Monday, April 10, 2017

Laopran Observasi Manajemen Sistem Informasi



LAPORAN
MANAJEMEN SISTEM INFORMASI
DI SMK NEGERI 11 BANDUNG
Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok
Mata Kuliah Manajemen Sistem Informasi



Oleh:
Ananda Hidayat                  (1405490)
Cepy Abdilla N.                   (1400158)
Febri Rachmawati                (1403939)
Reza Prima Saputra              (1403361)
Tika Nafisah                         (1406999)
Wesih Malia                         (1404674)


JURUSAN PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016




KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kahadiran Tuhan YME atas rahmat dan karunia-Nya. Penulis dapat menyelesaikan  Laporan Observasi ini, sebagai salah satu tugas mata kuliah Manajemen Sistem Informasi.
Di dalam makalah laporan observasi ini, Penulis mencoba menjabarkan sedikit tentang hasil observasi yang Penulis lakukan di SMK 11 Bandung tentang Sistem Informasi di sekolah tersebut. Dengan terselesaikannya laporan observasi singkat ini, Penulis sampaikan terimakasih kepada orang tua kami, bapak Dr. Rasto,M.Pd. selaku dosen mata kuliah Manajemen Sistem Informasi dan teman-teman yang ikut serta sampai terselesaikannya laporan observasi ini.
Semoga makalah laporan observasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi Penulis dan umumnya untuk para pembaca. Semoga makalah ini, dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita semua. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Bandung, Mei 2016

Penulis,




DAFTAR ISI



 



 

DAFTAR GAMBAR





BAB I
PROFIL SEKOLAH

1.1 Sejarah Singkat

Keberadaan SMK Negeri 11 Bandung, diawali dengan berdirinya SMEA Cimahi sebagai Filial SMEA Negeri 1 Negeri Bandung pada tahun 1968, dengan menempati SMP Negeri 2 Cimahi, kemudian pindah menempati SD Utama Leuwi Gajah sampai dengan tahun 1969. Awal tahun 1970 sempat pindah menempati SMP Negeri 1 Cimahi sampai tanggal 1 April 1970. Sejak tanggal  1 April 1970 tersebut SMEA Cimahi mengawali sejarah baru menempati bangunan, yang semula diperuntukkan untuk Sekolah Teknik, berlokasi di jalan Budi Cilember, sampai tanggal 30 Juli 1980, dengan SK Mendikbud no 0207/0/1980, melepas status filialnya menjadi SMEA Negeri Cimahi. Pada tanggal 7 April 1987 dengan SK Mendikbud RI (nomenklatur SMK), nomor 036/0/1987 berubah nama menjadi SMK Negeri 11.
Juni 2003, SMKN 11 membuka program keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, merupakan program re-engenering Dikmenjur. SMKN 11 Bandung berlokasi di jalan Budi Cilember, kelurahan Sukaraja, Kecamatan Cicendo, berbatasan dengan Kota Cimahi.Jalan Budi terletak di jalan raya Cibeureum, dari arah Bandung, terletak sebelah kanan, setelah melewati jembatan Cimindi. Dari arah Jakarta,  terdapat di sebelah kiri, sebelum jembatan Cimindi. Di Belakang Radio LITA Fm. Berdasarkan SK Mendiknas Nomor : 3587/C5.3/Kep/KU/2007 tanggal 27 Juli 2007 SMK Negeri 11 Bandung dinominasikan menjadi Rintisan Sekolah berstandar Internasional. Tahun 2007 merupakan era baru dengan akan diterapkannya pencapaian visi lembaga berdasarkan profil Sekolah Berstandar Internasional.Pada tanggal 03 Agustus 2008 memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 , dengan sisstem manajemen mutu ISO 9001:2000, SMK Negeri 11 Bandung siap melayani dan melaksanakan peningkatan mutu sumber daya pendidikan yang mampu bersaing di era global.

1.2 Visi dan Misi Sekolah

1.                  Visi Sekolah
Visi SMK Negeri 11 Bandung dibangun dengan akronim SB3, yaitu :
Menjadi SMK berbudaya, berbasis teknologi informasi dan bertaraf Internasional pada tahun 2016 “
 Dalam pengertian :
1.      Menjunjung tinggi jati diri bangsa , yaitu bangsa Indonesia, dan keunikan budaya Jawa Barat
2.      Mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah melalui keunggulan kompetitif dibidang kompetensi ICT dan entrepreuneur        
3.      Indikator keberhasilannya adalah sekolah sebagai lembaga pendidikan berhasil meraih profil sekolah bertaraf internasional tahun 2016
2.                  Misi Sekolah
Misi SMK Negeri 11 Bandung disingkat SMK:
1.      Siap memberikan layanan pendidikan yang berkualitas
    1. Meningkatkan Pemninaan Sekolah Sehat dan Sekolah Berbudaya Lingkungan yang diintegrasikan pada proses pembelajaran bagi peserta didik dengan memberi keteladanan, memotivasi, mengilhami, dan memberdayakan
    2. Komitmen tinggi  untuk menghasilkan  tamatan yang beriman, bertakwa, berahlak mulia,  cerdas, mandiri  dan kompetitif sesuai kebutuhan masyarakat lokal dan global

1.3 Tujuan Sekolah

Tujuan SMK Negeri 11 Bandung dijabarkan berdasarkan tujuan umum pendidikan, visi dan misi sekolah. Berdasarkan tiga hal tersebut, dapat dijabarkan tujuan dari SMK Negeri 11 Bandung adalah 
1.      Terdepan, Terbaik, dan Terpercaya dalam hal ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2.      Terdepan, Terbaik dan Terpercaya dalam pengembangan potensi, kecerdasan dan minat
3.      Terdepan, Terbaik dan Terpercaya dalam perolehan Nilai UAN
4.      Terdepan, Terbaik dan Terpercaya dalam persaingan masuk jenjang Perguruan Tinggi dan Dunia Kerja
5.      Terdepan, Terbaik dan Terpercaya dalam membekali peserta didik agar memiliki keterampilan teknologi informasi dan komunikasi serta mampu mengembangkan diri secara mandiri.
6.      Terdepan, Terbaik dan Terpercaya dalam persaingan secara global
7.      Terdepan, Terbaik dan Terpercaya dalam pelayanan

1.5 Kebijakan Mutu dan Sistem Nilai

SMK Negeri 11 Bandung bertekad menerapkan dan mempertahankan secara konsistenSistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 agar menjadi lembaga diklat yang berwawasan internasional bidang keahlian Bisnis Manajemen dan Teknologi Informasi Komunikasi dengan mengacu pada profil Sekolah Mandiri.Demi kepuasan pelanggan, kami segenap warga SMK Negeri 11 Bandungbertanggungjawab dan berperan aktif dalam melaksanaan perbaikan secara berkelanjutan sistem manajemen mutu secara efektif.Kebijakan Mutu SMK Negeri 11 Bandung  di atas dibangun melalui budaya mutu SEBELAS, yaitu dalam menjalankan aktivitasnya, semua pihak yang ada di lingkungan SMK Negeri 11  Bandung berupaya menjungjung dan menerapkan nilai-nilai yang  menjadi dasar dari setiap aktivitas keseharian.  Nilai-nilai disingkat SEBELAS , yaitu :
1.                  Servis terbaik untuk semua anggota organisasi dan stake holder
2.                  Efisiensi dan efektifitas dalam mencapai visi, misi
3.                  Bertanggung jawab dalam menjalankan tugas
4.                  Empati kepada semua pihak
5.                  Loyal terhadap komitmen
6.                  Aktif mengembangkan diri sebagai masyarakat pembelajar
7.                  Smart  dalam menyelesaikan masalah
Komitmen Manajemen
“Kami manajemen SMK Negeri 11 Bandung bertekad menerapkan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 secara konsisten dan konsekuen untuk menjadi sekolah Mandiri” 




 

BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengertian Manajemen Sistem Informasi

Manajemen adalah suatu proses terpadu dimana individu-individu sebagai bagian dari organisasi dilibatkan untuk merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan dan mengendalikan aktivitas-aktivitas yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu (nurhayati, 2010, p. 3).
Manajemen adalah seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain (Siagian, 2007, p. 1).
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan usaha anggota dalam organisasi, serta penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (kusmuriyanto, 2012, p. 109)
Dari beberapa pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan cara menggerakkan orang lain untuk bekerja.
Menurut John F. Nash dalam(Pratita, 2014, p. 14) mengatakan bahwa sistem informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan mnyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat.
Menurut Robert G. Murdick dalam (Pratita, 2014, p. 23), Sistem informasi manajemen adalah suatu kelompok orang, seperangkat pedoman dan petunjuk, peralatan pengolah data ( seperangkat elemen ) memilih, menyimpan, mengolah dan mengambil kembali data ( mengoperasikan data dan barang ) untuk mengurangi ketidakpastian pada pengambilan keputusan ( mencari tujuan bersama ) dengan menghasilkan informasi untuk manajer pada waktu mereka dapat menggunakannya dengan paling efisian
Dari uraian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen sistem informasi yaitu mata kuliah yang mempelajari cara-cara mengelola pekerjaan informasi dengan menggunakan pendekatan sistem yang berdasarkan pada prinsip-prinsip manajemen.
Strategi pengembangan sistem informasi meliputi tiga pilar utama, yaitu Information System Strategy (ISS), Information Technology Strategy (ITS), dan Information Management Strategy (IMS).Keterkaitan tiga pilar tersebut diilustrasikan pada Gambar.
           
Gambar 1: Tiga Pilar Pengembangan Manajemen Sistem Informasi

Gambar 1  menjelaskan ISS, ITS, dan IMS mempunyai fokus yang berbeda namun memiliki keterkaitan yang sangat erat sehingga perubahan pada salah satu strategi akan sangat mempengaruhi strategi yang lain. ISS menekankan pada hubungan antara informasi dan kebutuhan bisnis organisasi.ITS fokus pada teknologi yang harus dimiliki dan dikembangkan organisasi. IMS berorientasi pada teknik manajemen yang akan dipergunakan organisasi.

1.      Information System Strategy (ISS)
ISS berkaitan dengan bagaimana mendefinisikan kebutuhan informasi yang mendukung kebutuhan organisasi secara umum, untuk menjamin terjadinya “the flow of information” yang efektif dan berkualitas.Setiap organisasi memiliki kebutuhan informasi yang unik. Keunikan tersebut antara lain terlihat dari 
  1. jenis dan karakteristik informasi, 
  2. relevansi informasi yang dihasilkan, 
  3. kecepatan alir informasi dari satu bagian ke bagian lain dalam organisasi, 
  4. keakuratan informasi, 
  5. target nilai ekonomis informasi yang diperoleh, 
  6. batasan biaya yang harus dikeluarkan dalam pengolahan informasi, dan 
  7. struktur para pengguna informasi. 
Berdasarkan faktor-faktor keunikan tersebut sistem informasi yang dikembangkan oleh rumah sakit misalnya akan berbeda dengan sistem informasi yang dikembangkan oleh bank. Bahkan sistem informasi yang dikembangkan oleh rumah sakit A akan berbeda dengan sistem informasi yang dikembangkan oleh rumah sakit B.









Adanya keunikan informasi pada setiap organisasi, ISS perlu memperhatikan siklus informasi (information cycle) atau siklus pengolahan data (data processing cycles), sebagaimana diilustrasikan pada Gambar.
Gambar 2: Siklus Informasi
Sumber: http://dosen.amikom.ac.id.

Siklus informasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Data dari setiap kejadian atau aktivitas diinput, untuk selanjutnya diproses berdasarkan model tertentu. Proses tersebut akan menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi penerima (level management) sebagai dasar dalam membuat suatu keputusan atau melakukan tindakan tertentu. Keputusan atau tindakan tersebut akan menghasilkan kejadian-kejadian tertentu yang akan digunakan kembali sebagai data untuk dimasukkan ke dalam model (proses), begitu seterusnya. 

2.      Information Technology Strategy (ITS),
Komponen utama yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah sistem informasi yang efektif dan efisien adalah teknologi informasi.Teknologi informasi merupakan sebuah domain dari produk-produk hasil perkembangan ilmu komputer dan telekomunikasi. Oleh karena ituITS berkaitan dengan strategi memilih teknologi sistem komputer (hardware dan software), dan teknologi sistem telekomunikasi yang akan digunakan organisasi.
Pada kenyataannya, saat ini terdapat beragam tipe produk yang berkaitan dengan teknologi informasi.Fenomena yang terlihat sehubungan dengan hal ini adalah berlombanya beribu-ribu perusahaan untuk menciptakan produk-produk yang dapat dijadikan standar internasional pada kelasnya masing-masing. Berdasarkan kenyataan ini sudah terlihat, bahwa perusahaan memerlukan strategi khusus paling tidak dalam memilih teknologi mana saja yang akan dibeli dan dimanfaatkan agar dapat dikembangkan sistem informasi yang dibutuhkan. Alasan lain diperlukannya ITS adalah karena adanya suatu resiko tertentu yang akan menjadi tanggungan perusahaan sehubungan dengan pemilihan suatu teknologi tertentu. ITS diperlukan karena alasan berikut.
  • Perkembangan teknologi informasi sedemikian cepatnya (tumbuh secara eksponensial) sehingga usia suatu produk tertentu sangat pendek karena tergantikan dengan versi yang baru yang lebih baik; 
  • Untuk satu jenis kelas produk, terdapat beribu-ribu vendor yang menjualnya dengan kelebihan dan kekurangan kualitas produk dan pelayanan yang dimiliki; 
  • Sistem teknologi informasi terdiri dari ratusan komponen berbeda yang disatu sisi saling independen, sementara di sisi lain memiliki ketergantungan yang sangat tinggi; 
  • Perusahaan dapat melihat infrastruktur teknologi informasi ini dari berbagai sudut pendekatan, seperti teknologi informasi sebagai cost center, profit center, investment center, atau service center yang masing-masing memiliki cara penanganan yang berbeda; 
  • Teknologi informasi yang dibangun harus secara signifikan menjawab kebutuhan akan informasi yang telah didefinisikan pada ISS dengan catatan tetap mempertimbangkan keterbatasan perusahaan (misalnya biaya investasi dan kemampuan sumber daya manusia); 
3.      Information Management Strategy (IMS)
IMS berkaitan dengan strategi menentukan orang atau unit organisasi yang akan menangani sistem informasi dalam organisasi. IMS menjabarkan strategi organisasi agar target pembentukan sebuah sistem informasi yang handal dengan menggunakan teknologi informasi yang ada dapat diterapkan secara operasional baik untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, sejalan dengan tumbuhnya organisasi di masa mendatang. Tekanan strategi di sini tidak hanya pada siapa yang akan bertanggung jawab terhadap implementasi sistem informasi, tetapi lebih jauh lagi pada bagaimana sistem yang telah dibangun dapat dipelihara dan dikembangkan di kemudian hari. 

2.2 Konsep Pengembangan Sistem Informasi      

Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untukmenggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaikisistem yang telah ada.
a. Prinsip-prinsip pengembangan sistem:
1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar
Maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal berikut ini :
- Semua alternatif yang ada harus diinvestigasikan
- Investasi yang terbaik harus bernilai
3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses
pengembangan sistem
5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut
6. Jangan takut membatalkan proyek
7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem
b. Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Bila dalam operasi sistem yang sudah dikembangkan masih timbul permasalahan-permasalahan yang tidak dapat diatasi dalam tahap pemeliharaan sistem, maka perlu dikembangkan kembali suatu sistem untuk mengatasinya dan proses ini kembali ke proses yang pertama. Siklus ini disebut dengan Siklus Hidup suatu Sistem.Siklus Hidup Pengembangan Sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh profesional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi.
Siklus hidup pengembangan sistem informasi saat ini terbagi atas enam fase, yaitu :
a.       Perencanaan sistem
b.      Analisis sistem
c.       Perancangan sistem secara umum / konseptual
d.      Evaluasi dan seleksi sistem
e.       Perancangan sistem secara detail
f.       Pengembangan Perangkat Lunak dan Implementasi sistem
g.      Pemeliharaan / Perawatan Sistem

Keenam fase siklus hidup pengembangan sistem ini dapat digambarkan
seperti pada Gambar di bawah ini.
Gambar 3: Siklus hidup pengembangan sistem informasi
a. Fase Perencanaan Sistem
·         Dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem informasi baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi.
·         Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyekdengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan.
·         Sumber daya baru direncanakan untuk, dan dana disediakan untukmendukung pengembangan sistem.
Selama fase perencanaan sistem, dipertimbangkan :
·         faktor-faktor kelayakan (feasibility factors) yang berkaitan dengankemungkinan berhasilnya sistem informasi yang dikembangkan dandigunakan,
·         faktor-faktor strategis (strategic factors) yang berkaitan denganpendukung sistem informasi dari sasaran bisnis dipertimbangkan untuksetiap proyek yang diusulkan. Nilai-nilai yang dihasilkan dievaluasi untukmenentukan proyek sistem mana yang akan menerima prioritas yangtertinggi.
Suatu sistem yang diusulkan harus layak, yaitu sistem ini harus memenuhikriteria-kriteria sebagai berikut :
·         Kelayakan teknis untuk melihat apakah sistem yang diusulkan dapatdikembangkan dan diimplementasikan dengan menggunakan teknologiyang ada atau apakah teknologi yang baru dibutuhkan.
·         Kelayakan ekonomis untuk melihat apakah dana yang tersedia cukupuntuk mendukung estimasi biaya untuk sistem yang diusulkan.
·         Kelayakan legal untuk melihat apakah ada konflik antara sistem yangsedang dipertimbangkan dengan kemampuan perusahaan untukmelaksanakan kewajibannya secara legal.
·         Kelayakan operasional untuk melihat apakah prosedur dan keahlianpegawai yang ada cukup untuk mengoperasikan sistem yang diusulkanatau apakah diperlukan penambahan/pengurangan prosedur dan keahlian.
·         Kelayakan rencana berarti bahwa sistem yang diusulkan harus telahberoperasi dalam waktu yang telah ditetapkan.
Selain layak, proyek sistem yang diusulkan harus mendukung faktor-faktorstrategis,seperti:
·         Produktivitas mengukur jumlah output yang dihasilkan oleh input yangtersedia. Tujuan produktivitas adalah mengurangi atau menghilangkanbiaya tambahan yang tidak berarti. Produktivitas ini dapat diukur denganrasio antara biaya yang dikeluarkan dengan jumlah unit yang dihasilkan.
·         Diferensiasi mengukur bagaimana suatu perusahaan dapat menawarkanproduk atau pelayanan yang sangat berbeda dengan produk danpelayanan dari saingannya. Diferensiasi dapat dicapai denganmeningkatkan kualitas, variasi, penanganan khusus, pelayanan yang lebihcepat, dan biaya yang lebih rendah.
·         Manajemen melihat bagaimana sistem informasi menyediakan informasiuntuk menolong manajer dalam merencanakan, mengendalikan danmembuat keputusan. Manajemen ini dapat dilihat dengan adanya laporan-laporantentang efisiensi produktivitas setiap hari.
b. Fase Analisis Sistem
Dalam fase ini dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbal-balik yang terkait dalam pengembangan sistem; definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala sistem; ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan estimasi jadwal untuk solusi yang berpotensi.
·         Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatananalisis sistem.
·         Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuksuatu tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasanuntuk mengembangkan suatu sistem baru.
·         Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistemmewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yangbersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukankebutuhan pemakai.Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidakdiketahui secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untukmemungkinkan berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.
·         Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporanini berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui,tim proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankananalisis tambahan sampai semua peserta setuju.
c. Fase Perancangan Sistem secara Umum/Konseptual
Arti Perancangan Sistem
·         Tahap setelah analisis dari Siklus Hidup Pengembangan Sistem
·         Pendefinisian dari kebutuhan kebutuhan fungsional
·         Persiapan untuk rancang bangun implementasi
·         Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
·         Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsaatau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satukesatuan yang utuh dan berfungsi
·         Termasuk menyangkut mengkonfirmasikan
Tujuan Perancangan Sistem
·         Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai sistem
·         Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yanglengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yangterlibat
Dalam fase ini dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan pemakai.Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai.Alternatif perancangan konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka. Pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Data masing-masing laporan ditentukan.Biasanya, perancang sistem membuat sketsa form atau tampilan yang mereka harapkan bila sistem telah selesai dibentuk.Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada tampilan komputer.Jadi, perancangan sistem secara umum berarti untuk menerangkan secara luas bagaimana setiap komponen perancangan sistem tentang output, input, proses, kendali, database dan teknologi akan dirancang. Perancangan sistem ini juga menerangkan data yang akan dimasukkan,dihitung atau disimpan. Perancang sistem memilih struktur file dan alat penyimpanan seperti disket, pita magnetik, disk magnetik atau bahkan file-file dokumen. Prosedur-prosedur yang ditulis menjelaskan bagaimana data diproses untuk menghasilkan output.
d. Fase Evaluasi dan Seleksi Sistem
Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untukkeputusan investasi.Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua altenatif akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.
e. Fase Perancangan Sistem secara Detail/Fungsional
Fase perancangan sistem secara detail menyediakan spesifikasi untuk perancangan secara konseptual. Pada fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail.Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan. Semua input ditentukan dan format input baik untuk layar dan form-form biasa direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan.Berdasarkan perancangan output dan input, proses-proses dirancang untuk mengubah input menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan secara online atau batch. Macam-macam model dikembangkan untuk mengubah data menjadi informasi. Prosedur ditulis untuk membimbing pemakai dan personel operasi agar dapat bekerja dengan sistem yang sedang dikembangkan.Database dirancang untuk menyimpan dan mengakses data.Kendali-kendaliyang dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman dan error ditentukan.Pada beberapa proyek sistem, teknologi baru dan berbeda dibutuhkan untuk merancang kemampuan tambahan macam-macam komputer, peralatan dan jaringan telekomunikasi.
Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan.Laporan ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi untuk masing-masing rancangan sistem yang terintegrasi menjadi satu kesatuan.Laporan ini dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap untuk merancang, membuat kode dan menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas implementasi lainnya.Meskipun sejumlah orang telah me-review dan menyetujui setiap komponen rancangan sistem, review terhadap rancangan sistem secara detailharus dilakukan kembali secara menyeluruh dan lengkap oleh pemakai sistem danpersonel manajemen, sedangkan profesional sistem mungkin tidak terlibat dalam kegiatan ini.Tujuan dilakukannya review secara menyeluruh ini adalah untuk menemukan error dan kekurangan rancangan sebelum implementasi dimulai. Jika error dan kekurangan atau sesuatu yang hilang ditemukan sebelum implementasi sistem, sumber daya yang bernilai dapat diselamatkan dan kesalahan yang tidak diinginkan terhindari. Setelah semua review secara menyeluruh selesai dilaksanakan, perubahan-perubahan dibuat dan pemakai dan manajer sistem menandatangani laporan perancangan secara detail.
f. Fase Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem
Pada fase ini sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi.Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasisistem baru. Laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaiturencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program andEvaluation Review Technique (PERT) Chart danpenjadwalan proyek dan teknik manajemen. Bagian kedua adalahlaporan yang menerangkan tugas penting untuk melaksanakanimplementasi sistem, seperti :
·         pengembangan perangkat lunak
·         Persiapan lokasi peletakkan sistem
·         Instalasi peralatan yang digunakan
·         Pengujian Sistem
·         Pelatihan untuk para pemakai sistem
·         Persiapan dokumentasi
·         Metode Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan sistem informasi dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pengembangan sistem informasi dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah pengembangan sistem informasi konvensional dengan menggunakan siklus hidup pengembangan sistem atau system development life cycle (SDLC). Sistem dikembangkan oleh analis sistem, yaitu orang yang memiliki kemampuan mengembangkan sistem cara profesional. Pengembangan sistem dilakukan melalui tahapan analisis sistem, perancangan sistem, implementasi sistem, dan operasi serta perawatan sistem. 
Cara kedua adalah dengan menggunakan metode baru yang merupakan metode alternatif dari metode SLDC, sehingga dapat disebut dengan metode-metode alternatif (alternatif methods) meliputi (1) Paket (package), (2) Prototipe (prototyping), (3) Pengembangan oleh pemakai akhir (end-user development atau end-user computing), (4) Outsourcing.
1.      Paket (package)
Pengembangan sistem dilakukan dengan membeli paket yang sudah tersedia.Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih paket adalah spesifikasi paket yang dibutuhkan, ketersediaan paket, dan hasil evaluasi kemampuan paket.
2.      Prototyping
Merupakan pengembangan sistem secara bertahap, yaitu dengan mengembangkan prototipe sederhana dulu dan ditingkatkan dari waktu ke waktu sampai sistem selesai dikembangkan.
3.       End User Computing
Pengembangan sistem oleh pemakai sistem dan digunakan oleh pemakai sistem itu sendiri. 
4.       Outsourcing
Pengembangan sistem dengan bantuan pihak ke tiga dan sekaligus dioperasikan oleh pihak ketiga.Pemakai sistem dapat menggunakan sistem dengan menerima informasi secara periodik oleh pihak ketiga atau dapat menggunakan terminal yang dihubungkan ke tempat pihak ketiga yang mengoperasikan sistem.
Tabel di bawah  menunjukkan perbedaan pengembang dan pengguna sistem berdasarkan metode pengembangan sistem yang dipilih oleh organisasi.
Tabel Pengembang dan Pengguna Sistem Berdasarkan Metode Pengembangan Sistem
Metode Pengembangan Sistem
Pengembang
Pengguna
SDLC
Analis sistem
Departemen sistem informasi
Paket
Pihak ketiga
Departemen sistem informasi
Prototyping
Analis sistem
Pemakai sistem
End User Computing
Pemakai sistem
Pemakai sistem
Outsourcing
Pihak ketiga
Pihak ketiga

Pemilihan metode pengembangan sistem informasi perlu dilakukan dengan tepat agar sistem yang dikembangkan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan organisasi, tepat waktu dan sesuai dengan anggaran organisasi. Ketepatan pemilihan metode pengembangan sistem oleh organisasi ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu ketersediaan paket, sumber daya sistem teknologi informasi, dampak dari sistem dan jadwal pemakai system. Gambar 3  merupakan bagan alir yang menunjukkan proses pemilihan metode pengembangan sistem informasi berdasarkan faktor-faktor tersebut.
Gambar 4: Bagan Alir Pemilihan Metode Pengembangan Sistem
Prioritas pertama pemilihan metode pengembangan sistem adalah paket. Ketersediaan paket merupakan faktor penentu pembelian paket. Jika paket tidak tersedia prioritas kedua jatuh pada outsourcing. Penentuan apakah akan dikerjakan dan dioperasikan oleh pihak ketiga (outsourcing) ditentukan oleh faktor kemampuan sumber daya sistem teknologi informasi (STI) yang dimiliki organisasi. Jika keputusan akan dikembangkan secara internal (in sourcing) biasanya yang dipertimbangkan adalah metode pengembangan End User Computing (EUC). Faktor penentu pengembangan EUC adalah dampak dari sistem yang dikembangkan. Jika dampaknya sempit yaitu hanya pada individu pemakai sistem yang sekaligus pengembang sistem itu saja, maka EUC tepat jadi pilihan. Sebaliknya jika dampaknya luas sampai ke organisasi, pengembangan sistem dengan EUC akan berbahaya, karena jika terjadi kesalahan dampaknya akan berpengaruh pada pemakai sistem lainnya atau pada organisasi secara luas.
Metode berikutnya yang perlu dipertimbangkan setelah EUC adalah metode prototyping. Pertimbangan memilih metode ini adalah jadwal pemakaian sistem. Metode ini tepat digunakan untuk mengembangkan sistem yang harus segera dioperasikan, karena jika tidak permasalahan yang harus diselesaikan menjadi basi dan proses pengambilan keputusan menjadi terlambat. Jika jadwal pemakaian sistem masih lama, dalam arti sistem tidak harus segera dioperasikan, metode SDLC tepat menjadi pilihan.
Pengembangan Sistem Informasi dengan Paket
Pada banyak organisasi cara yang mudah untuk memperoleh sistem aplikasi adalah dengan cara membeli paket software-nya. Banyak bank dan perusahaan membeli hampir semua software aplikasi yang berhubungan dengan aktivitas usahanya.Paket merupakan pengembangan sistem informasi alternatif.Paket ini dikembangkan oleh pihak ketiga, yaitu analis sistem penjual paket.Paket yang sudah dibeli dapat dioperasikan oleh departemen sistem informasi atau langsung digunakan oleh pemakai sistem.Sekarang ini banyak paket yang tersedia di pasaran karena banyak aplikasi bisnis yang bersifat umum seperti aplikasi akuntansi, keuangan dan aplikasi-aplikasi lainnya.Paket yang tersedia dapat berupa program aplikasi yang sederhana, sampai ke program aplikasi yang lengkap dan kompleks.Jika paket tersedia, perusahaan tidak perlu merancang dan menulis sendiri program aplikasinya.
Pemilihan Paket
Tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih paket yaitu (1) spesifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan, (2) ketersediaan paket, dan (3) mengevaluasi kemampuan paket.Paket yang dipilih harus yang paling baik dalam arti yang kemampuan paketnya paling memenuhi kebutuhan perusahaan.Beberapa kriteria perlu diperhatikan dalam mengevaluasi kemampuan paket.Paket dapat dievaluasi dengan menggunakan kriteria berikut.
1. Fungsi yang ditawarkan
2. Fleksibilitas.
3. Kemudahan dipakai.
4. Perangkat keras dan perangkat lunak dukungan.
5. Karakteristik file dan basis data.
6. Instalasi.
7. Perawatan.
8. Dokumentasi.
9. Kualitas penjual.
10. Biaya.
Tiga hal yang dapat dilakukan oleh organisasi setelah menemukan paket yang dicari yaitu (1) paket yang digunakan tanpa perubahan, jika perusahaan merasa bahwa kebutuhan yang diinginkan semuanya dapat dipenuhi dari paket yang dipilih, paket dapat langsung digunakan tanpa adanya perubahan-perubahan.Paket seperti ini biasanya adalah paket yang sederhana atau paket untuk aplikasi yang umum; (2) paket modifikasi, paket dimodifikasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Kasus ini biasanya dilakukan jika (a) kebutuhan yang diminta oleh perusahaan belum dapat dipenuhi oleh paket yang dipilih dan, (b) yang dianggap benar adalah proses dari perusahaan bukan proses dari paket, sehingga paket harus menyesuaikan perusahaannya. Paket yang dimodifikasi merupakan kasus yang paling sering ditemui terutama untuk perusahaan yang mempunyai proses yang unik; dan (3) perusahaan yang dimodifikasi, paket dipilih lalu memodifikasi perusahaan untuk disesuaikan dengan paketnya.Kasus ini kebalikan dari kasus yang kedua. Kasus ini dilakukan jika (a) kebutuhan yang diminta sudah dipenuhi oleh paket yang dipilih dan, (b) yang dianggap benar adalah proses dari paket bukan proses dari perusahaan, sehingga perusahaan yang harus disesuaikan. Proses ini biasanya dilakukan jika perusahaan akan mengadakan rekayasa proses bisnis (business process reengineering atau BPR) melalui penggunaan teknologi sistem informasi. BPR merupakan perubahan proses yang radikal dan dipercaya akan lebih efektif jika digunakan sistem teknologi informasi.
Kelebihan dan Kelemahan Paket
Beberapa kelebihan paket yaitu, (1) kualitas paket yang baik, (2) dapat digunakan seketika, (3) harga paket relatif murah, (4) Dapat digunakan rekayasa ulang, (5) kompatibel dengan sesama pengguna paket. Kelebihan paket pertama adalah kualitas dari paket dapat diandalkan karena paket dikembangkan oleh tim yang berkualitas, dikembangkan dengan biaya yang cukup mahal dan sudah diuji kualitasnya sebelum paket dijual atau telah diperbaiki terus menerus dari keluhan-keluhan pemakai. Paket yang terkenal dan berhasil di pasaran dikembangkan dengan biaya mahal yang diambil dari keuntungan paket yang besar karena pembeli paket berjumlah cukup besar.Kualitas dari paket juga dapat diuji dan dibandingkan dengan paket-paket lainnya sebelum paket dibeli. Kedua adalah dapat digunakan seketika, keunggulan lain dari paket adalah tidak perlu dikembangkan lagi dan siap digunakan, sehingga cocok untuk kebutuhan sistem teknologi informasi yang mendesak yaitu yang harus digunakan secepatnya. Ketiga, harga paket relatif murah, walaupun harga pengembangan paket mahal, tetapi paket dijual dan dibeli oleh banyak pembeli, sehingga harga per paketnya dapat menjadi relatif sangat murah dibandingkan jika harus mengembangkan sendiri. Keempat, dapat digunakan untuk rekayasa ulang proses bisnis. Karena hasil dari paket sudah jadi, maka dapat dipilih paket-paket yang merupakan “best practice” yaitu paket dengan proses bisnis yang terbaik yang pernah diterapkan di suatu organisasi. Rekayasa ulang proses bisnis (business process reengineering atau BPR) dapat dilakukan dengan menerapkan paket “best practice” dan memodifikasi organisasi untuk mengikuti proses dari paket. Kelima kompatibel dengan sesama pengguna paket. Karena menggunakan model basis data yang sama, maka sesama pengguna paket dapat saling bertukar data dengan mudah.
Selain memiliki kelebihan, paket memiliki juga kelemahan, yaitu (1) Tidak sesuai untuk aplikasi yang unik, (2) perbaikan, modifikasi sulit dikerjakan sendiri, (3) basis data tidak terintegrasi dengan aplikasi lainnya, (4) ketergantungan dari pemasok, (5) tidak memberikan keuntungan kompetisi.
Kelemahan pertama, tidak sesuai untuk aplikasi yang unik, aplikasi yang unik biasanya sulit ditemukan paket yang sesuai.Untuk aplikasi yang unik, jika paket tersedia, biasanya masih harus dimodifikasi untuk disesuaikan dengan aplikasinya.Kedua, perbaikan, modifikasi dan pengembangan paket sulit dikerjakan sendiri. Jika terjadi kesalahan-kesalahan proses, perubahan-perubahan dan penambahan-penambahan di paket akan sulit dilakukan disebabkan oleh beberapa hal yaitu, a) merubah kode program lebih sulit dibandingkan jika harus membuatnya, b) kode-kode program di paket biasanya sudah dikompilasi dalam bahasa mesin yang susah dibaca. Ketiga, basis data tidak terintegrasi dengan aplikasi lainnya.Paket umumnya menggunakan program yang tertentu dengan struktur basis data lainnya, sehingga basis data paket tidak kompatibel dengan basis data lainnya. Keempat, ketergantungan dari pemasok merupakan masalah dari paket jika pemasok tidak dapat diandalkan di masa depan. Kelima, tidak memberikan keuntungan kompetisi.Paket umumnya digunakan oleh banyak pemakai, sehingga keuntungan kompetisi dari paket menjadi hilang, karena pesaing juga dapat menggunakannya.




 

BAB III
HASIL OBSERVASI

3.1  Information System Strategy (ISS)

ISS berkaitan dengan bagaimana mendefinisikan kebutuhan  informasi yang mendukung kebutuhan organisasi secara umum, untuk menjamin terjadinya “the flow of information” yang efektif dan berkualitas. ISS disesuaikan dengan bisnis proses suatu organisasi, misalnya organisasi sekolah. SMKN 11 Bandung membutuhkan informasi-informasi dari berbagai komponen sekolah untuk menunjang kelancaran penyelenggaraan pendidikan dan tercapainya tujuan sekolah secara efektif dan efisien .ISS berorientasi pada permintaan (demand oriented), yaitu kebutuhan informasi untuk perumusan keputusan untuk kebijakan sekolah.Oleh karena itu dalam ISS perlu dirancang sebuah instrument untuk pengumpulan data-data yang  kemudian akan di olah menjadi informasi. Instrument tersebut dapat berupaformulir manual (kertas) maupun elektronik yang digunakan dalam setiap kegiatan sekolah.Contohnya, dalam kegiatan PPDB di SMKN 11 Bandung, sekolah merancang formulir pendaftaran untuk merekam data siswa yang akan dijadikan bahan pertimbangan tim penyeleksi dalam menerima peserta didik baru.

Berikut alur informasi PPDB di SMKN 11 Bandung:






Gambar 5: Alur Informasi PPDB di SMKN 11 Bandung:
Dari diagram alur pelaksanaan PPDB tersebut, dapat disimpulkan bahwa Information System di SMKN 11 Bandung terdiri dari tiga tahap yaitu input, proses, dan output.
1.      Input
Sekolah mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan PPDB dengan mengumpulkan informasi tentang ketentuan penerimaan, membuat surat tugas, dan merancang formulir pendaftaran.
2.      Proses
Sekolah menginput data siswa yang ada di formulir pendaftaran kedalam database ppdb kota Bandung dengan mengisi formulir ppdb kota Bandung yang ada di website: ppdbkotabandung.web.id.  Dalam form ini sekolah hanya perlu mengisi No. pendaftarandan No. UMPN, karena biodata siswa sudah tercantum sejak siswa bersekolah dasar, kemudian mengisi pilihan jurusan 1 dan 2.Kemudian, tim penyeleksi mengolah informasi dengan merumuskan jumlah peserta didik yang akan diterima dan mengeliminasi berkas peserta didik berdasarkan standar penerimaan atau kualifikasi  yang  telah ditetapkan sekolah.
3.      Output
Sekolah mempublikasikan hasil seleksi berupa informasi siswa yang diterima pada website: www.smkn11bdg.sch.idatau ppdbkotabandung.web.id yang akan diganti menjadi disdikkotabandung.go.id padatahun 2016.
Bukan hanya system informasi peserta didik, SMKN 11 Bandung juga merancang aplikasi E-learning serta membuat aplikasi download agar para siswa dapat mendownload materi-materi atau soal-soal UKK pada tahun-tahun sebelumnya sebagai bahan ajar mandiri.

3.2  Information Technology Strategi (ITS)

Teknologi informasi merupakan sebuah domain dariproduk-produk hasil perkembangan ilmu computer dan telekomunikasi. SMKN 11 Bandung sedang mengembangkan teknologi informasi berbasis web, dengan membeli domain web pada sch (school) yang kemudian dirancang/dikembangkan sendiri sesuai kebutuhan kurikulum. Dalam pengembangannya, SMKN 11 Bandung menggunakan system paket yang kemudian di kelola sesuai dengan kebutuhan sekolah dan siswa.
Pada saat ini penerapan pembelajaran berbasis IT masih terus dikembangkan di SMKN 11 Bandung, seperti USBK (UjianSekolahBerbasisKomputer), UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer), Web SMKN 11Bandung, Kelas Digital. Digitalisasi pembelajaran ini di SMKN 11 Bandungmasih dalam tahap uji coba.Untuk penerapan pembelajaran berbasis IT masih memiliki banyak kendala dalam penerapannya sehingga masih belum efektif.Kendala-kendala yang dihadapi SMK 11 Bandung diantaranya kurangnya fasilitas fasilitas yang menunjang untuk pembelajaran berbasis IT seperti kurangnya computer untuk kelas digital sehingga pelaksanaan kelas digital belum merata untuk seluruh jurusan. Selain itu untuk Ujian Sekolah Berabasis Komputer pun masih mengalami kendala yang sama selain itu juga terkadang masalah muncul dari server yang lemot sehingga memakan waktu yang lama dalam pelaksanaanya.

3.3  Information Management Strategy (IMS)

IMS berkaitan dengan strategi menentukan orang atau unit organisasi yang akan menangani system informasi dalam organisasi.SMKN 11 Bandung belum memiliki divisi khusus yang menangani system informasi berbasis IT.Pada saat ini system informasi di SMKN 11 Bandung masih dikelola oleh seorang kepala bidang ICT dan guru ITyang bernama Bapak.Asep dan bapak Yudi Subekti, S.Kom.SMK 11 Bandung tidak memiliki outcomes dari perancangan sebuah sistem, SMK 11 Bandung hanya sebagai pengembang dari sistem yang telah di sediakan oleh pemerintah tanpa mengubah aplikasi-aplikasi yang ada.



BAB IV
PENUTUP

4.1  Simpulan       

Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan di SMK 11 Bandung, diperoleh informasi bahwa Information System Strategy (ISS) di SMK 11 Bandung salah satunya adalah PPDB menggunakan system online yang sudah di siapkan dari walikota Bandung. Sekolah merancang formulir pendaftaran untuk merekam data siswa yang akan dijadikan bahan pertimbangan tim penyeleksi dalam menerima peserta didik baru.Information Technology Strategi (ITS). SMKN 11 Bandung sedang mengembangkan teknologi informasi berbasis web, dengan membeli domain web pada sch (school) yang kemudian dirancang/dikembangkan sendiri sesuai kebutuhan kurikulum. Dalam pengembangannya, SMKN 11 Bandung menggunakan system paket.Dan untuk Information Management Strategy (IMS), SMKN 11 Bandung belum memiliki divisi khusus yang menangani system informasi berbasis IT.Pada saat ini system informasi di SMKN 11 Bandung masih dikelola oleh seorang kepala bidang ICT dan guru IT.

DAFTAR PUSTAKA



kusmuriyanto, r. d. (2012). ekonomi fenomena disekitar. semarang: platinum.
nurhayati. (2010). manajemen proyek. yogyakarta: graha ilmu.
Pratita, Y. D. (2014). Sistem Informasi Manajemen . Yogyakarta: Deepublish.
Siagian, p. D. (2007). fungsi fungsi manajemen. jakarta: bumi aksara.




No comments:

Post a Comment

CONTOH SURAT LAMARAN PEKERJAAN

  Bogor , 08 Desember 2020 Hal                   : Lamaran Pekerjaan Lampiran          : 1 Berkas   Kepada Yth. .....................