titik terang bisnis brownies kukus ini. Di sini, keuntungannya justru berlipat ganda.
2002
Sumi dan keluarganya berpindah lagi ke lokasi usaha baru di Jl. Rancabolang Bandung. Mengulangi kesuksesan di tahun sebelumnya, dari lokasi yang baru kesuksesan peluang usaha brownies kukus Amanda menunjukan kemajuan yang luar biasa. Lokasi yang strategis dan didukung dengan cita rasa brownies kukus yang lezat, mengantarkan bisnis yang dulunya hanya dikerjakan di rumah kini menjadi industri kue yang sangat sukses.
2003
Membuka cabang di Jl. Otten
2004
Merek brownies kukus Amanda resmi dipatenkan menjadi brand produk kue buatan Sumi dan keluarganya.
2005
Beroperasinya pabrik baru di jalan Rancabolang Tepatnya tanggal 10 September pembukaan toko dan kantor pusat di Jl. Rancabolang no. 29 Bandung. Akhir Tahun tanggal 10 Desember 2005 pembukaan di Ruko Paskal  Hyper Square 25.
2006
Peresmian dan beroperasinya “Amanda Mobile” di Dago Cabang 1 pindah dari Jl. Lodaya no.8 ke Jl. Lengkong Besar 101 B, Bandung Menuju Pelayanan Terbaik.
Perkembangan bisnis brownies kukus amanda memang dibangun dengan kerja sama dan kerja keras dari setiap anggota keluarga. Dari tahun ke tahun bisnis keluarga ini terus membuka cabang di berbagai daerah tidak hanya di Jawa Barat, sudah masuk ke Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumateri Utara dan Sulawesi Selatan.

3.4  Produk

Menurut Ibu Sumi, nama “Amanda” di ambil dari suatu singkatan yaitu “Anak Mantu Damai”. Itulah harapan Ibu Sumiwiludjeng terhadap keempat anak lelakinya, Joko Ervianto, Andi Darmansyah , Sugeng Cahyono, dan Rizka Kurniawan, yang dari kecil selalu hidup rukun.
Brownies kukus “Amanda” merupakan suatu produk yang berasal dari Bandung yang semula hanya mengandalkan produksi “Brownies Kukus Original’/Chocolate”, sekarang telah memproduksi brownies kukus dengan rasa yang beraneka ragam guna mengikuti perkembangan pasar dan selera konsumen.
Brownies “Amanda” hanya menghasilkan produk yang berupa brownies, namun dengan inovasi rasa yang berbeda. Brownies kukus amanda adalah salah satu oleh-oleh paling terkenal di Bandung, kesuksesan memasarkan brownies kukus amanda membuatnya menjadi terkenal sebagai oleh-oleh dari Bandung. Tentunya kesuksesan ini diraih dengan kerja keras dan konsistensi dari sosok yang menciptakan resep brownies kukus amanda yaitu  Ny. Sumiwiludjeng. Bisnis yang pada awalnya adalah bisnis rumahan yang dalam produksinya hanya mengandalkan anggota keluarga sekarang telah menjadi bisnis yang memiliki karyawan dalam membantu produksi brownies kukus amanda. Mengawali bisnis sesuai dengan minat dan bakat, memang merupakan alternatif tepat untuk bisa sukses menjalankan sebuah bisnis.

3.5  Sistem Manajemen Brownies Kukus Amanda

Selain sukses mendongkrak penjualan, cita-cita Sumi yang tersurat dalam nama Amanda juga terkabul. Semua anak dan menantu pasangan Sumi dan Sjukur ikut mengelola bisnis ini dan semuanya hidup rukun.
Joko yang menjabat sebagai direktur utama, meminta adik-adiknya, Andi Darmansyah dan Sugeng Cahyono, mengelola 4 cabang resmi yang ada di Bandung, yaitu di jl. Cikawao, Antapani, Hyper Square Pasir Kaliki, dan toko mobil di JI. Dago. Hanya adik ipar yang bungsu, Rizka, masih belum tertarik terjun dalam bisnis ini
Pusat toko mereka pindah ke bangunan perma­nen dua lantai dan berhalaman lapang yang megah di JI Rancabolang No 29, Margahayu, Bandung. Andi dan Sugeng juga ditarik ke kantor pusat untuk memegang jabatan sebagai direktur keuangan dan direktur operasional. Sementara itu, pabrik pembuatan Brownies Kukus Amanda tetap di JI. Rancabolang 2.

3.6  Manajemen Sumber Daya Manusia


Karyawan yang dipekerjakan oleh pemilik perusahaan ini adalah sekitas 9 orang. Karyawan bekerja berdasarkan pembagian waktu kerja yang telah ditetapkan. Pembagian waktu kerja ada dua yaitu saat pagi hari dan sore hari. Seleksi penerimaan karyawan yang dilakukan adalah dengan adanya standart pendidikan yaitu SMA, dan memang berniat untuk berkecimpung dalam bidang pekerjaan yang akan diberikan. Karyawan akan diberikan pelatihan skill secara rutin untuk meningkatkan mutu dari karyawan perusahaan tersebut. Selain itu, pengalaman pekerjaan juga menjadi penentu dalam diterimanya karyawan tersebut sebagai pegawai perusahaan. Setiap karyawan memiliki hak dan fasilitas yang sangat baik seperti adanya asuransi jiwa bagi setiap karyawan dan juga adanya pengobatan gratis bagi setiap karyawan yang sedang sakit. Seluruh biaya akan ditanggung oleh perusahaan demi menjaga kesejahteraan karyawannya. Jam kerja dari setiap karyawan perharinya adalah maksimal 8 jam, dimana hari libur karyawan akan tetap bekerja, kecuali libur Idul Fitri. Adanya sistem reward yang dibuat oleh pemimpin perusahaan menjadi pemberi semangat bagi karyawan untuk memberikan yang terbaik kepada perusahaan, seperti tamasya pribadi, dan lain-lain. Beberapa punishment juga diberikan kepada karyawan yang melanggar sistem peusahaan yang ada. Karyawan akan diberikan peringatan terlebih dahulu apabila melakukan setiap kesalahan. Pembagian tugas yang diberikan kepada karyawan perempuan dan laki-laki juga diterapkan dalam perusahaan, dimana pegawai perempuan akan ditempatkan di pekerjaan yang lebih ringan seperti kasir, dan untuk pegawai laki-laki akan ditempatkan dipekerjaan yang lebih berat, seperti front office. Tentu saja dengan adanya perbedaan pada setiap gender ini akan berdampak pada upah atau gaji setiap pegawai, dimana pasti akan terdapat perbedaan gaji.

3.7  Analisis SWOT Amanda Brownies Kukus

Brownies kukus Amanda merupakan suatu produk yang berasal dari Bandung yang semula hanya mengandalkan produksi “Brownies Kukus Original’/Chocolate”, sekarang telah memproduksi Brownies kukus dengan rasa yang beraneka ragam guna mengikuti perkembangan pasar dan selera konsumen.

3.7.1        Strength (Kekuatan)

Strength adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program yang bersifat internal. Kekuatan yang dimiliki toko Amanda Brownies adalah sebagai berikut:
a.       Fasion, Amanda Brownies memiliki fasion yang menarik dan unik sehingga membuat orang – orang ingin merasakan produknya.
b.      Konsistensi dan inovasi, amanda Brownies hanya menyediakan satu macam jenis kue yaitu  “Brownies” namun dengan inovasi rasa yang berbeda sehingga akan menjadi ciri khas produk ini dan membuat konsumen lebih tertarik untuk mencoba dan membeli.
c.       Rasa,  “Amanda Brownies” mempunyai banyak pilihan rasa dengan harga yang cukup terjangkau bagi kalangan menegah ke  atas.
d.      Lokasi strategis, lokasi “Amanda Brownies” letaknya sangat strategis sehingga mudah dijangkau oleh konsumen, baik itu dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
e.       Kemasan, “Amanda Brownies” menggunakan kemasan yang bercorak dan menarik yang berbeda-beda untuk setiap rasa, sehingga menambah nilai “prestigious” dari produk ini.
f.       Delivery Order, terdapat layanan delivery order sehingga konsumen dari berbagai kota dapat memesan produk ini, namun dengan tambahan biaya pengiriman.

3.7.2        Weaknesses (Kelemahan)

            Weaknesses adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan tetapi tidak dimiliki oleh perusahaan. Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat karena tidak memaksimalkan kekuatan yang sudah ada.
Kelemahan yang dimiliki toko Amanda Brownies adalah sebagai berikut:
a.       Produk hanya satu jenis, produk yang ditawarkan hanya satu jenis, hal ini dapat menjadi kekuatan dari bisnis ini, namun juga dapat menjadikan kelemahan, jika selera konsumen terus berubah, bukan tidak mungkin produk ini akan di tinggalkan dan beralih ke produk lain yang lebih inovasi.
b.      Toko terbatas pada kota besar, “Amanda Brownies” bukan merupakan bisnis waralaba, jadi tidak setiap kota terdapat outlet/toko, cabang “Amanda Brownies” hanya di buka di kota-kota besar.
c.       Masa expired singkat, brownies ini mempunyai masa expired yang relatif singkat yaitu sekitar 4 hari pada suhu kamar dan maksimum 1 minggu jika disimpan di lemari pendingin (kulkas).
d.      Harga brownies yang kurang ekonomis, sehingga yang menikmatinya hanya kalangan menengah keatas.  

3.7.3        Opportunities (Peluang)

            Opportunity adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk memanfaatkan. Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal ini mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang diangkat. Peluang yang dimiliki toko Amanda Brownies adalah sebagai berikut:
a.       Selera, toko Amanda Brownies memproduksi brownies kukus dengan rasa beraneka ragam, Selain itu inovasi rasa ini juga dimaksudkan untuk membidik/menarik semua segmen pasar Sehingga toko “Amanda Brownies” menjadikan selera masyarakat sebagai peluang untuk mendapatakan lebih banyak profit.
b.      Persaingan, melihat dari persaingan peluang bisnis ini akan sangat menjanjikan sekali, hal ini karena saingan untuk usaha ini bisa dikatakan belum banyak.

3.7.1                    Threats (Ancaman)

Threats adalah factor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah perusahaan. Ancaman utama yang dihadapi Amanda Brownies berasal dari competitor (pesaing) produk yang sejenis yaitu kue dan ataupun makanan. Beberapa ancaman tersebut adalah:
a.       Keadaan Tempat. Karena Brownies berada di kota – kota besar sehingga setiap tahunnya semakin   banyak pendatang di kota – kota tersebut, hal ini membuat bisnis makanan mempunyai prospek yang kurang baik.
b.      Akan banyak pihak lain yang akan meniru usaha kita ini, hal ini tentu akan membuat saingan yang baru bagi kita
c.       Adanya oko-toko kue tradisional yang ada di masyarakat dengan harga yang terjangkau untuk kalangan menengah kebawah.



BAB V
PENUTUP

4.1  Simpulan

Bisnis keluarga merupakan bisnis yang anggota keluarganya secara langsung terlibat dalam kepemilikan dan jabatan atau fungsi. Perusahaan keluarga terbagi menjadi dua macam. Pertama adalah family owned enterprise (FOE), yaitu perusahaan yang dimiliki oleh keluarga tetapi dikelola oleh profesional yang berasal dari luar lingkaran keluarga. Jenis perusahaan keluarga yang kedua adalah family business enterprise (FBE), yaitu perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh keluarga pendirinya. Perusahaan tipe ini dicirikan oleh dipegangnya posisi-posisi kunci dalam perusahaan oleh anggota keluarga. Dari hasil analisis contoh bisnis keluarga yaitu “Amanda Brownies” dapat dikatakan bahwa “Amanda Brownies” termasuk dalam jenis usaha keluarga family business enterprise (FBE), yaitu perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh keluarga pendirinya. “Amanda Brownies juga memperkerjakan banyak pegawai untuk menunjang usahanya karena semakin tahun usahanya semakin melejit sehingga membutuhkan SDM yang banyak yang mendukung.

4.2  Saran

Menurut kelompok kami proses bisnis keluarga yang dijalankan “Amanda Brownies” sangat baik. Hanya saja dalam penentuan harga yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan atas saja. Seharusnya “Amanda Brownies” juga  menyediakan brownies yang harganya bisa dijangkau oleh kalangan menengah ke bawah.


DAFTAR PUSTAKA

 

Bernard, B. (1975). The Development of Organization Structure In The Family Firm. Journal of General Management , 45-60.
G. Justin Longenecker, d. (2001). Kewirausahaan: Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: PT Salemba Emban Patria.
Hoover, E. A. (2000). Getting A Long In Family Busniess The Relationship Intelligence Handbook, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.
Soedibyo, M. (2007). Kajian terhadap Suksesi KEpemimpinan Puncak (CEO) Perusahaan Keluarga Indonesia - Menurut Perspektif Penerus. Jakarta: Disertasi, Program PAsca Sarjana,Universitas Indonesia.
Tracey, D. (2001). Family Business - Stories from Australia Family Business and the Peeople Who Operate Them. the Volatile Mix Of Love Power and Money. Melbourne: Information Australia.


CONTOH SURAT LAMARAN PEKERJAAN

  Bogor , 08 Desember 2020 Hal                   : Lamaran Pekerjaan Lampiran          : 1 Berkas   Kepada Yth. .....................