Monday, April 10, 2017

PERENCANAAN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN



PERENCANAAN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
Oleh:
Wesih Malia
NIM: 1404674
wesihmalia@student.upi.edu
 
Perencanaan pembelajaran adalah proses penyusunan berbagai keputusan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan.
Pemilihan model pembelajaran Discovery Learning dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk membantu peseta didik untuk belajar menemukan suatu konsep, mendorong peserta didik untuk berpikir, bekerja atas inisiatif sendiri dan mampu merumuskan hipotesis sendiri serta meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses kegiatan belajar. Konsep discovery merupakan prosedur pengajaran yang menekankan penemuan sampai peserta didik menyadari suatu konsep sehingga terhindar dari belajar secara verbal. Seperti yang telahdisebutkan pada penelitian yang dilakukan oleh Meyer (2010) menunjukkan bahwa proses penemuan (discovery) dalam pembelajaran akan membantu peserta didik untuk memahami dan menganalisis proses kreativitas dan pengambilan keputusan dalam temuannya. Jadi,  Discovery Learning model pembelajaran yang mengharuskan peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat menemukan konsep dari setiap materi pelajaran yang diberikan khususnya pada mata pelajaran Pengantar Adminitrasi Perkantoran.
Materi dalam mata pelajaran pengantar administrasi perkantoran kebanyakan tentang konsep-konsep perkantoran. Dimana siswa dituntut memahami konsep-konsep tersebut. Menurut Hosnan (2014: 285), terdapat beberapa langkah-langkah yang harus ditempuh oleh guru dalam melaksanakan model pembelajaran Discovery Learning, diantaranya:
1.      Merumuskan masalah
2.      Dari data yang diberikan guru, peserta didik menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut.
3.      Peserta didik menyusun konjektur (perkiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.
4.      Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat peserta didik diperiksa oleh guru.
5.      Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada peserta didik untuk menyusunnya.
6.      Sesudah peserta didik menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar.
Sebagai contoh standar kompetensi dan kompetensi dasar dari mata pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran sebagai berikut:
1.      Standar Kompetensi   :  Mengenai karakteristik Administrasi Perkantoran
2.      Kompetensi Dasar       :  Mengevaluasi Berbagai Karakteristik Adm. Perkantoran
Indikator yang harus dicapai oleh peserta didik dalam ranah kognitif yaitu
1.      Pengenalan dan pemahaman mengenai administrasi perkantoran serta berbagai karakteristik administrasi perkantoran.
2.      Proses yang dilakukan yaitu melaksanakan diskusi mengenai karakteristik dan evaluasi karakteristik administrasi perkantoran:
a.       Mengamati pelayanan dalam sebuah kantor
b.      Mengamati kegiatan kantor yang bersifat terbuka dan luas
c.       Mengamati kegiatan kantor yang dapat dilaksanakan oleh semua pihak dalam organisasi
d.      Mendiskusikan permasalahan dalam karakteristik administrasi perkantoran
e.       Membuat kesimpulan
Di dalam pembelajaran guru dapat memberikan beberapa permasalahan di dalam karakteristik administrasi perkantoran secara berkelompok 3 sampai 5 orang menyelesaikan permasalahan tersebut lalu mendiskusikannya serta mengidentifikasikan ciri-ciri administrasi perkantoran yang baik dan mengkaitkan karakteristik dengan evaluasi karakteristik administrasi perkantoran selanjutnya membuat kesimpulan kelompok. Disediakan seperangkat alat tulis dan, peralatan penanganan surat, siswa dapat mengetahui pola kegiatan administrasi dan peralatan penanganan surat yang telah disediakan dengan tepat. Proses pembelajarannya meliputi mengamati dokumen, mendiskusikan masalah serta pengambilan keputusan dan simpulan. Dengan begitu siswa akan aktif dalam proses pembelajaran.

Referensi:

Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Meyer, M. (2010). A Logical view for Investigating dan initiating processes of discovering mathematical coherences. ZDM Mathematics Education , Vol. 74. No. 2.


No comments:

Post a Comment

CONTOH SURAT LAMARAN PEKERJAAN

  Bogor , 08 Desember 2020 Hal                   : Lamaran Pekerjaan Lampiran          : 1 Berkas   Kepada Yth. .....................