Wednesday, May 3, 2017

WESTERNISASI PENGIKIS JATI DIRI BANGSA INDONESIA - Pendidikan Seni dan Budaya



WESTERNISASI PENGIKIS JATI DIRI BANGSA INDONESIA
Makalah
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok
Mata kuliah Pendidikan Sosial Budaya



Oleh:
Kelompok 3
Ayu Sekarini               (1400190)
Cepy Abdilla              (1400158)
Hotnahum N.              (140xxxx)
Gina Mirta Wahyuni   (1407224)
Indah Asmarani          (1403964)
Tiara Sri Rahayu         (1406659)
Wesih Malia                (1404674)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis  ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan  anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah  yang berjudul Westernisasi Pengikis Jati Diri Bangsa Indonesia.
Penulis  menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan penulis selaku penyusun dan bagi pembaca penulis minta maaf jika terjadi kesalahan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.



         Bandung,  April 2016

          Penulis,

 

DAFTAR ISI





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Saat ini merupakan zaman globalisasi, dimana saat ini setiap Negara didunia ini dapat dengan mudah berinteraksi dan saling mempengaruhi yang tidak lagi terlalu memperhatikan batasan-batasan Negara. Dengan semakin mudahnya setiap Negara didunia berinteraksi maka tidak akan lepas dari munculnya pengaruh-pengaruh baru di masing-masing Negara yang berinteraksi. Pengaruh-pengaruh tersebut dapat berupa masuknya budaya baru (budaya asing), berubahnya pola pikir dan paradigma masyarakat, perubahan pola tingkah laku dan prilaku masyarakat, dll.
Globalisasi sangatlah memberikan pengaruh besar kepada Negara Indonesia, baik pengaruh positif maupun pengaruh negative. Pengaruh positif yang di timbulkan akibat globalisasi adalah dengan adanya globalisasi menyebabkan kemajuan Negara Indonesia baik dalam bidang perekonomian, pendidikan maupun ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mudahnya pengaksesan informasi tentang kondisi Negara lain. Sedangkan pengaruh negative adalah munculnya adopsi budaya dimana terkadang budaya Indonesia diakui tanpa izin sebagai milik Negara lain dan munculnya sikap westenisasi.
Westernisasi merupakan pengaruh negative akibat globalisasi, Westernisasi yaitu sebuah sikap atau perbuatan meniru gaya pergaulan dan gaya hidup bangsa lain . dengan munculnya westernisasi akan membahayakan bangsa Indonesia dimana dengan westernisasi masyarakat indonesia akan terpengaruh budaya asing pergaulan mereka akan mengikuti pergaulan bangsa asing sehingga lambat laun bangsa indonesia akan melupakan budaya bangsa sendiri, kecintaan mereka pada budaya indonesia akan menurun dan bahkan hilang.
Dilatarbelakangi oleh segala kontroversi yang terjadi di dalam masyarakat Indonesia, tulisan ini hendak mengurai lebih dalam tentang westernisasi yang terjadi di masyarakat Indonesia. Westernisasi yang begitu marak terjadi di Negara Indonesia ini sangatlah berbahaya dan dapat menghilangkan jati diri bangsa Indonesia. Selain itu pandangan hidup masyarakat pun jadi berubah, tidak lagi berpandangan terhadap pancasila dan bisa meruntuhkan rasa nasionalisme yang ada didalam jiwa dan raga masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang dampak dan pengaruh westernisasi terhadap pandangan hidup bangsa Indonesia yang mengakibatkan hilangnya identitas bangsa Indonesia.

1.2  Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini yaitu
1.      Apa faktor-faktor penyebab westernisasi di Indonesia?
2.      Bagaimana dampak yang ditimbulkan westernisasi di kalangan masyarakat?
3.      Bagaimana solusi agar westernisasi tidak menjalar di masyarakat Indonesia?

1.3  Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
1.      Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor penyebab westernisasi di Indonesia.
2.      Untuk mengetahui bagaimana  dampak yang ditimbulkan westernisasi di kalangan masyarakat.
3.      Untuk mengetahui bagaimana solusi agar westernisasi tidak menjalar di masyarakat Indonesia.

1.4  Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pandangan hidup bangsa Indonesia dan westernisasi sebagai faktor yang menyebabkan  hilangnya jati diri bangsa Indonesia.

 

BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1  Pengertian Pandangan Hidup

Pandangan hidup bangsa merupakan system nilai yang dipilih dan dianut oleh suatu bangsa karena kebaikan, kebenaran, keindahan dan manfaatnya bagi bangsa itu sendiri sehingga dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Secara umum pandangan hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara.
Menurut Koentjaraningrat (Sitanggang, 2014) Pandangan hidup (World View) adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat yang dipilih secara selekif oleh individu dan golongan di dalam masyarakat. Sedangkan Menurut Manuel Kaisiepo (Sitanggang, 2014) Pandangan hidup mencerminkan citra diri seseorang karena pandangan hidup itu mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.

Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua golongan.
Dengan demikian Pandangan hidup sesuatu bangsa ini merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya
Pandangan hidup ini menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur yang berfungsi sebagai pedoman untuk mengatur hubungan manusia dengan sesama, lingkungan dan mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya.

2.2  Tipe – tipe Pandangan Hidup

Setiap masyarakat mempunyai pandangan hidup yang menjadi arah dan penentu masa depan mereka. Pandangan hidup adalah hasil pemikiran dan pengalaman yang berupa nilai-nilai kehidupan yang member manfaat, sehingga dijadikan pegangan, pedoman pengarahan, atau petunjuk hidup. Pandangan hidup tidak timbul dalam waktu singkat, tetapi melalui proses pengalaman  yang terus-menerus dan lama, sehingga nilai-nilai kehidupan tersebut sudah teruji dalam penerapannya. Hasil pengujian itu dapat diterima oleh akal dan diakui kebenarannya. Atas dasar ini, anggota masyarakat menerima hasil pemikiran yang berupa nilai-nilai kehidupan itu sebagai pegangan, pedoman, pengarahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup. Dilihat dari segi pola kehidupan masyarakat, pandangan hidup digolongkan menjadi dua, yaitu pandangan hidup tradisional dan pandangan hidup modern. (Sulismadi, 2011)
a.         Pandangan hidup tradisional
Pandangan hidup tidak akan berfungsi secara wajar jika tidak digunakan dalam hidup bermasyarakat. Manusia yang hidup menyendiri, seperti dalam cerita Robinson Cruso, tidak mampu memfungsikan secara wajar pandangan hidupnya, mengembangkan budaya sendiri saja sulit karena tidak ada yang ditirunya dari manusia lain. Akan tetapi, apabila manusia itu hidup bermasyarakat, akan terjadi suatu proses  interaksi yang teratur guna mewujudkan tujuan hidup bersama. Keteraturan tersebut dipatuhi oleh setiap anggota.
Pandangan hidup tradisional merupakan gambaran pola hidup berdasarkan berbagai macam norma kehidupan tradisional, seperti :
1.      Norma kehidupan keagamaan disebut pandangan hidup tradisional religious;
2.      Norma kehidupan kekeluargaan disebut pandangan hidup tradisional kekeluargaan;
3.      Norma kehidupan gotong royong disebut pandangan hidup tradisional gotong royong.
Dan lain-lain lagi sesuai dengan tradisi budaya yang menjadi dasar dan pedoman kehidupan masyarakat setempat. Jadi pandangan hidup tradisional didasarkan pada nilai-nilai tradisi yang berkembang secara turun-temurun yang oleh masyarakat dianggap bermanfaat, sehingga dijadikan pedoman hidup mereka.
b.        Pandangan hidup modern
Pandangan hidup modern selalu dikaitkan dengan kehidupan modern yang berbasis organisasi atau partai politik. Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, pandangan hidup itu disebut “ideologi’. Apabila organisasi itu organisasi politik, pandangan hidupnya disebut idelogi politik. Apabila organisasi itu adalah Negara, Pandangan hidupnya disebut ideologi Negara. Berbeda dengan pandangan hidup tradisional yang didasarkan atas keteraturan dan kesadaran, maka pandangan hidup modern didasarkan atas kekuasaan yang intinya kekuatan dan paksaan (political authority based on power and force).
Bermacam Tipe Pandangan Hidup
Berdasarkan hasil pengkajian, di dunia ini terdapat bermacam-macam pandangan hidup modern yang dianut kelompok manusia, yang umumnya terhimpun dalam organisasi Negara. Pandangan hidup tersebut dapat digolongkan menjadi 5 macam, seperti dijelaskan dalam uraian berikut :
a.       Pandangan hidup liberalisme
Menurut ajaran pandangan hidup ini, setiap anggota organisasi atau warga Negara bebas berusaha guna mewujudkan kesejahteraan berdasarkan nilai-nilai kehidupan liberal yang dianutnya. Sifat yang menonjol adalah kebebasan bersaing antara individu yang satu dan individu yang lain. Setiapa individu bebas berusaha mencari dan memiliki kekayaan tanpa batas. Hak asasi manusia dihargai dan dijunjung tinggi. Pandangan hidup liberalisme dianut oleh orang Barat, antara lain Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, dan Belanda.
b.      Pandangan hidup sosialisme
Menurut ajaran pandangan hidup ini, anggota organisasi atau warga Negara berusaha untuk mewujudkan kesejahteraan tidak secara individual, tetapi dengan menekankan pada prinsip secara kolektif, kesejahteraan bersama berdasarkan prinsip yang telah diterapkan oleh Negara. Warga Negara masih bebas memiliki kekayaan sampai batas tertentu yang ditetapkan oleh Negara. Hak asasi manusia diakui sesuai dengan asas kebersamaan. Pandangan hidup sosialisme dianut oleh orang Barat dan orang Timur, antara lain Rusia, Yugoslavia, Hongaria, Ethiopia, Unganda, Zimbabwe, Laos, dan Kamboja.
c.       Pandangan hidup komunisme
Menurut ajaran pandangan hidup ini, Negara lebih berperan mengatur usaha/perjuangan warga Negara untuk mewujudkan kesejahteraan kolektif. Setiap warga Negara harus tunduk dan patuh pada prinsip yang ditetapkan Negara. Asas kebersamaan, pemerataan, sama rata sama rata diterapkan secara ketat. Semua alat produksi dimiliki dan diatur oleh Negara. Setiap orang tidak boleh memiliki kekayaan melebihi batas yang ditetapkan oleh Negara. Tidak ada jaminan kebebasan hak asasi manusia. Cara mewujudkan kesejahteraan tidak sesuai dengan harkat dan martabat manusia, manusia tidak lebih dari alat produksi untuk menghasilkan kesejahteraan (kemakmuran). Pandangan hidup komunisme dianut oleh orang Barat juga orang Timur, antara lain Kuba, Cina, Vietnam, dan Korea Utara.
d.      Pandangan hidup sosialisme religius
Menurut ajaran pandangan hidup ini, anggota organisasi atau warga Negara berusaha untuk mewujudkan kesejahteraan bersama secara kolektif berdasarkan prinsip kebersamaan yang sesuai dengan ajaran agama, dan diridai oleh Tuhan. Pandangan hidup sosialisme religius dianut oleh orang Timur Tengah dan orang Timur, antara lain Mesir, Siria, Libya, Irak, Indonesia, Muang Thai, Bangladesh, dan Malaysia.
e.       Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

2.3  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pandangan Hidup

Menurut Huijbers (Maran, 2006, hal. 120-121), ada beberapa hal yang bisa membuat orang memandang hidup secara kurang positif
1.      Keadaan jasmani yang kurang baik. Keadaan ini berkaitan dengan keadaan dunia fisik dan keadaan tubuh manusia
2.      Kemiskinan. Kemiskinan itu berkaitan langsung dengan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia, seperti kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan.
3.      Ketidakadilan. Apa yang diharapkan orang dari kehidupan masyarakat adalah suatu kehidupan bersama di mana semua orang diberi kesempatan yang sama untuk membangun dan mengembangkan hidupnya.
4.      Malapetaka. Bisa terjadi, malapetaka dapat memusnahkan nilai-nilai hidup seseorang. Malapetaka bisa membuat orang jadi takut.

BAB III
STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

3.1  Studi Kasus

Rasa nasionalisme serta kebudayaan bangsa Indonesia kini mulai pudar. Dengan berkembang dan masuknya kebudayaan asing di Indonesia menjadikan budaya Indonesia tersingkir sudah. Belakangan ini kita tahu bahwa budaya barat hampir menguasai dan meruntuhkan kebudayaan Negara ini. Kebiasaan masyarakat Indonesia sekarang sudah melenceng dan lebih memilih mengikuti budaya-budaya asing ketimbang budaya sendiri. Ini sangatlah berbahaya. Kebudayaan kita sudah dianggap budaya yang sudah ketinggalan zaman atau tidak modern lagi oleh masyarakat dan para pemuda-pemudi di Indonesia sendiri. Dan mereka lebih memilih untuk mengikuti budaya-budaya luar.
Westernisasi ditandai dengan semakin lunturnya budaya asli suatu bangsa di suatu negara, dimana seseorang atau sekelompok orang atau bangsa lebih bangga menggunakan atau mengikuti budaya bangsa barat, misalnya lebih bangga menggunakan bahasa asing daripada bahasa bangsa atau bahasa ibu sendiri. Saat ini masyarakat Indonesia pun sedang dilanda sebuah musibah besar, bangsa Indonesia mulai terserang dampak westernisasi dimana semakin lunturya budaya asli Indonesia. Masyarakat Indonesia terutama para pemuda-pemudi yang seharusnya menjadi penjaga dan pelestari budaya malah justru lebih bangga bergaya dan berpenampilan mengikuti gaya orang-orang barat. Bahkan para kaum elit dan kaum terpelajar Indonesialah yang membawa dan mengenalkan budaya westernisasi.
Budaya Indonesia yang luhur dan berbudaya baik saat ini mulai hilang, dahulu para pemuda Indonesia menggunakan pakaian yang sopan, tetapi saat ini mereka mulai menggunakan pakaian yang terbuka atau kurang sopan dan tidak sesuai dengan budaya timur atau budaya Indonesia. Para wanita pada umumnya sekarang lebih percaya diri menggunakan rok mini dan pakain ketat dibandingkan dengan menggunakan pakaian yang tertutup atau pakaian yang sesuai dengan budaya Indonesia. Jika pengaruh westernisasi ini dibiarkan berkambang di Indonesia, maka budaya-budaya luhur bangsa Indonesia akan luntur atau bahkan yang lebih buruk akan hilang
Westernisasi berasal dari kata west yang artinya barat. Westernisasi berarti proses pembaratan, pengambilalihan, atau peniruan budaya barat. Segala tata cara kehidupan mengacu pada budaya dunia barat, dan proses pengambilan atau peniruannya langsung, tanpa ada seleksi atau penyesuaian dengan budaya setempat.  Menurut Samuel.P.Huntington (1996) dalam bukunya yang berjudul ”The Clash Of Civilization” Westernisasi adalah Proses yang mengikuti segala bentuk gaya hidup bangsa barat. Adapun pengertian lain, Westernisasi adalah suatu perbuatan seseorang yang mulai kehilangan jiwa nasionalisme yang meniru atau melakukan aktivitas bersifat kebarat-baratan. Westernisasi adalah proses peniruan oleh suatu masyarakat atau negara terhadap kebudayaan dari negara-negara barat yang dianggap lebih baik dari budayanya sendiri, atau pemujaan terhadap gaya kebarat-baratan yang berlebihan (KKBI).
Dikutip dari Cornard Phillip (2005) “Bahwa penganut westernisasi akan berusaha untuk menciptakan kembali kebudayaan asli dalam gambaran mereka sendiri, dengan mengacuhkan fakta bahwa model kebudayaan yang mereka buat tidak layak untuk sebuah rancangan luar dari barat.”
Westernisasi atau gaya kebarat-baratan kini semakin merasuki kebudayaan Indonesia. Masyarakat Indonesia seakan melupakan warisan kebudayaan nenek moyang. Westernisasi adalah suatu perbuatan seseorang yang mulai kehilangan nasionalismenya, yang meniru atau melakukan aktivitas yang bersifat kebarat-baratan (budaya orang barat). Westernisasi seperti wabah yang siap menerjang kapan saja dan siapa saja. Jika kita tak lagi menghargai budaya sendiri. Dilihat dari pandangan sosiologi, westernisasi ini bisa menimbulkan dampak negatif terhadap suatu budaya apabila proses penyerapan kebudayaannya terlalu berlebihan dengan tidak memperhatikan aspek-aspek dari budaya lokal itu sendiri. Westernisasi merupakan sikap meniru mentah-mentah apa yang dilihat tanpa pertimbangan terlebih dahulu. Westernisasi biasanya banyak dilakukan oleh orang yang ingin cepat dikatakan modern dan takut dikatakan ketinggalan zaman. Kebudayaan orang timur yang dianut oleh orang Indonesia yang bersifat positif seperti gotong royong, sopan, bersifat kerohanian, tenggang rasa, saling tolong menolong ke sesama mulai ditinggalkan begitu saja demi westernisasi. Oleh karena itu, banyak orang diantara kita menjadi orang yang tanggung, menjadi tidak modern karena sikap dan perilaku modernnya tidak diadopsi, tetapi kebudayaan materinya atau westernisasinya segera diadopsi.
Ironisnya, hal ini mulai tampak di Indonesia, hegemoni westernisasi telah melahirkan suatu konsepsi pada kalangan remaja terutama bahwa kalau mau “gaul” harus berpakaian atau meniru gaya orang-orang barat. Di sisi lain, hal ini menyebabkan lunturnya jiwa-jiwa nasionalisme dalam diri mereka sendiri. 
Jati diri bangsa Indonesia perlu ditingkatkan untuk mengembalikan kebudayaan Indonesia dengan mengedepankan empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. "Melihat di era globalisasi ini, pengaruh televisi, pengaruh pelajar luar negeri yang membawa kebudayaan asing masuk ke Indonesia, jadi jati diri bangsa perlu ditingkatkan.
Gerakan westernisasi telah mampu merembes hampir di setiap Negara-negara di dunia, khususnya Negara Indonesia. Dengan diam-diam masyarakatnya terseret ke dalam peradaban Barat yang materialistik dan modern. Akibatnya mereka terikat oleh roda peradaban  barat. Pengaruh westernisasi ini berbeda-beda antara satu negara dengan negara lain khususnya di Indonesia. Westernisasi sudah berkembang di masyarakat luas. Dan hal ini menuntut kita untuk mewaspadai manakah yang bisa diterima dan mana yang tidak perlu diikuti. Pemikiran Westernisasi adalah sebuah arus besar yang mempunyai jangkauan politik sosial kultural dan teknologi. Arus ini bertujuan mewarnai kehidupan bangsa-bangsa terutama rakyat Indonesia dengan gaya yang ke barat-baratan. Dengan banyak cara, westernisasi menggusur kepribadian suatu bangsa yang merdeka dan memiliki karakteristik yang unik. Kemudian bangsa tersebut dijadikan boneka yang meniru secara total peradaban barat.
Westernisasi di Indonesia merupakan suatu masalah yang perlu dicermati bersama karena menyebabkan perubahan terhadap masyarakat multikultural Indonesia yang semakin lupa akan nilai luhur, budaya, norma, adat istiadat yang sejujurnya merupakan warisan kepribadian bangsa Indonesia asli berasal dari nenek moyang kita terdahulu. Kemudian apabila warisan kepribadian bangsa tersebut dilestarikan maka sesungguhnya akan memberikan suatu nilai lebih bagi kehidupan bangsa Indonesia dibandingkan dengan negara lain, karena setiap bangsa memiliki kepribadian bangsa yang berbeda-beda. Scholte (2000) menyatakan menyebarnya pikiran Westernisasi: “Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarluasnya budaya dari barat sehingga mengglobal”.

3.2  Faktor-Faktor Yang Dapat Menimbulkan Westernisasi

1)      Masuknya budaya barat dan akultrasi budaya.
2)      Munculnya keinginan kebebasan seperti Negara-negara barat.
3)      Kurangnya kesadaran masyarakat akan memilah budaya yang baik maupun yang buruk.
4)      Masyarakat yang konsumtif terhadap barang-barang dari Negara-negara barat.
5)      Keinginan bangsa Barat untuk menguasai dunia Melalui westernisasi ini dunia barat mecoba mempengaruhi hampir semua manusia untuk mengikuti kebudayaanya. Hal ini dilakukan supaya tidak ada kebudayaan lain yang mempunyai karakteristik dan keunikan tersendiri yang dapat menandingi bangsa barat oleh karena itu di bentuklah westernisasi.

3.3  Manfaat Yang Ditimbulkan Dari Westernisasi

1)      Perubahan Tata Nilai dan Sikap Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
2)      Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
3)      Tingkat Kehidupan yang lebih Baik Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

3.4  Dampak Yang Ditimbulkan Dari Westernisasi

1)      Westernisasi melahirkan sekularisasi.
Sekularisasi adalah mengasingkan agama dari kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dengan ide ini masyarakat dicegah untuk melibatkan peran dan fungsi agama dalam mengatur urusan-urusan politik. Ide dan paham ini jika dibiarkan terus-menerus dan semakin mengakar di dalam masyarakat akan menimbulkan berbagai efek negatif seperti meningkatnya jumlah angka tindak kriminalitas, pelecehan seksual, tindak korupsi, kolusi, dan nepotisme serta perilaku-perilaku yang buruk.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa westernisasi telah menjalar kedalam berbagai bidang dan aspek kehidupan. Misalnya pemerintahan di Indonesia yang semakin hari semakin
2)      Westernisasi memunculkan demokratisasi dan liberalisasi. Kedua paham tersebut berasal dari dunia barat, dengan adanya westernisasi secara tidak langsung paham tersebut mempengaruhi pola dan pikiran kita dalm dunia pemerintahan maupun perekonomian.
3)      Hilangnya tradisi dan budaya asli. Dengan adanya westernisasi orang lebih banyak menghambakan kebudayaan-kebudayaan asing daripada kebudayaan sendiri.
4)      Dapat mengakibatkan turunnya moral penduduk suatu negara yang terkena dampak westernisasi. Misalnya, dunia malam membuat bangsa indonesia terjebak dalam hal-hal yang bersifat negatif dan tidak sesuai dengan etika negara indonesia.
5)      Gaya Hidup Kebarat-baratan. Banyak sekali aspek yang sudah mulai digegerogoti dengan berkembangnya Westernisasi. Gaya hidup orang sekarang yang lebih mementingkan gengsi dan kepraktisan tanpa mengetahui dampak buruk yang akan dirasakannya. Misalnya, sekarang orang lebih memilih makanan cepat saji atau istilahnya adalah fast food seperti: burger, fried chicken, minuman kaleng, soda dan sebagainya. Makanan diatas merupakan salah satu makanan dengan kategori junk food. Beberapa akibat apabila seseorang terlalu sering mengkonsumsi Junk Food antara lain junk food yang mengandung banyak gula, dapat merusak gigi dan menyebabkan terjadinya kavitas (gigi berlubang). Terlalu sering makan makanan yang banyak gula, membuat kadar insulin dalam tubuh tidak stabil, dan memicu terjadinya penyakit Diabetes Melitus / kencing manis di kemudian hari. Junk food menyebabkan terjadinya obesitas (kegemukan). Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, sex bebas, dan lain-lain.
6)      Sikap Individualistik Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
7)      Pola Hidup Konsumtif. Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
8)      Pergaulan bebas. Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit HIV / AIDS
9)      Dan lunturnya rasa nasionalisme bangsa sendiri.  Indonesia memiliki beraneka ragam seni dan budaya. Dari sabang sampai merauke memiliki keunikannya masing-masing. Seharusnya kita patut bangga dengan keanekaragaman ini, terutama budaya Indonesia yang memiliki coraknya masing-masing sesuai dengan daerahnya. Seperti halnya tarian, lagu, baju adat dan bahasa daerah. Akan tetapi dengan semakin berkembangnya jaman, budaya tradisi daerah yang mulai luntur akan nilai dan maknanya. Generasi muda saat ini lebih memilih untuk mengikuti tren yang ada. Seolah-olah tidak perduli lagi untuk melestarikan budaya-budaya Indonesia. Mereka lebih memilih tarian modern seperti break dance daripada tarian-tarian tradisional seperti tari kuda lumping, tari bedoyo dan sebagainya. Selain itu mereka lebih senang menyanyikan lagu dengan aliran pop, rock, metal daripada lagu-lagu tradisional Indonesia ataupun aliran seperti keroncong, campursari dan sebagainya. Dengan alasan sudah kuno dan sudah tidak jaman itulah yang membuat budaya Indonesia semakin luntur nilainya. Akibatnya adalah beberapa budaya kita berhasil di klaim oleh negara tetangga Malaysia sebagai miliknya, seperti Reog dan Batik. Keadaan Indonesia seperti inilah yang menyebabkan banyak sekali oknum yang memanfaatkan sifat acuh tak acuh anak bangsa terhadap budayanya sendiri. 
Aktor-Aktor atau Alat Westernisasi.
           Media (Internet, Surat Kabar, Majalah, Televisi, Dan sebagainya)
           Selebritis-selebritis dari Negara-negara barat
           Film
           Musik
           Video klip / musik dari musisi-musisi luar

Contoh-contoh Pengaruh Westernisasi
           Penggunaan bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari.
           Cara berpakaian yang kebarat-baratan.
           Gaya hidup yang kebarat-baratan.
           Adanya masyarakat yang menganut paham :
1.      Kapitalisme
2.      Hedonisme
           Pemaknaan simbol secara berlebihan.

3.5  Solusi Penyelesaian Masalah Westernisasi Yang Terjadi Di Indonesia

1.      Mengenalkan budaya-budaya asli Indonesia kepada masyarakat Indonesia dan melestarikan serta mengenalkan budaya-budaya asli Indonesia ke mancanegara.
2.      Melakukan penyaringan-penyaringan terhadap budaya asing yang masuk ke Indonesia.
3.      Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang arti rasa nasionalisme.

BAB IV
PENUTUP

4.1  Simpulan

Westernisasi merupakan gaya atau tingkah laku seseorang yang mengikuti gaya prilaku dan gaya hidup bangsa asing yaitu bangsa-bangsa barat. Dimana seseorang atau sekelompok itu mengikuti tingkah laku, cara berpakaian atau berpenampilan dan bahkan juga mengikuti budaya bangsa-bangsa barat seperti inggris dan negara-negara dibenua Eropa dan Amerika lainnya. Westernisasi saat ini sangatlah mudah berkembang di Indonesia hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang IPTEK, mudahnya budaya asing masuk ke Indonesia dan tidak adanya penyaringan terhadap budaya-budaya yang masuk ke Indonesia sehingga westernisasi mudah berkembang dengan mudah di Indonesia.
       Westernisasi yang berkembang di Indonesia memberikan dampak, baik berupa dampak positif maupun dampak negatif. dampak positifnya yaitu perkembangan IPTEK semakin luas dan masuknya ide-ide baru yang membuat masyarakat Indonesia terutama pengusaha dan pemuda memiliki motivasi melakukan inovatif. Dan dampak negatifnya yaitu lunturnya jiwa nasionalisme dan munculnya sikap hedonisme, sekularisme dan konsumtif yang mengubah pandangan hidup masyarakat Indonesia. Meski banyak dampak positif yang di timbulkan tetap saja westernisasi itu sangat membahayakan nasionalisme bangsa dan negara serta hilangnya kebudayaan bangsa dan identitas bangsa.
       Solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi perkembangan westernisasi salah satunya adalah memberikan pemahaman yang mendalam tentang arti penting nasionalisme dan melakukan penyaringan atau pemilahan budaya atau pengaruh yang masuk di indonesia.

4.2 Saran

Agar pandangan hidup masyarakat Indonesia tidak terpengaruh oleh pandangan hidup orang-orang Barat, maka bangsa Indonesia sendiri harus benar-benar pintar dalam menyikapi dan menyeleksi budaya asing yang masuk ke Indonesia.Sebagai warga negara Indonesia hendaknya kita tidak melupakan budaya asli kita walaupun kita menyukai atau merasa budaya Barat lebih modern, budaya Indonesia juga tidak kalah dengan budaya Barat. Indonesia memiliki banyak hasil karya seperti batik, lagu-lagu daerah, bahasa daerah dan lain-lain. Kita juga perlu menerapkan upaya-upaya pencegahan dari dampak negatif westernisasi supaya tidak ada penyesalan dikemudian hari.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

(KBBI), K. B. (2013, Desember 05). Westernisasi. Dipetik April 25, 2016, dari http://kbbi.web.id: http://kbbi.web.id/westernisasi
Huntington's, S. P. (2011). Clash of Civilizations. Harvard: Simon & Schuster.
Maran, R. (2006). Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sitanggang, R. (2014). Makalah Manusia dan Pandangan Hidup. Pemantangsiantar: Univeristas Islam Sumatera Utara.
Sulismadi, A. S. (2011). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Malang: Universitas Muhamadiyah Malang.



 

No comments:

Post a Comment

CONTOH SURAT LAMARAN PEKERJAAN

  Bogor , 08 Desember 2020 Hal                   : Lamaran Pekerjaan Lampiran          : 1 Berkas   Kepada Yth. .....................